⚠️PART MASIH LENGKAP YO⚠️
⚠️AWAS BUAT READERS CANDU K-3 KALINYA⚠️
~Kisah siswa most wanted terkenal barbar dan siswi dengan julukan "buluk" terkenal dengan wajah datarnya.~
"Syaratnya kakak harus rajin sholat,gak lagi bolos sekolah,merokok apalagi t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dalam permusuhan sekecil apapun kebaikan akan diabaikan, sedangkan dalam pertemanan sekecil apapun kebaikan akan dihargai."
~Inara Naziya Izzati~
• •
🍁HAPPY READING🍁
Di ruang keluarga terlihat kakak adik sedang menonton suatu acara, hingga suara abi mereka membuyarkannya dan duduk bersama mereka di sofa panjang. Di sela mereka menonton sang abi membuka pembicaraan pada kedua anaknya.
"Malam minggu kalian free kan?" tanya sang abi.
"Aku free bi." ucap sang Putra sambil memasukan camilan ke mulutnya.
"Aku juga bi." timpal sang adik.
"Berarti besok malam kalian ikut abi ke acara sahabat abi ya." ujar sang abi sambil mengusap kepala kedua anaknya.
"Bi Devan males kalau datang acara bisnis gitu, Inara ajalah ya bi yang ikut." jelas Devan.
"Bukan acara bisnis Van,ini semacam ulang tahun perusahaan teman abi." jelas Dimas.
"Ya tapi pasti ujung-ujungnya bahas bisnis bi." ujar Devan.
"Kamu penerus perusahaan keluarga kita,jadi harus terbiasa mendatangi acara-acara seperti itu." jelas Dimas sambil menepuk bahu sang putra.
"Iya ya baiklah abi." ujar Devan pasrah tidak mau memperpanjang lagi dan sang abi tersenyum senang.
"Nih kaya putri abi, gak pernah nolak kalau di ajak abi." ujar Dimas mencubit gemas pipi sang putri.
"Sakit bi." ucap Inara sambil mengelus pipinya.
"Yaudah abi mau istirahat,kalian jangan tidur malam-malam." ujar Dimas mengingatkan dan beranjak dari duduknya.
Setelah sang abi pergi, Devan langsung mendekati Inara sedangkan sang adik menatapnya bingung.
"Kamu tadi kemana dulu,hmm?" tanya Devan mendekati wajahnya ke wajah sang adik.
Inara yang merasa risih langsung mendorong wajah sang kakak dengan telapak tangannya.
"Biasa aku ke makam kak Faiz dulu kak." jawab Inara pada sang kakak yang sebelumnya telah menceritakan mengenai Faiz, meski sebenarnya ia tidak ingin sang kakak mengetahuinya namun karena kejadian sang kakak memukuli Parsa di taman sekolahnya dulu terpaksa ceritanya merambat ke kisahnya dengan Faiz.
"Ya allah setianya adikku ini sampai setiap hari ngapelin kuburan." ujar Devan mengelus puncak kepala sang adik,meski dibenaknya merasa bersalah pada perubahan sikap sang adik yang dulu sangat ceria menjadi dingin karena ia juga termasuk penyebabnya dan Devan juga sedih melihat sang adik yang terlihat belum bisa melupakan kakak dari musuhnya itu.