15;Kenapa harus Al?

162 24 1
                                    

Kalau Zidan Joshua adalah orang baik yang disia-siakan, maka Joshua Alzidan adalah orang baik yang terjebak diantara kebaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau Zidan Joshua adalah orang baik yang disia-siakan, maka Joshua Alzidan adalah orang baik yang terjebak diantara kebaikan. Al selalu berfikir kalau masa kecilnya seindah dan seharmonis yang dikatakan oleh sosok bernama Satria itu, namun Al tak pernah berfikir untuk mengingat semua tentang masa kecilnya.

Bagi Al, masa kecil itu hanyalah masa lalu. Seberapa keras orang melupakannya, maka itu akan muncul dengan sendirinya. Al tak pernah berusaha mengingatnya, karena semua itu pasti akan teringat dengan sendirinya. Al hanya memikirkan masa kini, karena masa lalu itu hanya kenangan sementara yang tak harus untuk dilupakan.

"Al? Kamu kenapa?"

Al menoleh ke arah pintu balkon, Satria datang dengan secangkir coklat panas ditangannya. Pria itu meletakkan gelas itu di meja dan menghampiri Al. "Kenapa? Nggak bisa tidur?"

Al tersenyum dan mengangguk. "Abang nggak tidur?"

"Abang masih bikin laporan."

Hening entah berapa lama, Al kembali menatap ke arah Satria. Satria yang merasa ditatap pun mengarahkan pandangannya ke arah Al, ia menyerit bingung.

"Kenapa?"

Al menatap ragu sebelum berucap. "Em,... Tadi aku mimpi, ada cowok. Dia mirip banget sama aku, terus ada tiga orang lagi, aku ga tau siapa mereka. Mereka berempat sama-sama pakai pakaian SMA, awalnya orang yang mirip aku lagi makan di kelas gitu, terus mereka bertiga dateng. Mereka... Mereka mukulin orang yang mirip aku bang, ga lama mereka ninggalin orang itu gitu aja. Tega banget, apa salah orang itu ya? Apa ini pertanda kalo kita suruh nolongin orang itu Bang?"

Satria tertegun, ia dapat melihat manik Al yang menyiratkan kekhawatiran juga ketakutan. "K-kamu tau namanya siapa?"

Al tampak memikirkan sesuatu sebelum netranya kembali menatap Satria. "Namanya... Kalo nggak salah... Zidan... Joshua?"

Satria mematung ketika nama itu keluar dari bibir Al.

"Ah iya bener! Namanya Zidan Joshua! Aku denger waktu tiga orang itu mukulin dia, mereka bilang. 'kalo nggak karena lo,  gue pasti dipuji sama bokap gue. Semua ini karena lo Zidan Joshua. Gitu bang."

Satria terdiam, otaknya berusaha memproses semua ini.

"Zidan egois ya bang?"

Satria mengalungkan stetoskopnya di leher. "Siapa yang bilang kalau kamu egois?"

"Husen, setiap ada olimpiade atau lomba, Zidan selalu saingan sama dia. Tapi Zidan yang menang, dan dia marah-marah. Katanya, kalau bukan karena Zidan dia pasti udah dipuji ayahnya, semua ini karena Zidan Joshua. Zidan jadi ngerasa egois banget, padahal Zidan tau kalaupun Zidan menang juga nggak bakalan dapet apa-apa, tapi Zidan masih keukeuh buat menangin semuanya."

"Hm... Egois itu nggak salah, cuma penempatan waktunya aja yang salah. Tapi menurut saya, kamu nggak salah disini. Semua orang berhak egois."

I'm Home || Kim JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang