MYM #18

1.2K 66 13
                                    

Kakashi mengajak Sakura untuk makan di taman dekat rumah sakit, di bawah pohon yang rindang mereka duduk berdua dengan canggung.

"Kau tidak mau makan?" Kakashi mencoba mencairkan suasana yang begitu dingin antara dirinya dan Sakura.

"I-iya." Sakura sedikit mengerjap. Ia pun membuka bentonya dan mulai menyuapi dengan sumpit ke dalam mulutnya.

"A-aku tau kau masih kesal, soal kejadian waktu itu Saku. Tapi aku sungguh tidak bermaksud untuk mengatakan itu padamu." Ucap Kakashi.

Sungguh Kakashi takut jika Sakura tidak memaafkannya, ia tau kesalahannya cukup besar melukai hati seseorang yang ingin di lindunginya itu.

"Maaf." Bisik Kakashi.

Sakura masih berdiam, ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Kakashi padanya. Sungguh demi Kami-Sama Sakura sungguh ingin teriak dan memeluk Kakashi sekarang.

"A-aku tau kau tidak mudah memaafkan aku, kar--"

"Sensei kau terlalu banyak bicara, aku jadi tidak bisa berpikir untuk memaafkanmu atau tidak."

"Gomen."

"Aku memaafkanmu sensei, lagipula itu kejadian sudah lama sekali." Sakura merapihkan bentonya lalu bangkit dari tempat duduknya.

Walau dimaafkan, perlakuan Sakura yang ingin beranjak pergi malah membuat rasa bersalahnya kian memuncak. Tentu saja Sakura marah dengan perlakuannya itu.

Segera saja Kakashi menahan tangan Sakura yang beranjak ingin pergi.

"Beri aku kesempatan Sakura, untuk memperbaiki semuanya. Aku mohon,"

Sakura membeku karna ucapan dari Kakashi. Lidahnya kelu untuk berbicara, Sakura harus menjawab apa?

"Sensei, tidak enak kalau orang lain melihatnya." Ucap Sakura seraya menurunkan tangan Kakashi dari pergelangannya.

"Kumohon Sakura biarkan aku memperbaikinya."

"Kalau kau mau memperbaikinya silahkan."

Setelah mendengar ucapan dari Sakura, Kakashi tersenyum dibalik maskernya itu.

----------

"Jidat, kau gila?! Kenapa kau langsung memaafkannya saja!" Ucap Ino seraya membereskan bunganya yang hancur akibat curhatan sahabatnya itu.

"Aku tidak mungkin, tidak memaafkannya Ino. Memandang matanya saja aku tidak sanggup."

"Kutebak kau masih mencintainya, padahal kau sudah pergi dari Konoha selama 3 tahun. Apa kau tidak bertemu dengan pria tampan diluar sana?" Ucap Ino kesal.

"Aku mencintainya, pig!"

Setelah mendengar pernyataan dari Sakura, Ino memperagakan orang yang sedang muntah.

"Kau bahkan belum melihat wajah dibalik maskernya itu, bagaimana kalau ternyata wajah asli Kakashi sensei jelek?"

"Aku mencintai apa adanya." Ucap Sakura seraya menjulurkan lidahnya kearah Ino.

"Terserah kau saja." Ucap Ino pasrah.

"Pig, bawakan aku akasia kuning."

"Kau mau melakukan ritual itu lagi ya?" Tebak Ino.

"Itu bukan ritual Ino!" Ketus Sakura.

Ino yang mendengar nada bicara Sakura langsung terkekeh.

"Aku pergi dulu pig, jaa ne." Ucap Sakura seraya melambaikan tangan.

"Semoga kali ini, kau berhasil jidat." Bisik Ino.

----------

"Rokudaime-sama, kau sudah bisa pulang nanti sisanya biarkan aku yang mengerjakan." Ucap Shikamaru setelah melihat keadaan Hokage ke-6 itu. Bahkan Kakashi sudah tidak sadar dipanggil Rokudaime oleh shikamaru.

Karna efek kelelahan dari tumpukan berkas dan juga pembicaraan dirinya dan Sakura, membuat energinya semakin terkuras.

"Arigatou, Shikamaru. Aku berhutang padamu lagi." Ucap Kakashi sambil tersenyum.

Poof

Kakashi pun menghilang dari hadapan Shikamaru.

"Mendokusai, walaupun begitu tapi aku membutuhkan uangnya untuk menikahi Temari." Ucap Shikamaru seraya menyusun berkas itu untuk kembali dikerjakan.

----------

Saat Kakashi kembali dari gedung hokage, ia melihat bunga akasia kuning itu tergeletak tepat di depan pintu rumahnya. Kakashi sudah tau siapa yang mengiriminya bunga ini hampir setiap hari.

Rasanya ingin sekali Kakashi memergoki Sakura yang sedang menaruh bunga ini di depan pintunya. Kakashi selalu menantikan reaksi dari wajah Sakura yang pasti amat lucu.

Segera saja Kakashi mengambil bunga itu dan menaruh bunga pemberian Sakura di dalam vas yang berisi banyak bunga serupa yang sudah layu.

Kakashi tersenyum memandangi vas bunga itu, ia sadar sudah jatuh ke dalam pesona gadis bermata giok itu. Setelah berpisah dengan gadis itu selama 3 tahun membuatnya sadar, apalagi kata-kata yang diberi Gai saat itu membuatnya menyadari perasaannya kepada gadis itu.

"Nee, Kakashi bagaimana kalau saat gadis itu kembali dia sudah membawa pacar?"

Kakashi yang mendengar kata-kata Gai hanya terpaku diam. Dalam pikiran ia bersyukur kalau gadis pink itu sudah menemukan laki-laki lain selain dirinya. Tetapi, hati kecilnya jelas menolak kalau gadis itu sudah tidak menyukainya.

"Aku akan mendukungnya jika dia punya pacar, lagipula aku hanya mantan sensei nya apa yang diharapkan?" Ucap Kakashi yang bertolak belakang dengan hatinya.

"Cinta tidak memandang itu, kalau kau suka padanya berterus terang saja. Aku tau kau masih memikirkan Rin, tapi tenanglah kuyakin Rin sudah menikah dengan Obito di atas sana." Ucap Gai seraya menunjuk langit biru di atas sana.

Kata-kata itu berhasil menyadarkan Kakashi yang ternyata diam-diam juga menyukai mantan muridnya itu.

Apakah Sakura mau dengan seorang pria yang pernah menyakiti hatinya itu?

TBC

Maaf guys baru balik lagi ke wattpad huhu:'

Semoga kalian suka dengan cerita ini ya!

Salam hangat,
Icechan_

Make You MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang