3

802 64 0
                                    

Hai.... Jangan lupa like and comment...





















Aku benar-benar menunggu 🌟


























Lagi-lagi Taehyung mendesah lelah, bocah berkepribadian aneh ini semakin menurunkan pundaknya. Raut wajahnya begitu lusuh dan kusam, mirip gelandangan yang tak makan seharian.

"Taehyung aku duluan! Makasih bantuannya!" Jimin lebih dulu meninggalkan, bocil satu itu sudah kelewat semangat untuk bertemu kedua orang tuanya.

Ah tentang Taehyung yang seorang martabak, tidak ada yang tau mengenai hal ini kecuali orang tuanya. Jimin? Jangan bercanda bocil satu itu taunya hanya karena Taehyung terlampau dekat dengan kedua orang tuanya, sampai-sampai apapun yang dikatakan oleh Taehyung seolah-olah terlaksana.

Bahkan bocil satu itu sempat iri pada Taehyung yang kelihatannya mengenal seluk beluk keluarganya, Yah persahabatan mereka diuji waktu itu. Untung sekali semuanya tidak berlarut-larut dan cepat selesai.

Padahal Taehyung tak sedekat itu dengan keluarga Jimin, bocah satu itu tak mau mencampuri urusan manusia terlalu dalam apa lagi sampai menjurus ke hati. Rumit!

Kali ini Taehyung sedang menunggu jemputan nya, pikirnya mungkin sekitar 15 menit lagi jadi ia Sempat kan untuk membeli susu kocok diserang jalan.

Yah tak sesuai akan perkiraannya, sebuah mobil bernuansa dark blue telah lebih dulu menyusulnya. Sebelah kacanya turun, dan wajah sang Papa menyembul dari sana.

" Taehyung cepat!"

Taehyung terkejut bukan main, buru-buru memberikan uangnya bahkan tak sempat mengambil kembaliannya. Susu kocoknya sempat tumpah, tapi Taehyung tak menggubrisnya.

Ia masuk ke dalam mobil dan segera mendudukkan diri. Wajahnya berkeringat dingin, tanda terkejut bukan main.

" Kok Papa yang jemput,"

" Memangnya tidak boleh?"

Taehyung mengerucutkan bibir sebal, ia tidak suka jika bertemu Papanya dalam keadaan misi. Karena dalan bentuk apapun itu atmosfer yang ditumbulkan Papanya terlalu kuat penuh akan dominasi membuat selalu menurut tanpa perlawanan.

Padahal kalo hari-hari biasa Papanya ini jauh lebih baik, Taehyung senang sekali saat melihat Papanya tersenyum. Bocah itu memang menyukainya karena senyumannya mirip sekali dengan Papanya.

Jelas saja ia senang bukan main, Papanya ini salah satu most handsome in the hell. Oke abaikan yang terakhir.

Mobil mulai melaju, setelah Taehyung duduk dan mengancingkan selt beltnya. Mulanya hening beberapa saat, nyatanya Papa Taehyung tak sependiam itu.

" Bagaimana? Sudah selesai?"

" Kan baru kemarin," Taehyung mencoba menyangkal dahinya berkerut tanda tak terima.

" Tapi kan bisa lebih cepat,"

" Biasanya juga satu minggu," Taehyung mengalihkan pandangannya keluar jendela, sebal dengan tuntutan ayahnya yang selalu terburu-buru.

" Nak kamu sudah besar, harus bisa berubah lebih baik." Papa Taehyung berucap pelan, nadanya jauh lebih hangat dari kemarin.

" Tapi Papa bilang... Kita kan harus nunggu, bagaimana usaha manusia itu, terus-terus bagaimana kemungkinan sikapnya setelah keinginannya terjadi, dan banyak lagi!!! "

" Ck... Ada beberapa hal yang berbeda didunia ini Taehyung, dan kamu belum mengerti perbedaan itu. Makanya Papa mohon untuk segera menyelesaikannya, kalo bisa hari ini juga. "

SuncloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang