46. warmth in the midst of a storm

117 33 17
                                    

Winter and Topaz

Winter and Topaz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Happy reading!

---

Malam telah tiba, waktu meluncur seperti papan es di padang panas. Langit sepenuhnya gelap, terlebih lagi Winter dan Summer memasuki kawasan hutan (lagi) tadi sore, sehingga sinar bulan pun akan terhalang pepohonan. Tidak ada penerangan.

Topaz pun sepertinya lelah, laju jalannya melambat.

"Kita udah di ujung hutan, Winter. Semuanya aman. Kalau mau tidur, bersandar aja di pundakku. Agak menyeramkan tidur di tengah hutan." Ujar Summer pada saat melihat tidak ada pepohonan lagi di ujung sana, itu artinya hanya akan ada padang rumput, tidak ada yang menyeramkan. Atau kalau boleh berharap, Summer ingin di sana ada perkampungan, dan ia akan bertanya di mana Procyon.

Di belakang, Winter mengangguk, lalu menyandarkan dahinya di pundak Summer dan perlahan menutup matanya.

Tapi ternyata skenario tidak memudahkan Winter untuk beristirahat sejenak dengan secara tiba-tiba takdir mendatangkan suara gonggongan serigala dari jauh. Suaranya samar-samar, tapi karena hanya ada suara serigala itu, suaranya menjadi atensi dan terdengar memenuhi kepala yang mendengarnya. Summer, tepat di detik di mana ia mendengar gonggongan itu, ia spontan menghentikan Topaz dan menelisik kembali suara serigala itu.

"Winter maaf, kayaknya ini bukan waktu yang tepat untuk tidur. Aku minta maaf," ujar Summer sebelum memutar balik kuda yang mereka taiki.

Winter yang saat itu sama-sama kalangan kabut dengan selimut kekalutannya melirih dengan suara patah-patah, "Ga apa-apa. Ayo cari tempat aman."

Summer menggeleng. "Kita gak akan mencari tempat aman, kita akan putar balik. Penciuman serigala sangat baik, kamu tau itu."

Tepat setelahnya, suara gonggongan itu semakin dekat, dan terdengar banyak. Bukan serigala, tapi sekumpulan serigala sedang mendekat. Dan tak butuh waktu lama, Summer gesit menarik tali kekang dan berbalik, berlari kencang melupakan malam yang mengantuk. Malam ini mereka harus berlari kencang dari sekumpulan serigala yang kelaparan di radius 500 meter.

Masuk kembali ke kawasan hutan yang gelap, menyusahkan Summer mencari jalan.

Winter memeluk Summer erat agar tidak jatuh, sedangkan Summer mencambuk Topaz berkali-kali memintanya lebih cepat lagi. Topaz mengeluarkan ringkikan, kesakitan. Yang sayangnya Summer tidak bisa menggubris itu sekarang karena kawanan serigala semakin dekat. Summer menoleh ke belakang, dan mendapat kawanan serigala itu mengejarnya dengan ganas. Kuku-kuku jarinya yang tajam dan panjang merusak apapun yang menghalanginya. Summer mengangguk yakin, mempercepat laju kudanya. Sebenarnya ... berusaha yakin.

Semakin dekat dan semakin dekat. Jarak antara serigala dan Summer hanya tiga meter. Winter memeluk Summer semakin erat, dia mengucapkan doa-doa saking takutnya. Summer pun hampir menangis ketakutan.

KAPRIKORNUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang