24

13.1K 571 93
                                    

Dheya memasuki toko diikuti Keanno dan Dev, lalu Dheya mengambil kotak obat dan mulai mengobati keduanya.

Keanno melirik sinis Devan, Devan pun sebaliknya.

"Ck mending kalian pulang deh daripada bikin rusuh!."

"Gak." Ucap Keanno dan Devan serentak.

"Yaudah makanya jangan berantem."

"Dia bener ayah kandung Zio Dhe?." Tanya Devan.

Dheya mengangguk ragu, Keanno yang melihat Dheya mengangguk tersenyum remeh kepada Devan.

Devan tersenyum kikuk lalu keadaan menjadi hening antara ketiga orang dewasa tersebut.

"Lo gak pulang? sana pulang!" Suruh Keanno tak tahan.

"Siapa lo nyuruh-nyuruh." Ucap Devan yang mulai tidak menggunakan bahasa formal.

"Ini toko bunga milik nenek gue, gue berhak dong." Ucap Keanno sombong.

"Gak usah didengerin Dev." Sela Dheya karna muak dengan kesombongan Keanno.

"Dhe." Gumam Keanno.

"Ck udahlah kalau kalian masih mau disini diem jangan berantem awas aja, aku mau kerja." Ucap Dheya yang langsung diangguki kedua pria tersebut.

Dheya tersenyum puas lalu segera pergi kembali melakukan pekerjaannya.

Sedangkan kedua pria tersebut saling melirik sinis satu sama lain tetapi tak ada yang berani adu mulut, bisa-bisa diusir Dheya!.

Setelah kedua pria tersebut berdiam diri dan menyibukkan diri 2 jam dengan bermain handphone, Dheya datang "Aku mau jemput Zio."

"Ayo."

"Sama aku Dhe." Ucap kedua pria tersebut bebarengan.

"Gak kalian disini!"

Keanno dan Devan saling pandang degan tatapan sinis.

"Udahlah kalian disini aja." Ucap Dheya.

"Biar aku aja kak yang jemput Zio." Ucap Rini.

Dheya menghela nafas panjang "Yaudah kakak minta tolong ya jemput Zio."

"Beres kak."

Setelah kepergian Rini, keadaan menjadi hening tetapi dering handphone milik Devan memecah keheningan tersebut.

"Hallo."

"....."

"Sekarang?."

"....."

"Baiklah saya akan segera kesana."

Devan menutup panggilan tersebut lalu menatap Dheya "Dhe aku ada operasi darurat, aku pergi dulu ya, besok-besok aku kesini lagi."

Dheya mengangguk "Iya, hati-hati dijalan."

Devan tersenyum tipis dan mengacak-acak rambut Dheya sebelum pergi.

Setelah kepergian Devan, Dheya segera melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Keanno membututi Dheya dari belakang.

Dheya menoleh "Kamu nggak duduk aja?."

Keanno menggelengkan kepalanya.

Dheya mengendikkan bahu.

Tak lama suara bel terdengar.

Dheya berjalan kedepan dapat dilihat ada 2 orang paruh baya seperti sepasang suami istri dengan 1 pria dewasa.

"Ada yang bisa saya bantu?." Tanya Dheya.

I'M PREGNANT  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang