"Zidan... Sayang, Zidan kuat kan? Zidan anak baik kan sayang? Ayo bantu Bunda dan Ayah."
Pemuda tampan dengan baju Snoopy nya itu mengerjap, ia menatap ke arah sang Bunda, lalu menatap Ayahnya yang tengah mencoba menyadarkan kakaknya. Tubuhnya yang semula berjongkok di samping tubuh sang kakak pun bergerak menghampiri sang Bunda. "Bunda kenapa Bunda? Bang Dimas kenapa? Kenapa Bang Dimas berdarah kepalanya? Bunda ayo pulang, Zidan mau main sama Bang Winwin. Zidan nggak mau disini, disini gelap."
Walau remang, Zidan kecil dapat melihat senyum teduh sang Bunda. Bunda menunjuk sebuah lubang yang tak terlalu kecil pada celah bebatuan yang menutupi terowongan. "Zidan bisa nggak keluar dari sana? Abis itu, nanti Zidan tarik Bang Dimas keluar ya. Pokoknya tarik sampe jauuhh dari sini, abis itu Zidan minta tolong sama orang-orang yang ada di luar, obatin Bang Dimas ya. Kasian, Bang Dimas sakit."
"Diluar ada apa Bunda?"
"Diluar ada banyak orang, mereka mau nyelametin kita. Tapi kalo kita nungguin mereka, kasian Bang Dimas kepalanya sakit. Zidan mau ya Bantuin Bang Dimas?"
Zidan kecil mengangguk antusias. "Eung!! Tapi abis ini Bunda kasih Zidan permen banyak banyak ya!!"
"Pasti."
Sang Bunda mengangguk ke arah Sang Ayah, keduanya membawa ke arah bebatuan yang menutupi pintu terowongan. Setelah Zidan keluar dari terowongan, sang Ayah langsung mencoba mengeluarkan Dimas dengan dibantu oleh Zidan. Sang Bunda meletakkan beberapa kartu di saku Dimas.
"Sayang, maafkan Bunda. Bunda hanya bisa meninggalkan ini sebagai bekal kalian nanti, hidup dengan baik, jangan pernah bersinggungan."
Zidan anak yang penurut, dia mengikuti ucapan kedua orang tuanya. Dengan sekuat tenaga dirinya menarik tangan Dimas untuk menghampiri orang-orang yang bergerumun di luaran sana.
"Om! Om! Tolongin Zidan!! Abang Zidan sakit! Bunda sama Ayah nyuruh Zidan tolongin Abang. Bunda sama Ayah gak bisa keluar—
Brukk~
Zidan menoleh ke arah terowongan matanya melebar kala ucapannya terhenti karena suara gemuruh karena terowongan yang tiba-tiba saja hancur.
"Bunda!!!"
"Ayah!!!"
"Hahh!!!...."
Zidan menolehkan kepalanya ke belakang dengan ragu, menatap punggung Dimas yang perlahan menjauh. "Apa Bang Dimas tau sesuatu?"
===
"Ayo bang Zidan! Make a wish terus tiup deh lilinnya!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Home || Kim Jungwoo
Mystery / Thriller"Zidan cuma pengen dimengerti, sesulit itu kah?" Dan semuanya jadi rumit karena Zidan. Kenapa? Kenapa semuanya terjadi hanya karena Zidan ingin dimengerti? Seegois itu kah Zidan? Karenanya, seseorang harus berkorban dan dikorbankan untuk ini. Story...