14

10.3K 536 13
                                    

Raisa memandang sebuah amplop di hadapannya, dia mendapat kabar bahwa abang sepupunya sudah pulang dari Amerika, dan sekarang giliran tugasnya untuk menyerahkan amplop tersebut kepada pemiliknya.

Dengan segera Raisa bersiap-siap untuk pergi ke rumah Keanno.

Setelah selesai, dia segera pamit kepada Maminya dan diantar sopir ke kediaman Vino, Papa Keanno.

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, Raisa segera turun dan memencet bel yang tersedia.

"Eh non Raisa? silahkan masuk non." Ucap asisten rumah tangga.

"Iya bi. Bang Kean-nya ada?."

"Tuan muda Keanno sedang tidur non."

"Mama Widya?."

"Nyonya pergi arisan non."

"Oke bi." Ucap Raisa lalu segera melangkahkan kakinya ke kamar Keanno.

Tok tok tok

"Masuk." Terdengar suara Keanno dari dalam.

Ceklek

"Raisa." Ucap Keanno.

"Hai bang. Gimana kabarnya?." Tanya Raisa basi-basi.

"Kabar abang baik. Tumben kesini?."

Raisa membuka tas slempangnya lalu mengeluarkan amplop berwarna coklat.

"Raisa kan udah janji kalau abang pulang Raisa bakal kasih sesuatu." Ucap Raisa.

Keanno mengernyit lalu mengangguk kaku "Itu apa?."

"Raisa enggak berhak tau. Abang buka sendiri. Raisa mau pulang. Kalau ada apa-apa tentang surat tersebut abang hubungin Raisa ya." Ucap Raisa sebelum meninggalkan Keanno dikamar Keanno sendiri.

Keanno mengambil amplop tersebut lalu mulai membukanya. Lalu Keanno membaca surat tersebut.

•••

From Dheya

Hai kak. Eh assalamulaikum kak.

Kakak gimana kabarnya? Dheya harap semoga baik.
Dheya minta maaf kalau selama ini menyusahkan Kakak. Dheya minta maaf kalau selama ini kehadiran Dheya mengganggu hidup kakak. Dheya cuma mau bilang kalau Dheya beneran hamil anak kakak, Iya anak Kak Keanno. Dia darah daging kakak.

Asal kakak tau, hidup Dheya sudah hancur saat kakak ambil harta berhargaku, tapi aku mencoba tegar, karena hidup enggak stay disitu, tetapi apa? Dheya dinyatakan positif hamil. Dheya sedih, Dheya marah, Dheya kecewa sama diri Dheya sendiri. Hidup Dheya hancur, hati Dheya sakit, apalagi saat Kakak menolak kehadiran bayi ini. Dheya harus kemana? Dheya harus kemana untuk berlindung? Dheya enggak punya bahu untuk bersandar.

Dengan seenaknya Kakak bilang aku perempuan murahan yang hanya mau harta keluarga kakak saja, Dheya mau tanya. Selama ini Dheya pernah meminta uang sepeserpun? Enggak! Dan yang bikin Dheya sangat amat kecewa Kakak dengan santai ngomong kalau anak ini anak haram. Hati ibu mana yang nggak sakit saat anaknya dibilang anak haram?

Dheya pemit sama kakak lewat surat ini, mungkin takdir kita memang begini, untuk masalah anak. Kakak enggak perlu khawatir Dheya enggak gugurin kok, Kakak juga engga perlu khawatir Dheya enggak akan usik kehidupan kakak. Kakak jaga kesehatan ya. Oiya Dheya juga mau bilang kalau Dheya suka sama kakak udah lama. Oke itu aja. Semoga kita dipertemukan dengan keadaan yang sudah berbeda, Kakak jangan lupa bahagia!

I'M PREGNANT  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang