🍁23🍁

3.9K 342 7
                                    

"Ketika kehilangan menerpa hal tersulit ialah berpaling dari sebuah kebiasaan yang biasa dilakukan bersama setiap waktunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketika kehilangan menerpa hal tersulit ialah berpaling dari sebuah kebiasaan yang biasa dilakukan bersama setiap waktunya."


🍁HAPPY READING🍁

Suara bel pulang sekolah terdengar para siswa-siswi berhamburan dari berbagai kelas. Begitu pun kelas Inara sudah selesai kegiatan berdoa, siswa-siswinya cepat-cepat keluar kelas.

Sedangkan Inara dan Zian masih betah di bangku, mereka memilih menunggu beberapa menit sebab mereka tau pasti di parkiran sangat ramai dengan siswa-siswi lainnya.

Merasa sepi Zian pun membuka pembicaraan dengan Inara, ia menanyakan jawaban Inara yang dimintai mamahnya untuk main ke rumahnya sekaligus masak bersama sama mamah. Inara pun mengatakan bahwa dirinya sudah di ijinkan oleh abi dan kakaknya.

Zian pun mengajak Inara untuk keluar kelas sekarang, ia rasa parkiran sudah mulai sepi. Mereka berjalan berdampingan namun berjarak menuju parkiran. Hingga seseorang tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah Inara.

"Ara pulang bareng yuk." ajak kakak kelasnya siapa lagi kalau bukan Parsa yang tidak pernah menyerah mengajak Inara pulang bersamanya.

Baru saja Inara membuka mulut tapi laki-laki disampingnya sudah menjawab ajakkan Parsa.

"Sorry Ina pulang sama gue." jawab Zian.

"Gue nanya sama Inara ya bukan lu." ujar Parsa ketus.

"Lu gak punya telinga,hah? Gue sering ngingetin lu jangan pernah dekatin adik gue lagi." ujar seseorang dari belakang Parsa yang tak lain ialah Devan.

"Kak." ucap Inara sungguh ia tidak ingin ada pertengkaran lagi antara sang kakak dan kakak kelasnya itu.

"Gue udah minta maaf sama Ara dan dia udah maafin gue Van. Lu masih anggap gue musuh lu Van?" tanya Parsa pada Devan yang menatapnya tajam.

"Iya bagi gue lu akan selalu jadi musuh gue, jadi jangan berharap gue ngizinin lu dekatin adik gue lagi." ujar Devan menarik kerah seragam Parsa.

"Kak Devan hentikan." pinta Inara memegang bahu sang kakak agar Devan tidak berbuat lebih pada kakak kelasnya itu.

Devan pun melepaskan cengkramannya dan mendengus kesal karena mendengar perkataan adiknya.

"Kak Parsa maaf aku gak bisa pulang bareng soalnya aku sudah ada janji dengan mamahnya Zian."  jelas Inara.

Parsa yang mendengar penjelasan Inara langsung menatap sinis laki-laki berwajah datar di belakang Inara.

"Ayo Ina." ajak Zian.

"Kak Devan kita duluan." pamit Zian pada Devan membawa sang adik.

"Iya kalian hati-hati." ujar Devan menepuk bahu Zian.

MISS SWEET BLACK (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang