A/N : dapat ide saat dengerin dan liat artinya sweet sweet melody :)))
Silahkan dinikmati
~~~~
"Hari yang melelahkan" keluh (name). Sedari tadi ia mengurus latihan unit unit tanpa istirahat. Yah ini mendekati SS jadi semua unit harus bersiap. Latihan terakhir hari ini adalah 2Wink, setelah itu ia bisa pulang.
(Name) kemudian mencari saudara kembar Aoi tersebut di selurug sekolah.
"Senpaii~" Hinata memanggilnya. "Oh, Hinata kun, aku baru saja ingin mencarimu" (name) membalas panggilannya. "Baguslah, kalau begitu ayo ikuti aku" Hinata kemudian menarik lengannya. "Tapi Hinata kun, aku akan mengapresiasinya jika kita bisa latihan saja kali ini" (name) berusaha melepaskan tangannya dari Hinata.
"Senpai jahat sekali :((" ucap Hinata sambil memasang wajah sedih. "Memangnya apa yang ingin kau lakukan??" tanya (name) padanya. Ia kemudian berpikir sebentar. "Baiklah, aku akan menunggu di ruang musik, bagaimana kalau senpai mencari Yuta kun?? Kita juga butuh Yuta kun untuk latihan bukan??"
"Bukankah kalian selalu bersama??" tanya (name) bingung. Belakangan ini ia sering melihat Yuta bersama dengan Hinata. "Tapi Yuta kun tidak disini bukan??" katanya sedikit mengejek.
Dan begitulah bagaimana sekarang (name) bisa mencari Yuta di sekeliling sekolah. Tapi ia tak mengetahui sesuatu...
"Oh, Tomoya kun" (name) memanggil Tomoya, teman sekelas Yuta. Tomoya menoleh "Ada apa (name) san?? Apa kau membutuhkan sesuatu dariku??" tanyanya. "Apa kau melihat Yuta kun??" tanya (name). "Yuta kun ya?? Tadi aku melihatnya pulang bersama Hinata kun" balasnya. "Baiklah, terima kasih atas jawabannya" (name) berterima kasih lalu meninggalkannya.
Hinata membohonginya.
(Name) segera berlari ke ruang musik untuk mencari Hinata tetapi ia tak menemukannya, saat ia hendak pergi lagi, Hinata menemuinya.
"Senpai kelelahan ya~" ucap Hinata jahil, ia memberikan sebotol minuman. "Ayo minumlah"
(Name) yang kelelahan tanpa basa basi langsung meminum semuanya. "HINATA BODOH!! APA YANG KAU MASUKKAN DI MINUMAN INI??!!" teriak (name) pada Hinata. "Kau tahu~ hanya beberapa cabai saja" jawabnya tanpa rasa bersalah kemudian berlari. "Tunggu saja kau, akan kutangkap kau, Hinata"
~~~~
Setelah kelelahan mencari Hinata di seluruh sekolah, (name) akhirnya duduk di taman dengan sebotol minuman di tangannya. Kali ini ia pastikan tidak ada yang menyentuhnya, apalagi Hinata.
"Apa yang dia pikir dia lakukan" keluh (name) yang seperti single parents yang mengurus anak nakal. "Sekarang sudah sore dan bahkan aku belum melatih mereka. Kapan aku bisa pulang??" (name) sedikit kelelahan, ia akhirnya bersandar pada kursi dan mengecek telepon miliknya ketika sepasang tangan menutup kedua matanya.
"Ayo tebak siapa ini~"
'Ini pasti si Hinata itu' batin (name). Ia kemudian memegang erat tangan tersebut. "Kali ini aku tak akan melepaskanmu loh, Hinata" (name) perlahan menyingkirkan tangan itu dan membuka matanya. "Senpai benar sekali~" Hinata kemudian tertawa dan memeluk (name) dari belakang.
"Kau tidak boleh lupa dengan pembalasan dendamku" (name) kemudian memegang tangan Hinata dengan erat dan berusaha membantingnya ke tanah, tapi Hinata dengan skill akrobatiknya berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.
"Sayang sekali senpai~ itu tidak berhasil" Hinata kemudian tertawa. "Sini kau" (name) kemudian berusaha berdiri dari tempatnya ketika ia menyadari bahwa kursinya tersebut ditempeli lem. "Sayang sekali, senpai tidak akan bisa mengejarku kali ini" Hinata kemudian dengan santainya berjalan ke dalam sekolah.
Setelah menunggu beberapa jam, dengan bantuan beberapa murid sekolah yang tersisa, akhirnya aku bisa melepaskan diri dari kursi tersebut. Dengan pengalaman tersebut ia akhirnya memilih untuk tidak mempercayai Hinata lagi dan menuju ke ruang kelas untuk mengambil tasnya dan segera pulang.
Itu yang ia pikir akan dilakukannya tapi tas miliknya hilang dan pelakunya pasti cuman satu.
"Anak itu..." (name) mengeluh dengan kesal. Dan dimulailah pencarian kesekian kalinya untuk seorang Aoi Hinata.
"Kali ini aku tak akan membiarkannya menjahiliku lagi" batin (name). Tapi meloloskan diri dari kejahilan Hinata bukanlah hal mudah. Ia menyiapkan perangkap hampir di seluruh sekolah sampai akhirnya (name) melarikan diri ke atas atap sekolah dan menemukan Hinata dengan tas sekolahnya disana.
"Senpai akhirnya sampai ya~" katanya sambil bersandar di pembatas sambil memegang tas milikku. "Aku yakin kali ini senpai tidak akan mendorongku dari sini bukan??" katanya sedikit bercanda. Dan itu mengingatkanku akan kejadian hari itu.
"Ayolah Hinata, apa yang kau lakukan sedari tadi, jika kau dengan baik ingin latihan bersama Yuta maka sekarang aku sudah bisa beristirahat. Sebenarnya apa tujuanmu melakukan itu??" tanya (name) sambil perlahan berjalan mendekatinya. "Tentu, aku akan menjawabnya tapi sebelum itu aku akan bertanya sesuatu terlebih dahulu" Hinata perlahan berjalan mendekati senpainya dan menyerahkan tas miliknya.
"Apakah senpai bersenang senang??" tanyanya. (Name) terkejut dengan pertanyaannya. Tentu saja tidak ada orang yang bisa bersenang senang dengan kejahilannya. "Apa kau perlu menanyakan hal tersebut?? Kau seharusnya sudah tahu jawabannya bukan??" (name) menjawab dengan niat tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut.
"Tentu saja, jika senpai tidak kesal, itu bukanlah kejahilan tahu" ia terkekeh sedikit. "Baiklah, kurasa ini adalah akhirnya" Hinata berjalan sedikit menjauh dari senpainya itu. "Beberapa hari ini aku melihat senpai sedikit kelelahan dan stress jadi kupikir aku bisa sedikit menjahili senpai" ia menjawab pertanyaan (name) yang diajukannya tadi. "Aku belakangan ini tidak pernah melihat wajah senpai yang tersenyum bahagia" tambahnya. Ia kemudian mengeluarkan kue kecil dari tas miliknya.
"Senpai selalu bekerja keras selama ini untuk kami, jadi jangan khawatirkan apapun" ia kemudian mendekati (name) dan mengelus kepalanya perlahan. "Kegagalan dialami oleh semua orang, jadi senpai tak perlu mengkhawatirkan hal tersebut. Ayo, makanlah kue ini" Hinata menawarkan kue tersebut pada (name).
"Bolehkah aku memakannya??" tanya (name) memastikan. "Tentu saja" Hinata mengangguk sambil memberikan sepasang sendok, untuk dirinya dan (name). (Name) menerima sendok dari Hinata dan memakan kue tersebut.
"Ini enak sekali, dimana kau membelinya??" tanya (name) setelah melahap sepotong kue. "Itu adalah rahasia~" jawab Hinata. "Tapi aku senang melihat senpai bisa tersenyum lagi" katanya sambil menatap (name) yang sangat bahagia memakan kue tersebut. (Name) kemudian balik menatapnya dengan bingung. "Terima kasih Hinata" kata (name) padanya sambil tersenyum. Hinata kemudian tersenyum juga padanya.
"Sebelum senpai berterima kasih, aku masih punya sesuatu lagi" Hinata kemudian bersiap memakai tas miliknya dan melemparkan kue tersebut ke muka (name). Ia kemudian berlari keluar dari atap. "Teruslah tersenyum senpai, aku menyukai senyumanmu" teriaknya sambil dengan gesit turun melalui tangga.
"HINATA BODOHH!!" teriak (name) dengan mukanya yang tertutupi krim kue. Tapi setidaknya kue tersebut bisa menutupi rona merah di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ensemble Stars Oneshot
Short StorySepertinya ga perlu deskripsi karena sudah tertera di judul. Lagi gabut aja jadi pengin buat Oneshots. Jadwal update ga teratur, kalo niat bisa seminggu 2 cerita atau lebih. Warning : bakal banyak OOC disini karena ga semua chara aku bisa IC, tapi...