mass day

135 30 0
                                    

  " virus akan menyebar hari ini, vel. jadi turutilah kemauanku, helikopter akan menjemput keluargamu dalam 20 menit dan bawa barang yang menurutmu penting!"

"no! tidak, letnan!. sudah berapa kali aku bilang, aku tidak akan pergi tanpa sahabatku"

"egois sekali, lalu bagaimana keselamatan orang tuamu??"

"jika kau ingin menjemput mereka, jemputlah. aku akan mengikuti alur mereka"

"tidak!, kami akan tetap menjemputmu-"

"kenapa kau sangat mengkhawatirkanku? karena aku objek istimewamu? menyuntikkan zat semacam besi cair kedalam tulang sum-sumku? menjadikan aku rekayasa genetikmu? mengubah identitasku untuk memata-matai mereka?. Berapa banyak bayi yang kau uji? 534? 1000? berapa yang berhasil? hanya aku? bagaimana jika orang tuaku tidak mengajukan aku? akan kah kita sekarang tau rencana mereka?. 7 tahun aku menuruti kemauanmu, menjadikan aku tidak bebas bahkan menutupi identitas!"

vele mematikan telepon sepihak.

.....

"swalayan?"
vele menggaruk rambutnya

keenam temannya mengangguk

"kan kita nanti malem rencananya mau food gathering"
ucap Mira

"tapi eummm... kita batalin aja, mendingan dirumah main yang seru aja ya kan"
ia menoleh ke Raiden berharap mengangguk.

tapi ia menggeleng

"keluar sebentar aja nga bakal bikin item kok"

"bbukkaannnn ituuu masalahnya!"

ia mengacak rambut frustasi lalu naik ke kamarnya, dipertengahan tangga ia berbalik

"minta kunci mobil ke papa, sana cepetan"

ia kembali naik, masuk ke kamar, mengambil barang yang sudah ia siapkan jauh jauh hari didalam plastik hitam besar.
ia juga memasukkan beberapa baju ke dalam tas sekolahnya, memakai make up tipis tipis lalu menyusul sahabatnya yang sedang memanaskan mobil.

sebelum itu ia berpamitan kepada orang tuanya yang juga sibuk mengambil barang didalam kamar

"1 jam lagi, ma"

mereka berdua menoleh

"hati-hati dijalan, mama tau kamu hebat"

mereka bertiga berpelukan erat, membentuk lingkaran kecil. vele melepaskannya lalu menoleh sedetik.

sabahat sahabatnya sudah menunggu dibelakang mobil dengan menyilangkan tangan didepan dada, menatap vele heran mengapa membawa barang sebanyak itu

ia tak perduli, mengusir mereka agar masuk ke dalam mobil lalu ia membuka bagasi dan memasukkan semuanya

menyusul Raiden dikursi kemudi.

"LET'S GO!"
sorak mereka dibelakang

keadaan tambah rusuh ketika Raiden memutar lagu Bruntal.

They say these are the golden years

But I wish I could disappear

Ego crush is so severe

"GOD!"

it's brutal out here.

mereka semua tertawa riang kecuali Vele yang murung melihat jalanan yang ia lewati. biarkan mereka bahagia dulu agar tidak terlalu terkejut dengan keadaan nanti

ia memasang earponds ketelinganya, memutar lagu 90an sembari memperhatikan jam tangannya. 45 menit lagi

"Cepetin ih mobilnya, lama banget"

"liat tuh macet"

dagu Raiden menunjuk jalanan didepannya yang penuh mobil dan motor, vele membuka jendela dan mendengar betapa rusuhnya keadaan jalanan.

dalam keadaan macet seperti ini biasanya ada seorang anak yang berjualan barang keliling.
dan benar, seorang anak perempuan sekitar 10 tahunan menghampiri mobil vele lalu menawarkan Tisu.

ia buru buru mengambil uang 100rb dari tasnya lalu memberikan kepada anak itu, tapi ada syaratnya

ia mendekat kepada anak itu lalu berbisik

"kakak punya uang 100rb, tapi ada syaratnya. mau ga?"

anak itu mengangguk

"lari dari sini ke pos polisi atau tentara atau ke tempat sepi atau gedung lalu minta tolong sama orang lain yang lebih dewasa buat nga keluar keluar ruangan. tutup pintu apapun atau celah apapun supaya nga ada yang masuk. sekitar 43 menit dari sekarang. oke?"

vele memberi anak itu uang ditangannya, lalu ia pergi.

jalanan masih agak macet namun mobil mereka masih bisa lewat, perjalanan pun dilanjutkan. Gedung gedung yang masih bersih, jalanan bersih berisikan kendaraan bermotor yang juga masih berjalan tak berdebu tanpa darah dan mayat.

tak sadar merenungi jalanan, keadaan yang ia lewati sekarang ternyata tujuannya sudah sampai. Mira menepuk bahu sahabatnya yang melihat lurus tak berkedip, awalnya lembut lama kelamaan seperti orang kesetanan
"HOI!"

"Astaga, ga nyelo"
Vele mengelus telinganya dengan tisu
"Sampe masuk gini iweuu jorok"

"Apasih lebay, cepet keluar udah pada masuk tuh"
Mira keluar meninggalkan Vele yang mencari barang di bagasi, memberantakinya mencari barang-barang yang dimaksud.

mengambil lakban hitam, tali pramuka, pisau lipat, sapu tangan, masker dan terakhir gunting memutar keatas melemparnya dan menangkapnya, memegang batang gunting ke telapak tangan lalu berlagak seperti menusuk seorang.

Sekeluarga yang baru keluar dari mobil melirik menatapnya aneh, ia hanya meringis. Sudahlah sebaiknya ia masuk saja mencari gengnya.

Sangat ramai, penuh kerumunan. Melihat sekelilingnya barang yang memungkinkan untuk menyerang dan tempat untuk bersembunyi.

bugh..

Seorang pak tua tak sengaja menyenggolnya dengan buru-buru masuk ke dalam


VICTOVYA PROJECT || COMPLETE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang