"Karin itu adiknya Noa!"
Mendengar kalimat itu, membuat mereka terkejut bukan main. Akhirnya TREAZ memutuskan untuk menjauhkan Karin dari Vasya. Bagaimanapun caranya.
Setelah selesai berdiskusi, mereka membubarkan diri masing-masing. Ada yang ke kantin, kelas, dan kembali ke urusan masing-masing. Tak lupa dengan Travis yang harus menemui Vasya di rooftop.
"Ca? Udah lama?" tanya Travis, mendapati Vasya duduk disofa usang yang ada di rooftop. Vasya menoleh,
"Engga kok, baru aja.."
"Kenapa?" kini Travis duduk disamping Vasya.
"Ada yang perlu aku omongin," Vasya tak melanjutkan kalimatnya. Travis hanya menatapnya bingung.
Vasya terus teringat obrolannya dengan Karin saat di kelas.
Flashback
Vasya tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Ia menceritakan tentang kedua orang tuanya yang ingin berpisah.
"Udah, udah." Karin mengelus punggung Vasya,
"Gue harus gimana rin... Huaa.. Hikss," tangis Vasya semakin pecah.
"Eh, eh, kok makin nangis sih." Karin gelagapan,
"Gue tau syaa lo sedih, setiap pertemuan pasti akan menemui perpisahan. Setiap hubungan akan ada akhirnya, entah berpisah secara nyata atau tidak." ujar Karin, suara isakan Vasya tiba-tiba hilang. Vasya menatap Karin serius.
"Gue tau ini berat sya, gue juga pernah ada di posisi lu. Bahkan itu perpisahan untuk selamanya." mata Karin kini berkaca-kaca,
"Gue ga paham,"
Karin menghela napas.
"Kedua orang tua gue udah ga," lirih Karin.
"Huaa maaf, gue gatau.." Vasya langsung memeluk Karin,
"Lebih tepatnya dibunuh."
"Kalo lo belum bisa cerita sekarang, gapapa kok rin." ucap Vasya,
"Gue cerita sekarang aja. Tepatnya saat gue umur 8 tahun, dihari itu gua bangun tidur seperti biasa dan turun buat sarapan. Di meja makan gue nemuin ayah sama mama udah meninggal dalam keadaan mulut mereka berbusa." rasanya Vasya ingin menangis lagi saat ini juga. Ia tak tega mendengar cerita Karin.
"Polisi udah nyelidikin kasus ini. Tapi hasilnya nihil. Ga ketemu pelakunya. Yaudah, mau gimana lagi? Gue juga udah ikhlas,"
"Huaaaa, kok lu setegar ini sih rin.." Karin hanya tersenyum dan membalas pelukan Vasya.
"Sekarang lo tinggal sama siapa?" ucap Vasya sambil menghapus sisa-sisa air matanya.
"g-gue t-tinggal sendiri," Karin gelagapan.
"Terus kebutuhan sekolah lo? Sama kebutuhan sehari-hari?"
"Gue dikasih sama Paman tiap bulannya. Untung disini gua dapet beasiswa. Gue part time di minimarket deket rumah." bohong Karin, Vasya mempercayainya begitu saja.
"Sya? Gue mau tanya,"
"Tanya apa?"
"Lo suka sama Travis?" pertanyaan Karin, membuat Vasya terdiam sejenak.
"Travis? Emang kenapa?"
"Jadi lo suka?"
"Ya engga, Gue udah nganggep dia sebagai pelindung gue. Dia udah kayak kakak gue sendiri." jawab Vasya,
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure
Teen FictionAwalnya berjalan dengan baik-baik saja. Hingga akhirnya semua berubah. Karena, suatu pengkhianatan. Dia kecewa. Dia Marah. Dia tak berdaya. Bahaya mengancamnya saat ini. Copyright © 2021 by selvanitiana