25; What's the Plan?

96 20 10
                                    

"Kemaren gue lanjutin lab manual gue bang, ternyata bener

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kemaren gue lanjutin lab manual gue bang, ternyata bener. Bius yang dipakai Haikal udah terkontaminasi sama cairan ilegal. Efeknya tuh kayak semacam penekanan memori supaya dia nggak inget lagi. Kalo dikonsumsi secara berlebihan, penderitanya bisa kena demensia ringan. Paling parah... Bisa-bisa dia meninggal."

Johnny menghembuskan nafas pasrah, apa yang harus ia katakan pada Syahri nanti? Syahri akan pulang di jam tiga sore, semuanya akan segera terungkap. "Siapa perawat yang udah kasih Haikal bius ini?"

Jenovian menggeleng. "Bukan dia pelakunya, Jaemin sempet nanya. Dan perawat itu jawab sesuai prosedur. Nggak ada tanda keguguan atau kebohongan atau sesuatu yang disembunyikan. Pasti ini murni tanpa diketahui pihak rumah sakit."

Johnny mengepalkan tangannya. "Satria... Bajingan!"

"Haikal mana Bang?"

Johnny mendongak, ia menatap ke arah Jaemin dan Jenovian. "Dia ke kampus sama Yoga."

Jaemin mengulum bibirnya ragu. "Alzheimer Haikal... Masih bisa disembuhin kan?"

"Gue nggak tau pasti."

Jaemin mendengus, ia menepuk pundak Jenovian. "Kita ke Lab penelitian terbesar di pusat kota medan sekarang, gue bakal coba bikin obat untuk Haikal."

Jenovian menyeritkan dahinya, terkejut dengan ucapan Jaemin yang tiba-tiba. "Lo gila?! Gedung peneliti lo itu di Jakarta, lo butuh izin buat bikin penelitian disini."

"Gue bisa izin! Sekarang yang terpenting itu Haikal!" Ucapan Jaemin yang terdengar sangat bersungguh-sungguh membuat Jenovian tak mampu menolaknya.

Johnny mengeluarkan handphonenya. "Gue bakal bantu percepat izinnya, semoga suara gue diterima sama divisi lo."

"Oke. Thanks bang!"

===

"Bang Zidan! Sini!!"

Al tersenyum pada Haikal yang sedang melambaikan tangannya di salah satu stan makanan yang ada di kantin kampus, bersama Hendery dia pun jalan menghampiri Haikal.

"Rencana lo gagal lagi Al, sekarang Haikal korbannya."

Al mengerjapkan matanya lemah. "Gue tau. Gue udah bilang kan, semua ini rumit karena gue. Kalo dengan cara halus nggak bisa, gue bakal bertindak lebih agresif sekarang."

"Kali ini apa lagi?"

"Seseorang harus dikorbankan malam ini." Ucap Al diiringi dengan senyuman tipis, membuat Hendery berusaha menerka-nerka apa yang ada dalam pikiran temannya ini.

Hendery menatap Al dengan pandangan bertanya. "Jangan bilang kalo lo mau-"

"Haikal beli apa?"

I'm Home || Kim JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang