"Jika masuk ke dalam tubuh, misalnya karena tertelan, senyawa ini akan menghambat kerja enzim. Akibatnya, pemanfaatan oksigen dalam jaringan terganggu. Organ yang sensitif terhadap kondisi kekurangan oksigen pun akan rusak. Yang paling krusial, tak lain otak. Kekurangan oksigen ini akan menyebabkan kejang, gangguan jantung dan pernafasan, dan bisa menyebabkan kematian jika kadarnya cukup tinggi," jelas Marina
"Jadi mana yang benar? Diracun? Dibacok kepalanya? Atau terbakar ?", tanya Hirate
"Ketiganya mungkin", gumam Yumiko
"Urutkan berdasarkan kronologi kejadiannya", seorang pria tinggi jangkung muncul. Dia adalah Takahiro Ueno, seorang Kapolda Fukuoka
"Kami masih dalam proses penyelidikan, Pak. Tersangka belum ditetapkan, kita belum bisa melakukan reka ulang kejadian", jelas Hirate
"Kinerja yang menyedihkan. Kalau tidak bisa membayangkan secara kronologis, paling tidak pakai intuisi kalian", cemoohnya
"Penyelidikan tidak bisa mengandalkan intuisi, kami bukan peramal. Semua harus pakai barang bukti", balas Yumiko dingin, ini diluar kehendaknya. Sebenarnya dia tak ingin berseteru dengan Takahiro Ueno, mengingat orang ini punya jabatan paling tinggi di kepolisian daerah
"Dan apa yang dilakukan forensik? Mencari penyebab kematian 2 orang saja tidak bisa ?", tanya Takahiro, Yumiko tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya
"Mungkin kasusnya bisa berbulan-bulan", gumam Hirate pelan dengan kepala tertunduk
"Aku tidak mengharapkan waktu selama itu, Hirate. Kau ingin kasus ini selesai berbulan-bulan? Untuk apa mengulur-ulur waktu? Kalau bisa diselesaikan sekarang, segeralah selesaikan! Polisi harus kerja cepat !", tukas Takahiro galak
"Apa dia kesini untuk memarahi kita ?", bisik Marina ke Yumiko
"Dan kau Matsuda. Kau bagian toksikologi kan? Menurutmu darimana racun sianida itu berasal ?", tanya Takahiro, sekarang dia duduk di meja
"Kemungkinan dari minuman-", gumam Marina canggung
"Minuman apa? Bukannya sianida juga racun tikus dan ikan? Kenapa kau yakin kalau itu berasal dari minuman ?"
"K-kami tidak tahu. Belum ditemukan-"
"Kalau begitu cepat temukan! Kembali ke TKP dan cari barang buktinya !"
"Mengusut kasus harus satu persatu. Tidak bisa dilakukan secara bersamaan, kasus penusukan Takagi belum tuntas tapi anda meminta kami menemukan bukti sianida nya", sahut Yumiko tajam, Takahiro menyipit menatapnya
"Itu tugas kalian selaku dokter. Harusnya kau sebagai kepala forensik bisa memanajemen anak buahmu, Seki. Lebih baik tuntaskan dulu pekerjaanmu sebelum mengkritikku", tukas Takahiro
"Anda tidak tahu pasti kejadiannya dilapangan, sehingg-"
"Oh yeah, aku memang tidak tahu. Tapi intuisiku mengatakan seb-"
"Kita tidak bisa mengandalkan intuisi begitu saja. Intuisi tidak selalu valid, bisa melenceng-"
"Seki, jangan memotong pembicaraan-"
"Anda duluan yang memotong"
"Menurutmu kenapa aku memperkerjakanmu disini? Harap diingat kau bekerja untuk instansi pemerintah. Lakukan saja perintah yang diberikan !", geram Takahiro sembari melototi Yumiko, dia lalu meninggalkan ruangan
Marina pulang, sementara Yumiko kembali ke kantornya dengan gusar
"Aku dengar kalian dimarahi oleh Ueno-san?", tanya Ozeki
KAMU SEDANG MEMBACA
Corpus Veritas
Science FictionSeki Yumiko adalah seorang wanita yang selalu sibuk dengan pekerjaannya, disisi lain dia juga harus menghadapi konflik rumah tangganya