27; Enjoy the Beginning

132 22 0
                                    

"Saya harap kamu berkata jujur, kamu telah membohongi saya untuk yang kedua kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya harap kamu berkata jujur, kamu telah membohongi saya untuk yang kedua kalinya."

Pemuda yang terduduk di kursi dengan keadaan tangan dan kaki diikat itu tak menunjukkan reaksi ketakutan atau emosi apapun. Yang dilakukannya hanyalah duduk terdiam dnegan kepala menunduk.

Johnny mengeraskan rahangnya. "Saya berbicara pada kamu Hendery!"

Merasa tak terbalaskan. Johnny mencengkram dagu Hendery dan mengarahkan wajah pucat pemuda itu ke arahnya. "Katakan dengan jujur!"

Syahri yang sedaritadi duduk diam pun mendekati Johnny dan Hendery. "Udah John. Mau lo mutilasi sekalipun, dia nggak akan ngomong. Dia berpendirian teguh."

Syahri menepuk pipi Hendery, lalu tersenyum. "Pendiriannya begitu teguh sampe dia terjebak di pendiriannya sendiri. Bener kan? Hendery...?"

Hendery menatap Syahri, ia mencoba mencari maksud kejelasan dari ucapan pemuda itu. "Renjun mati... Karena kesalahan lo sendiri. Lo nggak bisa memiliki pendirian teguh kepada orang lain selain tuhan lo Hendery. Lo terlalu termakan kata-kata mereka yang nggak pasti. Sampe lo sendiri terjebak di dalamnya. Gue bener?"

Sial.

Hendery ingin menyangkal ucapannya, tapi dia sadar, semua itu benar. Itu adalah Hendery.

"Terserah sih kalo lo nggak mau buka mulut, yang jelas. Pihak paling dirugikan disini adalah elo. Dan lo masih diam nggak bertindak? Kun dan Yoga udah nyelesain tugasnya dengan tepat kan? Berarti mereka udah nggak ada urusan sama lo. Lo udah nggak punya pion lagi." Ucapan Syahri benar-benar menusuk bagi Hendery, dirinya mulai terlihat bimbang.

Syahri berjalan ke belakang Hendery, dirinya ingin memutus tali yang mengikat tangan Hendery dengan cutter yang ia bawa.

"Zidan pernah bilang ke Haikal lewat Renjun, ada satu puzzle, satu orang puzzle. Pemegang kebenaran."

Syahri terdiam mematung, gerakan tangannya berhenti sejenak. Johnny juga langsung menatap ke arah Hendery.

"Kalian, terlambat sadar. Kalian terlambat tahu, kalau Al bukan seseorang yang pekerja keras. Al bukan mood maker, bahkan untuk senyum ke temen-temen nya pun susah. Al emang pinter, tapi dia cenderung pemalas dalam istilah belajar, semacam trauma belajar. Kalo Al pergi ke perpustakaan untuk ngerjain tugas atau belajar, itu adalah hal yang patut ditanyakan. Al juga nggak suka bepergian, dia lebih suka me time atau pergi berdua gue pake mobil. Suatu hal langka kalo Al mau diajak kemana-mana sama orang yang bahkan baru dikenalnya. Al nggak suka Snoopy, itu terlalu kekanak-kanakan. Bukan hal yang patut diwajarin kalo semisalnya Al beli stiker atau baju dengan tema Snoopy."

Hendery mengangkat kembali kepalanya. "Apa segitu jelas?"

"Apa segitu jelas untuk bikin kalian sadar, kalo Al itu... Adalah Zidan. Dan Zidan kita dipenuhi ketakutan untuk pergi ke dunia luar, makanya dia bersembunyi dibalik tubuh Al. Apa segitu jelas?"

I'm Home || Kim JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang