Uang kata sebagian orang saat ini adalah segalanya. memang ada benarnya ketika melihat uang dari sudut pandang materi. Lalu ada anggapan lagi, hidup tanpa materi tak bakal bisa abadi sekarang ini. Mungkin ini juga ada benarnya bagiku, kita tak usah munafik dengan berkata bisa hidup tanpa uang, atau bahkan menganggap uang itu bukanlah segala-galanya.
tapi pernahkah kita sadari jika karena uanglah semua hidup saat ini menjadi ribet dan ruwet. Ribetnya adalah semua butuh biaya, semua butuh dihargai dengan uang. Belum lagi mahal urusannya dan sangat sulit penawarannya. Aku pun menjadi risih ketika apapun dinilai dari sudut pandang materi. Ternyata sedangkal itukah kita menilai uang dan hidup ini? Akhirnya semua ribet dan ruwet, urusan nikah pun ending-endingnya berujung dengan uang.
Tapi apakah uang menjami kebahagiaan kita? Kebahagian kita semua bukanlah uang, tapi kenyamanan dan ketenangan saat berada di dekatnya. Uang banyak tapi tak tenang dan nyaman untuk apa? Sebab kenyamanan dan ketenangan itu unsur terpenting di dalam kebahagiaan hidup manusia. Termasuk urusan cinta kita ini, cinta ini aku bangun bukan dari uang atau materi.
Kau tahu betul aku bukanlah seorang yang terlahir dengan keluarga yang mapan (kaya) tapi aku terlahir dengan keluarga yang kaya hati dan ilmu. Aku pun menyadari kondisimu dan keadaan keluargamu. Jadi untuk apa kita membahas materi yang ujung-ujungnya menjadi petaka bagi semua manusia? Akhirnya kita pun sepakat untuk menjalin ini semua dengan sederhana, dengan ungkapan sederhana yang keluar dari dalam hati yang paling dalam.
Aku membangun cintaku berdasarkan kaya hati dan ilmu. Itulah kenapa aku menyuruhmu untuk membaca buku, agar kita bisa berpikir lebih logis dan kritis dengan segala hal yang ada di hidup ini. Termasuk urusan cinta kita berdua kan? bagaimana menjalin emosi dan rindu untuk dijadikan jalan kekuatan dari cinta kita sendiri. Aku selalu percaya jika kekuatan cinta yang abadi adalah hati bukanlah uang atau materi.
Cintaku aku bangun juga dengan rindu seperti kita mencari uang yang tak akan pernah ada habisnya. Rindu ku padamu seperti uang, ingin ku tabung sampai ia penuh dan ku lepas rindu itu menjadi bagian paling menyenangkan dan indah dalam hidup dan cintaku. Jadi untuk apa uang menjadi prioritas utama kita? Uang memanglah uang, tapi hati jugalah hati.
Lebih penting mana kebahagiaan dan uang? aku tentunya memilih kebahagiaan, daripada banyak uang dan tak bahagia. Lalu kalau banyak uang dan bahagia bagaimana? Itu bukan kebahagiaan sejati, itu hanya bahagia karena uangnya banyak. Mereka cenderung tak bersyukur dan akhirnya menghambur-hamburkan uangnya untuk kebahagiaan sesaat dan melupakan sekitar.
Jadi? Uang ternyata bisa membuat kita lupa akan diri kita sendiri kan? Maka carilah cinta, sedia cinta sebelum menikah itu yang benar. Bukan sedia uang sebelum menikah. Pernikahan tanpa uang apakah bisa terlaksana? tentu bisa kok! dengan saling memahami dan mengerti keadaan buruk tak usah dipaksa. Jadi jangan gengsi menjadi makhluk ciptaan Tuhan yang serba nuntut ada.
Sebab kegengsian hanya akan membuat kita terjerumus ke dalam kamus berbentuk sungai berdarah. Yang akan tetap keruh dengan darah itu, sepanjang alirannya tanpa spasi dan koma. Jadi sedia cinta sebelum menikah, dengan itu aku yakin cinta kita akan terus berusaha menjadi lebih baik dan baik dari sebelumnya. Sebab aku mencintaimu dari hati dan logika, bukan dari uang yang selalu berkuasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINESTESIA
Ficção Geral[UPDATE SEMINGGU 3 KALI] Ini adalah kisah nyataku. Ini adalah kisah cintaku. Mungkin bagi kalian kisah ini tidak menarik atau bahkan bukanlah apa-apa. Tapi bagi aku, kisah ini adalah jalan hidupku yang wajib buatku untuk ku tulis, agar anak-anak ku...