4;Where is my happiness?

352 44 6
                                    

Yosha!
Happy reading

🐣🐣🐣

"Halo, Bang Satria."

"Oh, halo dan. Kenapa?"

"Aku mau ketemu abang, abang luang jam berapa?"

"Jam tiga saya luang, kesini aja. Apa mau ketemuan?"

"Aku aja yang kesana bang."

"Oh, okey."

Tuuuttt-

Zidan berjalan keluar dari area Apotek. Dia menatap jam tangannya, masih ada waktu setengah jam lagi untuk ia pergi ke rumah sakit. Zidan memilih berjalan-jalan terlebih dahulu sebelum ke rumah sakit.

Zidan duduk di kursi taman, dia menaruh air mineral disampingnya. Zidan lantas membuka botol obat yang baru dibeli nya di Apotek tadi. Tranquilizer, kalian pasti tau kan itu obat yang ditemukan oleh Johnny tadi pagi.

Baru saja dia membuka tutup botolnya, ada yang menampar tangannya sehingga botol itu terjatuh, Zidan bisa melihat bagaimana obat itu keluar dari botol akibat terlempar dengan kuat.

Zidan membulatkan matanya. Dadanya berdesir marah, Zidan menoleh ke samping. Dia terkejut melihat Johnny berdiri menjulang di sampingnya.

"Bang Johnny."

"Lo gila hah!? Ngapain lo konsumsi itu!? Lo mau mati!? Nggak usah cari perhatian dengan konsumsi obat itu. Lo nggak bakal dapet perhatian dengan minum itu! Jawab gue! Kenapa lo minum itu!"

Zidan tak bergeming. Dia menundukkan kepalanya, tapi Johnny dapat melihat tangannya yang mengepal.

"Jawab gue Zidan! Kenapa lo minum obat kayak gitu!? Lo—

"Abang!!!"

Johnny mengerutkan dahinya bingung. Zidan mendongak, menatap tajam ke arah Johnny.

"Semuanya karena abang! Ini semua salah Abang! Abang tanya kenapa aku minum itu kan? Jawabannya ya karena abang!! Abang nggak pernah kasih aku kesempatan buat bahagia!! Salah aku apa bang!?"

Tubuh Johnny meluruh, dia tidak menyangka kalau Zidan akan membentaknya seperti itu.

"Dan, kayaknya lo sakit. Mending—

"Udahlah! Abang nggak udah sok peduli! Abang sama aja! Abang mau kan aku cepet mati!? Kenapa abang hentiin aku! Biarin aja aku minum ini. Abang sendiri kan yang bilang kalo abang nggak pernah peduli sama aku! Sama! Aku juga udah nggak peduli sama diri aku! Aku mau jujur! Sebenernya aku benci abang! Abang nggak perlu nahan amarah lagi, karena aku bakal mati perlahan. Abang nggak bakal liat aku—

Zidan terdiam, dia sendiri tidak menyangka akan lepas kendali seperti ini. Zidan bangkit dari duduknya dan berniat pergi, namun saat melewati Johnny tangannya dicekal oleh sang Kakak.

"Akh! Lepasin bang."

Johnny menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Tarik lagi ucapan kamu Zidan."

Zidan berusaha melepas cekalan Johnny, namun Johnny malah mengeratkan cekalannya.

I'm Home || Kim JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang