24

297 40 0
                                    


Seperti karma karena jarang UP, kemaren chap 24 hilang tak berbekas. Sekarang cover juga hangus🤕

Ya udahlah... Jangan lupa like and comment ya😚💜💜💜

..........
...
..........




Kedua mata Taehyung terpejam, takut salah dan berujung halusinasi. Di bawah remang-remang cahaya bulan purnama, ia kembali menurunkan tangannya.

Ia tidak bisa, ia takut jika Jungkook datang dan liontinnya sudah pecah. Bocah itu menunduk, melihat tangan kanannya yang masih menggenggam liontin.

Tap...

Sepasang sepatu Converse berada tepat di depannya, cahaya bulan menjadi terhalang sulit untuk menilai keadaan. Taehyung menyerngit bingung siapa yang menghalangi cahaya nya?

" Yak! Aku menyuruh mu menuggu sebentar! Dan kau sudah hampir merusaknya!"

Taehyung mendongak sepasang obsidian yang sejak tadi ia tunggu sedang menatapnya. Keduanya saling bertatapan sebentar sebelum Taehyung sadar dan menyeret Jungkook ke dalam rumah.

" Kenapa kau lama sekali? Kenapa kau tidak langsung datang saja? Kenapa siang tadi tidak langsung saja... Kenapa kau membuatku menunggu Jungkook!" Jungkook hanya melirik Taehyung yang terus saja berceloteh, apa dia lupa jika Jungkook berniat membalaskan dendamnya?

" Khe... Bocah ini," Jungkook terkekeh kecil. Di umurnya yang menginjak belasan tahun  ini ia baru sadar Taehyung lebih naif dari pada yang ia duga. Jungkook menggeleng kecil, ia harus tetap menebus semuanya.

" Hyung!" Taehyung mendekat ke arah Yoongi, masih dalam keadaan yang sama ia kesulitan bernafas hingga kulit kepalanya mulai membiru akibat kekurangan suplai oksigen.

Diam-diam Jungkook tersenyum senang, ia bahagia melihat semua ini. Tangannya tanpa sadar menarik jaket abunya, sebuah tato hitam berisi tulisan kuno dengan lingkaran yang menjadi ornamennya terlihat disisi tangan kiri Jungkook. Ia mengangkat tangan itu ke atas sebatas dada, seolah sedang memberi firman pada anak buahnya.

Tangan kanannya ia arahkan ke bagian tato miliknya, berputar membentuk lingkaran sempurna seolah-olah ia sudah biasa membuatnya.

" JUNGKOOK!" Yoongi berteriak saat dirasa oksigen telah masuk ke paru-paru nya.

" Hai? Apa masih kesulitan bernafas?"

" Ssssh... Kau!" Yoongi berusaha bangkit dari tidurnya. Taehyung sigap membantu, sekalipun hanya dengan sisa-sisa tenaga yang ada sosok itu masih kuat mempertahankannya.

" Ets... Kau tidak perlu memaksakan diri. Satu goresan saja ditanganku ini. Tubuh itu akan langsung membusuk dan akhirnya mati." Jungkook tersenyum kecil di akhir kalimat.

" Jung kau gila!" Yoongi kembali berteriak. Jujur saja tubuhnya sudah benar-benar lemah. Ia begini, karena ingin membuktikan semua mimpinya benar-benar tidak akan menjadi nyata.

" Ya! Aku gila karenamu. Kau... membunuhnya! Apakah dia seburuk itu hingga kau membunuhnya! Ha?! Bahkan hampir sepanjang hari kita bersama! Kenapa kau tega!"

Sudut mata Taehyung berkedut, memikirkan setiap kalimat yang terucap oleh Jungkook. Ia sedikit tak yakin, tapi benaknya berbisik. Apakah ini berhubungan dengan kematian kakak Jungkook?

" Sudah kubilang aku tidak membunuhnya Jungkook! Kakakmu itu mati sendiri!" Yoongi balas berteriak. Tak menggubris dengan rasa sakit yang kian menghujani kulitnya.

Benar dugaan Taehyung, ini tentang Kakak Jungkook. Tapi bagaimana bisa? Jujur saja ia dan Jungkook bisa dibilang cukup dekat sewaktu mereka masih kecil. Dalam ingatan ya pun ia tak pernah melihat ada sosok Yoongi berada disekitar Jungkook. Lalu sejak kapan mereka berhubungan?

SuncloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang