Bonne lecture
"Ehm. Kenalin, aku Summer kembaranmu dari dimensi lain."
Deg!
Winter membeku mendengar pernyataan gadis di depannya itu. Apa katanya? Kembaran? Winter meneguk saliva-nya. Terdiam memikirkan kalimat gadis bernama Summer tersebut. Ini cukup memberatkan pikirannya. Hingga kemudian ia teringat akan cerita Natalia tentangnya. Bahwa ia sengaja dibuang oleh ibunya, yang kemudian dengan berat hati Natalia merawatnya hingga berumur 17 tahun. Natalia tidak pernah menceritakan siapa ibunya, Natalia pun berkata bahwa Winter ditinggalkan begitu saja tanpa meninggalkan jejak apa-apa, sehingga kementrian menetapkan hak asuh pada Natalia. Tanpa meninggalkan jejak apa-apa—kecuali kalung itu. Ah, itu kalung biasa. Tapi apa mungkin Summer memang kembarannya? Sebagian dirinya bersyukur karena ternyata masih memiliki keluarga, sebagian lagi mengatakan Summer hanyalah halusinasi.
Sugesti itu memenuhi isi kepalanya. Sampai-sampai Winter tak sadar sudah sudah mendiamkan Summer dengan senyum merekah minta dibalas.
Summer mendengus dan senyumnya memudar. "Bener kata Papa, nama itu mencerminkan kepribadian. Kayak kamu, dingin banget kaya namanya."
Senyum simpul Winter lontarkan.
Meski simpul, senyum Winter tetap menawan. Summer tergelak melihat Winter tersenyum, walau Summer tidak tahu yang Winter ulas tidaklah natural. "Nah! Gitu dong, senyum. Kan kembaranku jadi lebih cantik!"
"Kembaran?" Winter menggumam sendiri.
Summer manggut-manggut. "Iya, kembaran, lihat aja muka kita," jawabnya semangat. "Gimana? Seneng kan bisa ketemu kembaran? Aku juga seneng, banget. Astaga, setelah sekian lama!"
"Selamat, pasti sangat senang menemukan kembaran yang kau cari, ya. Aku berharap bisa menemukan keluargaku seperti kamu menemukan aku."
Mendengar itu, tawa dan senyum Summer langsung berhenti, dia mencondongkan badannya hingga keluar dari cermin, membuat Winter melotot melihat Summer menjadi nyata. Bisa-bisanya Winter ingin bertemu keluarganya sedangkan yang di depannya ini adalah kembarannya!
"Enak banget tu mulut. Terus aku ini apa? Tai kambing?" cerocos Summer.
Winter tak menyahut, hanya tertawa kecil dan mengiyakan ocehan Summer. Tapi kemudian Summer menarik tangannya mendekat. "Ayo."
Segera mungkin Winter menarik tangannya. "Tidak," tolaknya. "Maaf aku tidak bisa mempercayai orang secepat itu." Winter menundukkan kepalanya seraya mundur dua langkah.
Wajar saja, Summer tiba-tiba datang di malam hari melewati cermin, kemudian mengaku sebagai saudara kembar dengan modal wajah yang sama.
Perasaan kecewa tergurat pada sosok gadis ceriwis dalam cermin tersebut. Baiklah, Summer mengerti Winter belum mempercayainya, dan dia memaklumi itu. Tapi Summer tidak tahu bagaimana cara membuat Winter tertarik untuk mengikuti tujuannya. Ia menimang dagunya untuk berpikir. Tak berlangsung lama untuk Summer mendapatkan jawabannya.
"Kamu bilang pengen ketemu keluarga kamu kan?" Tanpa menunggu jawaban, Summer langsung berujar kembali. "Gapapa kalau kamu ga percaya aku saudaramu. Tapi kamu perlu tau, kalau keluarga kamu itu masih ada, kamu ga sendiri dan ga pernah sendiri. Aku paham kamu sendiri dan kesepian."
Yang dikatakan Summer benar, Winter sendiri dan kesepian. Hidup Winter terlalu gelap meski ia murah senyum dan tidak pernah marah. Untuk sabar, ia hanya perlu menghela napas. Maka semuanya akan selesai.
"Tapi aku ga bisa kasih solusi untuk itu, aku ga bisa ke tempatmu karena takdirku disini. Satu-satunya cara untuk kamu menemukan keluargamu adalah kembali ke dunia-mu, disini ..." Summer mundur selangkah untuk memperlihatkan dunianya pada Winter.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAPRIKORNUS
خيال (فانتازيا)❝See you at the next eclipse, Winter❞ - KAPRIKORNUS : and the lunar eclipse *** Copyright © 2021 by tearsofirenic All rights reserved.