To be continued!
"Kok ada dua Summer?!"
Jordan melotot, mengamati Summer dan Winter bergantian dengan tatapan horor seolah-olah sedang berada di hadapan hantu ifrit. Benar-benar terkejut.
Sedangkan Winter memiringkan kepala, ikut kebingungan, kontradiktif dengan Summer yang berlari menghampiri mereka untuk mengklarifikasi perkara apa yang sebetulnya terjadi. "Bu-bukan! Dia bukan Summer!" Summer melambaikan tangan seraya menggeleng. "Aku yang Summer, dia Winter."
"Winter?" Jordan makin belingsatan.
"Ya!" Summer mendekap rangkul Winter dan mendekatkan wajahnya untuk memperlihatkan paralelisme mereka.
Masih dengan muka semrawut minta dijelaskan lebih spesifik. "Siapa Winter? Kloningan mu?" Ihwalnya, petaka jika ada dua Summer. Kini maniknya beradu dengan manik legam Winter yang teduh.
"Winter adalah saudara kembarku di Bumi. Maksudku, dia saudara kembarku, bukan aku dari dimensi lain. Kamu mengerti? Aku dan Winter terpisah sejak kami masih bayi. Kamu tahu, kan?"
Terdiam, Jordan berpikir sejenak, melogiskan penjelasan Summer di otaknya. "Ah! Kaprikornus!" Dan dia langsung teringat tragedi kerajaan Betelgeuse XIV, 17 tahun lalu yang gempar pada masanya. Manakala menewaskan Ratu mereka—Isabella Zéphyrin—dan hilangnya satu putri kecil yang masih suci. Saat itu, Nephytis tiba-tiba datang dan menyerang istana, lebih tepatnya menyerang dua putri kembar pasangan kerajaan yang baru berumur dua bulan, beberapa penjaga pun terkena racun yang disebarkan Nephytis dan langsung ambruk.
Kembali ke topik awal. "Ah, ya. Summer, tadinya aku mau mengajakmu keliling danau Glenconner sore ini. Tapi sepertinya harus ku-undur, kamu harus menikmati waktu berdua bersama Winter setelah 17 tahun." Jordan tersenyum manis. "Bersenang-senanglah."
"Eh? Jordan? Kenapa gak bilang dari kemaren? Tau gitu aku bisa atur jadwal ...," Pundak Summer menurun. "Gimana kalau besok? Janji ya!"
Jordan mengangguk tanpa melunturkan senyum klasiknya. "Siap, tuan putri! Aku akan berlatih dengan kak Logan, sampai jumpa!"
Tangan Summer terangkat membalas lambaian tangan Jordan yang mulai pergi menjauh. Dia tidak memindahkan netranya hingga punggung Jordan menghilang dari pandangan. Hingga saat itu tiba, Summer menyayangkan kepergian Jordan. Namun lagi-lagi teringat senyum lebar nan manis Jordan yang dilontarkan padanya, sungguh membuat Summer terbang ke bawah alam sadar. Summer tak berkutik, kesadarannya hilang entah kemana, membuat Winter menoleh dan mendapatkan Summer dengan wajah merah tak karuan. Dia terkekeh membawa kesadaran Summer kembali pada empunya.
Merasa gemas, Winter tersenyum tipis melihat Summer yang malu-malu kucing, bahkan hampir meloloskan tawa, namun urung saat Summer dengan sengaja menyenderkan kepala di ceruk leher Winter. Membuat Winter merasa awkward.
"Winter, aku menyukai Jordan sejak dua hari yang lalu. Dia sangat tampan dan gagah. Poin pentingnya, dia lelaki yang peka, paham simbiosis mutualisme." Summer kehilangan keseimbangan, untungnya Winter dengan sigap menahan dirinya sendiri.
Ah, jadi begini melihat orang jatuh cinta. Winter merasakan Summer yang periang, cerewet, sangat ramah dan terkadang terlalu bersemangat. Sejujurnya, Winter merasa dirinya semakin canggung, dia tidak pernah punya teman, bahkan keluarga saja sepertinya tidak. Ia tidak tahu harus merespon seperti apa saat orang lain berbicara. Namun kali ini Winter terkekeh pelan, gemas melihat kisah romansa remaja 17 tahun baginya yang belum pernah mengalami rasanya jatuh cinta, apalagi mendapatkan cinta.
***
"Selamat datang di rumah! Maaf aku belum bisa kasih penyambutan yang meriah ... karena tadi itu mendadak. Aku ga tau portalnya bakal kebuka pas kamu lagi ngaca."
KAMU SEDANG MEMBACA
KAPRIKORNUS
Fantasy❝See you at the next eclipse, Winter❞ - KAPRIKORNUS : and the lunar eclipse *** Copyright © 2021 by tearsofirenic All rights reserved.