MYM #12

1K 88 7
                                    

Happy reading!!

Kakashi berhasil menghindar dari kunai dengan kertas peledak tersebut, sayangnya ia kehilangan Sakura.

Kakashi yakin yang datang tadi sama dengan perempuan yang menyerang Sakura di rumah sakit, ia segera berlari mencari keberadaan Sakura.

----------

"Hiroshito-san kau salah paham, itu--"

"Kau berbohong!" Ucap Takuya sambil merogoh pisau di kantung celananya dan segera ia arahkan ke depan wajah Sakura.

"Lebih baik kau tidak usah mengangguku untuk membunuh gadis itu!" Setelah ucapan Maiko selesai ia menusuk Takuya dengan tepat di jantungnya.

"A-azumi?!" Takuya mengeluarkan banyak darah pada mulutnya.

"Selesai sudah sandiwaraku ini, aku bukan Azumi lagipula. Dia sudah mati ke alam baka." Ucap Maiko yang diakhiri tawa.

"Hiroshito-san?!" Ujar Sakura sambil berusaha mengobatinya.

"Percuma, dia sudah mati sebentar lagi dia menyusul anaknya yang menyusahkan itu!"

Segera saja Maiko menendang Sakura. Sakura terpental cukup jauh, sebelum ia menabrak pohon Kakashi menangkap tubuh Sakura.

"Yokatta, tepat waktu!" Ucap Kakashi dengan napas tersengal-sengal.

"Bukankah dia Azumi?!" Ucap Kakashi terkejut yang dibalas gelengan kepala oleh Sakura.

"Dia adalah Maiko peniru ulung di Negara Api." Jelas Sakura.

----------

Maiko melempar ratusan bahkan ribuan kunai dengan kertas peledak ke arah Kakashi dan Sakura.

"Doton: Doryuheki."

Kakashi menahan lemparan kunai dengan kertas peledak itu dengan dinding dari tanah yang berbentuk kepala ninken.

Selagi Kakashi menahan serangan itu, ia memikirkan strategi.

"Sakura, pukul tanah di bawah kita. Aku punya ide!"

"SHANAROO!"

Sakura memukul tanah di bawah mereka, selagi Sakura memukul Kakashi membuat bushin yang salah satu bushinnya berubah menjadi Sakura.

Kakashi berupaya mengecoh Maiko dengan bushin, ia tau ini adalah cara lama. Tetapi, kemungkinan besar akan berhasil--itulah yang dipikirkan oleh Kakashi.

"Wah, menyerang dari depan heh?" Ucap Maiko dengan smirk.

"Nani?! Bushin? Dimana tubuh asli mereka?"

Kakashi menarik kaki Maiko dari bawah tanah yang dibuat Sakura dari pukulannya.

Lalu dengan cepat Sakura menyerang dari belakang Maiko.

Maiko terpental cukup jauh hingga menabrak tembok, Kakashi tau tanpa sharingannya untuk jarak pandang menggunakan raikiri sangatlah sedikit.

Kakashi me-raikiri Maiko tepat pada jantungnya. Setelah Kakashi membunuh Maiko, ia tidak sadarkan diri.

---------

Kakashi's pov

"Kakashi, aku mencintaimu!" Ucap Rin setelah Kakashi menabrak Rin dengan raikiri-nya.

Aku terbangun dari mimpi burukku lagi, kepalaku sakit sekali. Mimpi ini tidak berbeda dengan mimpiku sebelum-belumnya.

'Aku berada dimana? Sudah jam berapa?'

Aku menggulirkan mataku ini sudah malam. Aku melihat murid pink ku yang tertidur disampingku dengan pakaian yang lusuh yang mungkin belum ia ganti dari pertarungan melawan perempuan itu.

Pakaian yang ku kenakan adalah pakaian khas orang-orang yang dirawat di rumah sakit.

Mimpi itu masih menghantuiku, entah mengapa setiap terbangun dari mimpi burukku emosiku seakan tidak terkendali--sialan!

Aku perlahan bergerak turun dari ranjang agar tidak membangunkan Sakura.

"Sensei?" Tanyanya sambil mengucek matanya.

"Sakura? Maaf membangunkanmu." Ucapku sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal. Aku sedikit meringis mata kiriku sakit bahkan aku belum mendapatkan mata transplantasi.

"Sensei, jangan bergerak aku yakin matamu sakit." Ucapnya sambil menarikku duduk kembali di atas ranjang, lalu ia mengeluarkan chakra dengan pendar hijau di mataku.

Murid pink-ku ini begitu serius saat mengobati mataku, entah mengapa mukanya yang serius dengan sedikit pipi kemerahannya terlihat lucu dipikiranku sehingga membuatku terkekeh melihatnya. Dengan pelan-pelan aku mendekatkan tanganku ke arah wajahnya lalu mengelusnya.

"Sensei?!" Ucapnya terkejut lalu menjauhkan dirinya dariku, mukanya sudah memerah.

'Apa aku sudah melakukan kesalahan?!' Batinku.

----------
Normal's pov

Muka Sakura memerah semerah tomat.

'Shannaroo!!'

"Go-gomen Sakura-chan." Ucap Kakashi sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ti-tidak apa-apa sensei, a-aku me-menyukainya k-kok."

Tok...tok...tok

Kakashi baru saja ingin menanyakan maksud dari Sakura langsung mengurungkan niatnya saat mendengar suara ketukan pintu.

"My rival!!" Ucap Gai langsung memeluk erat rivalnya itu.

"Gai, mattaku aku bisa mati jika kau memelukku terlalu kencang." Ucap Kakashi dengan muka yang memerah.

"Ha ha ha, aku terlalu senang karna rivalku sudah bangun dari tidur panjangmu."

"Memangnya aku tertidur berapa lama?"

"Kau tertidur seharian," ucap Gai.

Brakk

"SAKURA-CHAN!!" Teriak Naruto dari depan pintu.

"Naruto no baka!" Ucap Sakura sembari memukul kepala Naruto.

"Kau terlalu berisik, pasti kau akan membangunkan pasien yang lainnya." Ucap Sakura.

"Kakashi-sensei, yokatta kau sudah bangun."

"Terima kasih, Naruto. Ada apa kau teriak-teriak ke ruanganku?"

"Aku ingin meminjam Sakura ya sensei, jaa ne." Ucap Naruto sambil menarik Sakura keluar.

'Kenapa harus bilang padaku?' Batin Kakashi.

"Kakashi, sepertinya Sakura memiliki perasaan padamu," ucap Gai setelah Sakura dan Naruto telah pergi.

"Tidak mungkin, dia hanya muridku dan aku gurunya. Tidak seharusnya kan murid mempunyai perasaan pada gurunya sendiri?" Ketus Kakashi.

"Kalau tidak mungkin, kenapa ia tidak mau makan seharian kalau kau belum sadar?"

TBC

Jangan lupa saran, kritik dan vote nya.

Sampai jumpa di next chapternya✊

Salam hangat,
Icechan

Bubay💙

















Make You MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang