Episode 18

1K 148 25
                                    

Happy Reading

Tekan ☆ sebelum membaca
Terima kasih

■■■

Jungkook datang lebih dulu di taman. Ia berkali-kali menghela napas panjang, sangat gugup. Ia melihat sekelilingnya, dan netranya melihat Eunha yang menuju ke arahnya.

Jungkook berdiri setelah melihat Eunha kini sudah ada di hadapannya.

"Hai," sapa Jungkook canggung.

Eunha tersenyum, "hai."

Eunha memperhatikan detail wajah Jungkook, entah kenapa ia merasa wajah Jungkook pucat seperti orang sakit.

"Ayo duduk," ajak Jungkook dan Eunha menurut.

Eunha khawatir, jadi dia memberanikan diri untuk mengecek suhu tubuh Jungkook. Ia tiba-tiba meletakkan punggung tangannya pada kening Jungkook. Seketika mata Eunha membulat, laki-laki itu demam.

"Oppa, kau sakit."

Jungkook tertawa gemas. Ia suka melihat Eunha khawatir seperti ini.

"Hanya demam biasa. Tapi karna aku sudah melihatmu, aku rasa demamnya akan sembuh."

"Tidak. Kita harus ke rumah sakit sekarang."

Eunha sudah meraih tangan Jungkook dan berancang-ancang ingin pergi, namun Jungkook menahannya.

"Di sini saja. Aku merindukanmu, Na-ya."

"Tapi kau sedang sakit dan di sini dingin."

"Ya sudah, ke rumahku saja."

"Oke itu lebih baik," putus Eunha.

Sesampainya di rumah Jungkook, Eunha menyuruh laki-laki itu istirahat di kamarnya, sedangkan Eunha membuatkan bubur. Orang tua dan kakak Jungkook sedang tidak di rumah, yang ada hanya beberapa asisten rumah tangga.

Selesai membuat bubur, Eunha masuk ke dalam kamar Jungkook. Ia melihat laki-laki itu tertidur.

"Oppa," panggil Eunha pelan.

Jumgkook membuka matanya dan tersenyum. Ia bangun dan menyandarkan tubuhnya.

"Ini makanlah," ujar Eunha.

"Suapi."

"Dasar bayi besar," rutuk Eunha, tapi ia tetap menyuapi kekasihnya itu.

"Jadi, apa yang mau kau bicarakan?" Tanya Jungkook setelah ia selesai makan dan minum obat.

"Nanti saja bicaranya, sekarang kau harus istirahat dulu," balas Eunha.

"Aku tidak sekarat Eunha, aku baik-baik saja. Aku hanya kelelahan selama seminggu ini."

Eunha menghela napas, "baiklah. Aku hanya ingin minta maaf, maaf karna mengabaikanmu saat kau pergi, maaf karna aku tidak memberi kabar dan tidak terbuka denganmu. Maafkan aku oppa. Dan selama seminggu ini, aku benar-benar merasa kehilangan seseorang."

Jungkook tersenyum, "kehilanganku maksudnya?"

Eunha berdecak sebal, "iya kehilangmmu! Jadi, jangan menjauh seperti ini lagi. Sudah cukup waktu seminggu intropeksi diri. Aku tidak mau lagi, itu hal yang menyebalkan yang pernah aku lakukan."

Jungkook tertawa, ia menarik hidung Eunha. Gemas.

"Jadi, bisa kau jujur tentang Hyunsoo? Siapa dia dan kenapa kau sampai mengacuhkanku?"

"Hyunsoo itu sahabat sekaligus cinta pertamaku. Dia orang yang aku suka dan kami menjalin hubungan saat di kelas 1, tapi dia tiba-tiba menghilang begitu saja tanpa kabar. Jadi, dia seperti menggantungkan hubungan kami. Lalu, saat hari keberangkatanmu, dia tiba-tiba datang ke rumah dan meminta maaf. Dia bilang, dia ingin memperbaiki semuanya makanya dia kembali. Setelah itu aku memaafkannya, tapi aku benar-benar sudah mengakhiri hubunganku dengannya oppa. Lalu, selama 2 minggu itu dia selalu menemaniku sebagai teman tidak lebih, dan perkara aku tidak sering mengabarimu itu karna aku bukan tipe orang yang suka memulai percakapan oppa. Dan aku sebenarnya sangat merindukanmu, tapi aku gengsi mengatakannya."

Jungkook tersenyum, "jadi kau gengsi??"

Eunha mengangguk, "iya."

Setelah itu Jungkook tertawa lepas. Sangat lucu, pikirnya.

"Tapi kenapa kau datang dengan muka jutekmu itu saat menjemputku? Apa kau mengenal Hyunsoo juga?" Tanya Eunha penasaran.

"Tidak. Aku tidak mengenalnya. Hm, kau masih ingat Nayeon?"

Eunha mengangguk.

"Dia mengirimku fotomu dengan Hyunsoo. Di situ aku masih berpikir bahwa itu mungkin sepupumu, tapi saat dia juga menjemputmu waktu itu, aku jadi sangat kesal."

Eunha mengangguk paham, ternyata ajhumma itu yang membuat semuamya jadi salah paham.

"Dasar wanita licik. Kau tahu kalau dia itu sebenarnya menyukaimu. Aissh, jika aku bertemu dengannya, aku pastikan wajahnya tidak akan terbentuk lagi!"

Jungkook lagi-lagi tertawa.

"Jadi....kita baikan?"

Eunha mengangguk semangat, "yaaa...aku tidak mau kau marah-marah lagi."

"Aku tidak marah Na-ya."

"Iya tidak marah. Tapi aura dinginmu itu menyeramkan oppa. Aku baru pertama kali melihatmu seperti itu."

"Yaa asal kau tidak berulah," balas Jungkook.

"Aku juga akan marah jika kau berulah oppa!"

Jungkook terkekeh, "baiklah nona Jeon."

Jungkook menarik Eunha ke dalam pelukannya, mengecup lama pucuk kepala Eunha. Ia sangat merindukan gadis mungil ini.

"Aku mencintaimu."

Eunha tersenyum, "aku juga mencintaimu Jeon Jungkook."

"Eoh, kau berani memanggil namaku saja?"

Eunha tertawa. Posisi mereka masih berpelukan.

"Aku mencintaimu Jungkook oppa."

"Aku juga."

■■■

Fix sih ini bakalan tamat di chapter 20😂😂

Soalnya dari awal aku gamau buat konflik berat karna ini cerita pertama setelah aku hiatus terus dari wp....publish hapus publih hapus terus aku sejak dulu.

Sooo kemungkinan besok atau lusa aku update lagiiii

Oh iya maaf kalau cerita ini agak2 kurang memuaskan yaa....tau aja kan kadang kalau dpt ide yaa ngalir aja....tp kadang juga sering buntu kalau nulis...so dimaklumi aja yaaa ceunah😂😂

Oh iya aku mo nanya, kalian lebih suka bahasa baku or nggak??

Okeeee....jangan lupa voment gaessss

Babayy...annyeonggg

Rich Boyfriend✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang