JUPITER terbangun, karena lengannya digoyang-goyangkan oleh Pete. "Kita terlambat," kata Pete. "Keluarlah dari kantung tidurmu, lalu lihat sendiri." Jupiter duduk. Ruangan itu masih remang-remang. "Joe Havemeyer mendului kita," kata Pete lagi.
Bob yang berbaring di samping Jupiter membalikkan tubuh, lalu menggeliat. "Mendului kita? Apa yang dilakukannya?" tanyanya. "Kita tidak bisa lagi memeriksa pekarangan belakang untuk mencari jejak beruang, atau jejak manusia, atau jejak apa saja," kata Pete
memberi tahu. "Lihat saja sendiri. Kalau cuma kuceritakan, kalian pasti takkan percaya."
Bob dan Jupe berdiri, lalu mengikuti Pete ke dapur. Pete menuju ke jendela dekat tempat masak, lalu menuding ke luar.
"Menarik," kata Jupe mengomentari.
"Wah, itu kan... edan!" kata Bob kaget. Ia memandang dengan kening berkerut, memperhatikan suami Anna, yang saat itu sedang menyapu pekarangan belakang.
"Tadi ia sudah menyapu di bawah pepohonan," kata Pete. "Ketika kalian kubangunkan, ia baru saja selesai di sana."
"Hmm." Jupiter merenung. "Nampaknya ia dengan sengaja hendak menghapus jejak-jejak yang mungkin ada dari penyerang Mr. Jensen. Aneh sekali." Ia melangkah ke pintu, membukanya, lalu muncul di serambi dengan kaki yang hanya terbungkus kaus. Ia menyapa dengan riang, "Selamat pagi!"
Joe Havemeyer nampak agak terkejut. Tapi kemudian ia tersenyum. "Pagi," balasnya. "Bagaimana-bisa tidur enak, setelah ribut-ribut itu?" "Nyenyak sekali," kata Jupiter. "Pagi-pagi begini Anda sudah bangun," sambungnya, sambil menatap sapu di tangan orang itu.
Havemeyer menegakkan kembali tong sampah yang terguling, lalu menyapu kotoran yang terserak di sekitar tangga serambi, mengumpulkannya menjadi tumpukan rapi.
"Banyak yang harus dikerjakan," katanya pada Jupe. "Sampah yang berserakan ini harus dibersihkan, karena kalau tidak pasti akan banyak sekali beruang datang kemari. Lalu sehabis sarapan nanti, aku akan
meneruskan pekerjaan membuat kolam renang. Pakailah sepatu kalian dulu-nanti kutunjukkan!"
Sampah yang sudah disapu dimasukkannya ke dalam tong, yang kemudian ditutup. Setelah itu ia naik ke serambi.
Jupe mengikuti Havemeyer, masuk ke dapur. Bob dan Pete berdiri di dekat tempat cuci piring, dengan lagak seperti baru bangun.
"Pagi," kata Havemeyer menyapa mereka. "Kalian mau ikut melihat kolam renang yang sedang kubuat?"
Anak-anak memakai sepatu, lalu mengikuti orang itu ke lubang galian yang letaknya sekitar lima belas sampai dua puluh meter di belakang rumah.
"Penggalian ini dilakukan oleh beberapa orang yang kudatangkan dari Bishop, dengan alat-alat berat," kata Havemeyer. "Papan cetakan akan kupasang sendiri, dan aku sendiri pula yang akan menuangkan beton.
Tapi jika penggalian kulakukan sendiri, bisa-bisa setahun penuh aku sibuk dengan pekerjaan itu."
"Ya, memang," kata Pete, sambil memandang ke dalam lubang. "Dalamnya paling sedikit tiga meter!"
"Empat," kata Havemeyer.
"Tapi tidak ada tempat yang dangkal," kata Pete. "Ya, betul," kata Havemeyer.
Kening Pete berkerut.
"Belum pernah kulihat kolam renang seperti ini," katanya. "Jika tidak ada bagian yang dangkal, lalu bagaimana dengan orang-orang yang tidak bisa berenang, tapi ingin berendam saja di dalam air?"
"Kau kelihatannya mengerti tujuanku," kata Havemeyer. "Orang yang tidak bisa berenang, tidak bisa mempergunakan kolam ini. Aku pernah melihat seseorang yang tidak bisa berenang terpeleset di dalam kolam renang. Itu tidak lucu."
KAMU SEDANG MEMBACA
(20) TRIO DETEKTIF : MISTERI GUNUNG MONSTER
Science Fiction"Ada kasus baru lagi untuk Trio Detektif," katanya kita akan menyelidiki suami orang. itu akan aneh!!!! Alih bahasa by Agus Setiadi .Edit & Convert: inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi