Happy reading!
---
Malam yang panjang dan badai yang dingin telah berlalu. Pagi ini hutan kembali cerah, seolah tidak ada yang terjadi tadi malam. Oh, rupanya dunia pandai memanipulasi. Summer dan Winter sudah bangun, pagi yang cerah menyambut mereka, seolah menyembuhkan luka ketakutan yang mereka dapatkan semalam. Burung-burung berkicau, daun-daun bergesekan, embun tertampung di daun yang besar, dan kabut putih sebentar lagi akan hilang dari pandangan. Cahaya matahari juga akan siap menyerbu.
Pagi ini Summer mengutuki Profesor dan dirinya dua hari yang lalu. Kenapa Profesor menyuruhnya membawa sedikit makanan? Dan kenapa dirinya tidak memasukkan semua kantung makanan? Alhasil pagi ini ia kelaparan, dia dan Winter maksudnya. Tapi tak ada yang bisa dilakukan, apa boleh buat selain membiarkan perut keroncongan?
"Air embun boleh diminum ga sih?" Summer menggumam sendiri sambil memperhatikan embun-embun yang jatuh ke tanah, Summer sangat menyayangkan itu. Winter di seberangnya tersenyum.
"Boleh. Aku sering minum air mentah, dan aku nggak mati."
Summer menoleh cepat. "Kamu bercanda?! Keterlaluan ... kenapa ngelakukan itu?"
Bahu Winter terangkat, dia menjawab tanpa menatap Summer, fokus mengamati tumbuhan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. "Aku kan gak diperbolehkan mengambil apapun dari dapur oleh Natalia. Tidak ada air gratis di sana. Jadi, biasanya aku pergi ke wastafel di pinggir jalan atau di pertokoan untuk minum di sana. Atau, jika aku melewati kolam air mancur, aku akan mengambil air di situ."
Gila.
Summer menggeleng-geleng. "Benar-benar planet yang tidak bisa ditempati."
Setelah puas melihat-lihat sekitar dan mengecek apakah aman untuknya, mereka memutuskan untuk pergi. Berjalan ke arah tenggara. Hanya berdua, tidak ada Topaz. Summer hanya menemukan pelana kuda yang sudah rusak terkoyak. Topaz yang malang ....
Hutan yang mereka lewati sangat lebat pepohonannya, sampai menutupi jalan. Summer menebas-nebaskan pedangnya pada ranting yang mengganggu. Tak jarang di antara Summer dan Winter yang terpeleset karena akar pohon yang besar. Bahkan saat mereka membelah hutan, Winter terpeleset untuk yang keempat kalinya, namun kali ini sangat parah, Winter sampai jatuh terjungkal. Buru-buru Summer menghampirinya, dan menemukan kaki Winter yang membiru semakin parah. Karena itu, Summer membiarkan Winter di punggungnya. Summer menggendong Winter. Berkali-kali juga Winter meminta maaf karena merepotkan Summer, namun selalu saja dibalas dengan elakan.
Mereka berjalan sangat lama, entah sudah berapa kali Summer berhenti, duduk, untuk beristirahat 10 menit. Tidak ada makan hari ini. Syukurlah cuaca tidak panas.
Dari kejauhan 50 meter, Summer menangkap sebuah kubangan air dan waterfall yang kecil. Tidak, bukan Procyon, hanya air terjun biasa. Summer berlari mendekat, mereka butuh air untuk minum dan membersihkan diri, ah ya, sekaligus beristirahat.
Waterfall ini airnya bersih dan jernih, tentu saja. Summer berseru senang bisa bertemu dengan air. Dia menurunkan Winter, berniat mencuci kaki Winter yang sakit. Kemudian dia membersihkan dirinya.
Setelah semuanya bersih, Summer dan Winter memilih duduk di pinggir kolam dan menjuntaikan kakinya sambil memukul-mukul air dengan kakinya. Rasanya segar dan menyenangkan di tengah-tengah keadaan yang menyakitkan, setidaknya. Winter menghela napas, kakinya sangat sakit, sama sekali tidak bisa digunakan. Cedera dan bengkak. Sempurna. Summer yang mendengar helaan Winter menengok, kemudian mengusap punggungnya lembut.
"Gapapa, Winter. Selama kamu sakit, kamu tetap bisa pergi ke manapun, bilang aja ke aku. Aku bakal nganter kamu. Janji."
Manis sekali. Winter tersenyum dan berterimakasih. Winter bersyukur, senang memiliki Summer, tapi entahlah, itu tidak spesial lagi baginya. Tidak ada yang spesial. Summer yang tahu akan apa yang Winter pikirkan mencoba menghiburnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAPRIKORNUS
Fantasi❝See you at the next eclipse, Winter❞ - KAPRIKORNUS : and the lunar eclipse *** Copyright © 2021 by tearsofirenic All rights reserved.