Requested by : Ouka_Ardiansyah
~~~~
Akehoshi Subaru, seseorang yang cukup "aneh" untukmu. Ia adalah orang yang rela melakukan apapun demi sebuah koin 10 yen bahkan jika itu permintaan yang bertentangan dengan sifat aslinya. Seperti saat Hokuto menyuruhnya diam, ia melakukannya dengan baik demi koin 10 yen itu.Saat kau menanyakannya ia hanya bilang kalau ia suka karena koin itu berkilau.
"Heyyy (name)~~" teriaknya menghampirimu. Ini adalah kebiasaannya yang lain padamu. "Baiklah, tenang sedikit" kataku sambil memberinya beberapa koin dari kembalian belanjaan. "Yaaayyy terima kasih (name)" katanya sambil menjabat tanganmu. "Kau selalu meminta koin dariku setiap hari, bukannya jika kau menginginkannya kau bisa memintanya ke orang tuamu??" tanyaku heran padanya. Yah dia adalah orang kaya, jika mau, ia bisa menukarkan uang kertas menjadi koin yang berkilau kilau itu. "Tentu saja tapi aku tak mau melakukannya~ itu akan memberatkan mereka" balasnya. Aku hanya menggelengkan kepala ketika mendengar jawabannya.
"Siapa sangka kau bisa menjadi sedewasa ini" kataku sambil tertawa sedikit. "Apa jawabanku terdengar seperti itu??" katanya sambil berpikir. "Yah, siapa yang tahu"
~~~~
"(name)~~" Subaru menghampiriku setelah aku telah selesai bekerja. "Ohh Akehoshi kun, ada apa?? Apa kau membutuhkan sesuatu dariku??" tanyaku padanya. Ia hanya menggeleng "Apa setelah ini kau bebas?? Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat" tanyanya. Aku memikirkan jadwalku sebentar. "Yah hari ini aku tak ada pekerjaan lagi jadi kurasa bisa kubilang begitu" jawabku padanya. "Baguss, kalau begitu ikutlah bersamaku ya" ia kemudian menarik lenganku dan mengajakku ke suatu tempat.
Dan inilah tempatnya. Sebuah restoran di tengah kota yang cukup mewah dan sangat sangat terang. Maksudku berkilauan. Atau mungkin itu yang dipikirkan oleh Subaru.
"Waaahh restoran ini berkilau sekali" katanya sambil menatap restoran tersebut. "Padahal kau sendiri yang memilihnya, tapi kau yang terkejut melihatnya" kataku padanya. "Ohh itu benar, kalau begitu ayo kita masuk" katanya sambil mengulurkan tangannya. Aku menerima uluran tangannya dan ikut dengannya memasuki restoran itu.
"1 meja atas nama Subaru" katanya pada resepsionis. Resepsionis tersebut melihat daftar catatan dan mempersilahkan kami masuk. "Silahkan, meja kalian di nomor 3" katanya mempersilahkan kami. Aku melihat sekitar untuk mencari meja nomor 3 dan kemudian menemukannya. Sebuah meja dengan 2 kursi. "Ayo, duduklah (name), dan silahkan pesan makanan yang kau suka" katanya padaku sambil menyerahkan buku menu. Sejujurnya aku merasa sedikit gugup, aku bahkan tak pernah memikirkan akan memasuki restoran seperti ini yang penuh dengan orang kaya, dan kelihatannya menu makanannya mahal.
"Akehoshi kun bagaimana jika kau yang memesankan untukku?? Aku tak tahu menu yang ada disini" kataku sambil menyerahkan buku menu padanya. "Ahh baiklah kalau begitu" katanya sambil menerima buku menu dan memesan beberapa makanan. Pelayan mencatat pesanannya kemudian meninggalkan kami berdua.
"Tapi Akehoshi kun, kenapa kau membawaku ke restoran seperti ini??" tanyaku padanya. "Hmm aku tadi bertanya pada hokke tentang hal ini dan ia menjawabnya. Kemudian disinilah kita" jawaban darinyasedikit aneh tapi aku hanya mengangguk mendengarnya. "Kau tidak paham bukan??" tanyanya. Aku tertawa kecil dan ia menganggap itu sebagai jawaban 'iya'.
"Yah begitulah, aku akan memberitahukan alasannya setelah kita selesai makan" katanya saat pelayan datang membawakan pesanan kami. "Baiklah kalau begitu, selamat makan"
~~~~
"Bagaimana menurutmu?? Apakah makanannya enak??" tanya Subaru padaku. "Secara mengejutkan ini sangat lezat. Tapi kupikir ini cukup mahal apalagi untukku" kataku sedikit menghela napas. "Hahaha aku menyukainya jika kau menyukainya" katanya sambil tertawa. "Jadi, apa alasanmu membawaku kesini??" tanyaku padanya. "Ah iya mengenai hal itu" ia mulai memainkan tangannya. "Jadi aku menanyakan pada Hokke bagaimana cara membuat seorang perempuan tersenyum dan ia mengatakan bahwa membawanya memakan makanan enak dapat membuatnya tersenyum" kata Subaru. Aku kemudian terdiam. Semua makanan mahal seperti ini hanya untuk membuatku tersenyum???
"Jadii kau ingin membuatku tersenyum??" tanyaku padanya sambil menunjuk diriku. Ia mengangguk. "Aku sangat menyukai ekspresimu tadi, ketika kau memakan makanannya, kau tersenyum indah, itu adalah senyuman yang berkilau, dan aku menyukainya" katanya sambil tersenyum padaku. "Kau tahu Akehoshi kun, jika kau menginginkannya maka kau akan mendapatkannya. Aku tidak akan bisa menolak keinginanmu kan" kataku padanya. "Oohh apa itu berarti kau menyukaiku juga??" tanyanya dengan tatapan penuh harapnya.
"A-Apa tidak, bukan itu maksudku" kataku sambil memalingkan wajahku. "Wajahmu memerah, apa kau sakit??" katanya sambil memegang keningku dengan niat ingin memeriksa suhu. "T-Tidak aku baik baik saja" kataku sambil menjauhkan tangannya. "Tapi tentu saja melihat senyum milikmu yang berkilau itu membuatku kembali semangat menjadi idol lagi. Tujuanku adalah membuat seluruh dunia menjadi berkilau dan membuat seluruh fans kami sangat bahagia sehingga memancarkan senyum yang berkilau seperti milikmu" katanya padaku. Aku hanya diam mendengar perkataannya. "Apa kau tak mau mengatakan sesuatu??" tanyanya padaku.
"Yah kurasa kau adalah idol yang baik. Tujuanmu sangat baik" kataku gugup. Aku mencoba menyusun kata kata tapi perkataannya dan perbuatannya tadi membuatku tak fokus. Subaru yang melihatku kesusahan akhirnya mengajakku keluar restoran. Tentu saja setelah membayar makanannya.
Ia memegang tanganku "Kau tenang saja" katanya menenangkanku. Aku menarik napas beberapa kali dan mulai berbicara "Aku sangat berterima kasih atas perbuatanmu tadi. Kau membawaku ke restoran dan mengajakku makan. Aku menghargai perasaanmu itu"
"Dan jika kau menyukaiku yang tersenyum kau hanya perlu memintanya saja. Kau tak perlu melakukan hal hal seperti ini" lanjutku. "Dan aku melakukan hal ini. Tentu saja sebagai produser" kataku gugup. Aku mencoba mengatakannya. Aku juga menyukainya. Subaru yang melihat ekspresiku yang kesulitan kemudian menarikku ke pelukannya. "Tidak masalah, bila kau tak ingin mengatakannya itu tak apa. Aku mengerti" katanya sambil mengelus punggungku. "Tidak, aku harus mengatakannya kali ini. A-Aku juga menyukaimu Akehoshi kun"
Ia kemudian terkejut. "Kalau memang benar maka jangan panggil aku Akehoshi kun lagi" katanya tertawa. "Yah tapi itu tak penting" lanjutnya.
"Mulai sekarang tersenyumlah untukku (name)~ aku menyukai senyumanmu yang berkilau itu. Dan tentu saja dirimu yang berkilau, bahkan lebih berkilau dari koin yang kumiliki" katanya padaku. "Tentu saja Akehoshi kun, aku akan selalu tersenyum untukmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ensemble Stars Oneshot
Short StorySepertinya ga perlu deskripsi karena sudah tertera di judul. Lagi gabut aja jadi pengin buat Oneshots. Jadwal update ga teratur, kalo niat bisa seminggu 2 cerita atau lebih. Warning : bakal banyak OOC disini karena ga semua chara aku bisa IC, tapi...