9

8.5K 415 4
                                    

3 hari berlalu sejak kejadian kecalakaan dheya, pagi ini dheya sudah bisa bersekolah lagi. Tetapi kali ini dia akan menggunakan angkot untuk berangkat, sangat disayangkan, tetapi dia juga tidak mau terjadi apa-apa dengan janinnya. Sebisa mungkin dia akan menjaga janin tersebut.

Hari ini jadwal dikelas dheya olahraga, semua orang dikelas dheya berbondong bondong pergi ke lapangan.

"Dhe lo beneran mau ikut olahraga? Muka lo pucet gitu." Tanya Raisa saat mereka sedang berjalan dikoridor menuju lapangan.

"Sayang kalo nggak ikut Sa. Aku nggak kenapa-napa kok."

"Yaudah deh." Pasrah raisa.

"Anak- anak sebelum olahraga. Kalian lari lapangan 3 kali." Intruksi guru olahraga.

"Iya pak." Ucap Siswa siswi lalu mereka segera berlari mengelilingi lapangan yang sangat luas.

1 putaran, dheya masih bisa berjalan. Walaupun kepalanya sedikit pusing.

2 putaran, dheya mulai pucat dengan nafas tersenggal senggal.

Brukk

"Yaallah dheya." Ucap Raisa kaget saat melihat dheya pingsan.

Tak lama banyak anak-anak yang mengerubungi dheya. Dan membawanya ke UKS.

Setelah sampai di UKS, segera saja dheya diperiksa dokter yang memang bertugas di SMA Garuda.

"Bagaimana kondosinya dok?" Tanya bu indah selaku wali kelas.

Dokter tersebut menghela nafas "Dia tengah mengandung bu. Usia kandungannya 3 minggu."

Bu indah dan Raisa yang sedang menemani dheya pun terkejut.

"Salah periksa kali dokter. Mana mungkin sahabat saya hamil." Bantah Raisa.

"Tidak. Dia memang sedang mengandung."

Raisa lagi-lagi tak bisa mendeskripsikan raut wajahnya.

"Kalau begitu saya permisi."

"Iya dok."

"Em raisa. Nanti kalau dheya sudah siuman. Suruh dia ke ruangan saya ya."

Raisa mengangguk "Iya bu."

Lalu bu indah segera keluar dari ruang UKS. Raisa menghampiri ranjang dheya dan wajah damai dheya yang belum siuman. Tak lama tangan dheya bergerak dan dheya mencoba membuka matanya.

"Engh. Sa? Kok aku bisa disini?." Tanya Dheya pelan.

Raisa tak menjawab

"Lo hamil?." Tanya Raisa tak menggubris ucapan dheya.

Dheya menegang. "Kamu tau?."

Raisa tersenyum masam "Dan lo sembunyiin ini dari gue?."

"Sekarang gue minta penjelasan dari lo." Tekan Raisa.

"Nggak ada tapi-tapi an." Sambung-nya.

Dheya menghela nafas berat. Ini sudah pasti akan terjadi. Dan dia sudah dipastikan akan dikeluarkan dari sekolah.

"Waktu itu aku datang ke pesta sweet seventeen kamu. Awalnya semua baik-baik saja. Tapi saat aku mau pulang tangan aku ditarik seseorang, dan orang itu mabuk. Orang itu membawaku ke salah satu kamar hotel, disitu aku udah nolak, aku udah berontak, aku udah mencoba kabur tapi nggak bisa. Dia tetap paksa aku. Dan ya kita ngelakuin itu." Jelas Dheya sambil menatap kedepan kosong.

"Terus?."

"1 bulan berlalu semenjak kejadian itu. Aku udah bisa menerima takdir, tapi apa? Aku dinyatakan positif hamil, dan parahnya orang itu nggak mau tanggung jawab. Tapi dia malah sebut aku jalang, dan anak ini dia bilang dia anak haram."

I'M PREGNANT  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang