17

10K 438 40
                                    

Dheya dan Rini disibukkan dengan banyak nya pelanggan siang ini.

"Zio enggak kakak jemput?." Tanya Rini disela kesibukan-nya.

Dheya menepuk keningnya "Yaallah aku lupa Rin."

Lalu Dheya melihat jam tangan di dinding dan sekarang jam 10 kurang 10 menit, dengan cepat Dheya mengambil tas slempangnya lalu segera berpamitan kepada Nenek Yati.

"Nek Dheya mau jemput Zio dulu. Rin kamu terusin buket ini ya, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Ucap Rini dan Nenek Yati.

Dheya melajukan motor meticnya sedikit cepat lalu tak lama dia sampai, semua siswa-siswi mungkin sudah pulang terbukti dari sedikitnya orang yang masih berada disekolah tersebut dan dia melihat Zio yang sedang duduk sendirian.

"Zio." Panggil Dheya menghampiri putranya.

"Bunda."

"Maaf ya sayang bunda telat jemput Zio." Ucap Dheya.

Zio mengangguk kecil.

"Zio udah lama nunggu? Zio nunggu sama siapa sayang?." Ucap Dheya.

Zio menggeleng "Zio enggak punya teman bun, teman teman enggak suka sama Zio, katanya Zio enggak punya ayah."

Dheya temurung "Zio punya ayah kok nak."

"Tapi ayah enggak pulang bun, ayah kemana?"

"Ayah lagi kerja jauh, mau cari uang buat Zio sama bunda, buat beli mainannya Zio." Ucap Dheya.

"Zio enggak mau mainan, Zio mau ayah pulang." Ucap Zio.

Dheya tersenyum "Iya, pasti ayah nanti pulang."

"Zio malah, Zio suka diejek teman teman." Ucap Zio dengan raut wajah sedih.

"Kita maafin mereka nak, jangan jadi orang pendendam, dan Zio punya ayah."

"Iya bunda."

"Yaudah yuk kita ke toko, kasihan kak Rini enggak ada yang bantuin." Ucap Dheya.

....

"Permisi." Ucap Seseorang memasuki toko bunga milik Nenek Yati.

"Bapak yang pesan bunga mawar putih tadi pagi? sebentar pak." Ucap Dheya.

Pemuda bernama Devan tersebut mengangguk.

"Ini biaya nya." Ucap Devan sambil menyodorkan kartu ATM.

Dheya mengangguk "Iya pak, Terima kasih. Semoga suka."

Devan mengangguk lalu berbalik.

Bruk

"Aws." Ringis Zio yang terjatuh ke lantai.

Saat Devan berbalik, Zio berlari menghampiri Dheya, tetapi Zio tak melihat jika ada Devan.

"Hei, tidak apa-apa?" Tanya Devan sambil berjongkok membantu Zio membersihkan lututZio.

"Yaallah Zio, lain kali jangan lari-lari." Ucap Dheya tegas.

Zio menunduk "Maaf om, bun, Zio salah."

Devan mengacak acak rambut Zio "Hei tak apa-apa, yang terpenting kamu nggakpapa kan? dan lain kali hati-hati boy."

Zio mengangkat kepalanya dan mengangguk antusias.

"Maaf ya Pak atas kecerobohan putra saya." Ucap Dheya sambil menundukkan kepala.

"Devan, panggil Devan, saya tidak setua itu. Dia anak kamu?." Ucap Devan.

"Iya Pak e-eh Devan. Saya Dheya, bunda nya Zio."

I'M PREGNANT  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang