48. meet the centaur

146 35 28
                                    

Happy reading!

---

"Winter! Ayo turun. Biar cepet sembuh!" Summer berteriak dari tengah kolam air terjun, dia berseru senang. Terlihat bahagia seolah tak ada beban sama sekali. Tapi memang benar, Procyon menyedot semua energi negatif.

Winter di pinggiran kolam menggeleng, balas berteriak. "Aku ga bisa berenang!"

"Kamu tidak akan tenggelam. Ini kan Procyon!! Sama sekali ngga ada yang berbahaya di sini. Bahkan kolam yang aku selami ini menyembuhkanku dalam sekejap mata! Ingat kata Profesor? Mineral ini bisa menyembuhkanmu!"

Kalimat meyakinkan yang dilontarkan Summer sukses mempengaruhi Winter.  Baiklah, Winter akan masuk ke kolam, berendam, kan? Lagipula, berendam di Procyon adalah tujuannya, kenapa ia menolak.

Perlahan-lahan Winter memasukkan tubuhnya ke air—mulai dari kaki—sambil berpegangan pada batu yang tadi didudukinya. Hal pertama yang ia rasakan setelah menyelupkan seluruh tubuhnya adalah dingin segar, bahagia, tenang, semua itu menghasilkan perasaan yang baru kali ini ia rasakan. Rasa itu seperti senang, bahagia, tenang. Pusing yang hinggap di kepala Winter hilang. Benar-benar efek yang besar. Bahkan ada sekelebat niat untuk tidak pernah meninggalkan tempat ini di kepala Winter. Setelah beberapa detik menahan napas di dalam air, Winter kembali memunculkan wujudnya, dia tersenyum lebar pada Summer yang berenang mendekat. Winter menggerak-gerakkan kakinya di dalam air, sama sekali tidak sakit. Atau mungkin memang sudah sembuh.

"This is fun!!"

"Kan, apa kubilang!" balas Summer, sebelum jail mencipratkan air pada Winter, saudarinya menghindar sia-sia. "Gimana perasaanmu?"

Winter diam sejenak sebelum menjawab. "Senang, tenang. Seperti disihir, kurang lebih seperti itu. Tapi aku merasa tubuhku 101 persen fit, lebih fit dari saat aku masih ada di rumah, dulu melelahkan, rasanya awet. Tapi sekarang, semuanya hilang. Kau juga?" Summer mengangguk.

Mereka berdua memilih merehatkan pikiran di sini, healing dengan cara mereka masing-masing. Summer bermain dengan alam, dan Winter bersandar di pinggir, menatap langit sambil merenung, mencoba menerima hidupnya. Seperti itulah.

Mereka tenggelam dengan aktivitasnya sendiri. Yeah, wajar saja di antara Summer dan Winter tidak ada yang menyadari adanya sebuah pergerakan yang pelakunya bukanlah salah satu dari mereka. Summer yang sedang berenang tiba-tiba berhenti menyadari atmosfer yang tiba-tiba berubah, benar-benar kontras, dia menoleh ke arah Winter. Winter yang tadinya tercenung ikut menoleh, apa?

Tapi Summer tak merespon, sibuk berpikir, sampai akhirnya pergerakan yang kecil itu mulai tampak jelas. Dan tiba-tiba saja, seekor centaurus muncul dari permukaan air, gerakannya sangat cepat, Summer tak sempat melakukan apa-apa, namun ia cukup tahu itu adalah Kaprikornus. Apa lagi?

Ekor ikan Kaprikornus itu berubah sedetik setelah mendarat di daratan, mata tajam Kaprikornus menatap ke arah Summer yang sudah menyelamatkan diri ke pinggiran kolam. Sorotnya sudah menjelaskan bahwa hewan itu sedang marah, dan merasa terganggu dengan kehadiran mereka.

"Winter, cepat lari!" teriak Summer pada Winter, sementara dirinya menyiapkan diri, mengambil pedang yang ia lepaskan tadi.

Saat Winter berlari menjauh, Kaprikornus itu lari mengikutinya, karena itu Summer berinisiatif pergi ke arah sebaliknya dan menyeret pedang di batu untuk menarik atensi Kaprikornus. Sesuai dugaan, Kaprikornus berbalik dan menyerbu Summer seperti banteng. Summer berlari kencang sambil membawa pedangnya.

"Winter, cari jalan keluar! Aku tidak bisa melukai Kaprikornus, kita harus aman dan selamat!" teriak Summer tergesa-gesa selagi dirinya menghindar dari Kaprikornus.

KAPRIKORNUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang