Jangan lupa vote nya yak⭐
Tandai typo✖
☕☕☕
Maya duduk di rooftop melihati padatnya kota Jakarta di siang hari. Membuatnya kembali teringat pada kejadian saat di mana terpecah belahnya sebuah keluarga.
Cewek itu mengayun-ayunkan kakinya yang terbungkus sepatu putih dan melihat ke bawah , berharap dia jatuh saja dari sini.
Hidup juga tak ada gunanya kan?
"Ngapain disini?"Tama mendekat lalu duduk disamping Maya.
Sedangkan Maya hanya diam .Entah kenapa hatinya nyeri mendengar suara itu. Tapi ya sudahlah.
"Gue tahu lo masih marah sama gua."Tama menghadap Maya yang sedang memainkan kukunya.
Tama mengambil tangan Maya lalu menatapnya lekat. Maya hanya diam berpaling muka.
"Lihat gua may, tatap gua." Pinta Tama.
Dengan ragu Maya menoleh dan melihat tangannya yang digenggam Tama.
"Hadap sini sayang."Tama meraih dagu Maya agar menatapnya.
DEG.
Entah kenapa jantung Maya bisa berdebar-debar seperti ini . Bisa mati kalau gini terus. Tapi Maya juga enggan mengalihkan tatapannya dari mata indah Tama.
"Gue bener-bener minta maaf banget sama lo, gue ngaku kalo gue salah. it's oke? gue bakal lakuin apapun supaya lu bisa maafin gue .Bilang May apa yang harus gue lakuin?" Ujar Tama sungguh-sungguh.
Maya melepaskan tangannya, kemudian bertumpu di sisi kanan-kiri. ia menghembus nafas pelan lalu memejamkan matanya.
"Kan gua udah bilang, gua udah maafin lo jauh sebelumnya minta maaf. Tapi kalau boleh jujur, gua sedikit masih kecewa sama lo. Dan gua nggak tau entah karena apa." Maya menoleh Tama sekilas.
"Lo bukan orang pertama yang negecewain gua, tapi lo orang yang udah ke sekian kalinya. Dan gua gak mau di kecewain lagi." Maya kembali menoleh Tama yang hanya diam.
"Karena gua udah ngerasa sakit karena kecewa, gua udah gak mau ngerasain itu lagi Tam. Gua capek di sia-siain terus, gua capek banget. Rasanya gua hidup juga gak ada gunanya, semuanya sia-sia. Gak ada yang istimewa sama sekali, hahaha miris banget ya hidup gua?" Maya terkekeh miris.
Tama hendak berbicara, tapi Maya kembali kembali berucap.
"Gua ini orang paling gak berguna asal lo tahu ,bahkan lo tau sendiri kan satu sekolahan aja enggak ada yang mau deket-deket sama gua. Gua ini apa? Gua cuma benalu yang harus di singkirin, Jadi lo enggak usah deketin gua lagi. karena gua nggak pantes buat lo."
Tama mencekal bahu Maya agar menghadap sepenuhnya.
"May Lo tau kan kalo gue sayang lo? Lo pasti tahu kan?banyak di sini yang sayang sama lo .sayang banget malah. tapi lu nggak harus tahu siapa aja yang sayang sama lo."
"Contohnya bang Kelvin. Lo juga pasti tau kan kalo dia sayang lo? Oma lo juga. Dan masih banyak orang di luaran sana. Walaupun banyak yang gak suka sama lo lebih banyak lagi orang yang peduli dan sayang sama lo, tapi lo gak harus tahu."Tama menatap intens mata Maya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TaMaya (On Going)
Teen FictionMaya Ningrum, cewek super dingin yang Introvert. hm mungkin itu satu kata dari beribu kata yang dapat mendeskripsikan karakternya. Setiap kosa kata yang ia lontarkan pasti begitu menyakitkan bagi siapapun yang mendengar, cewek itu hanya peduli pada...