quarantine

62 21 1
                                    

"distrik satu terisi penuh"

"distrik dua terisi penuh"

"distrik tiga terisi penuh"

"distrik empat terisi setengah"

"distrik lima belum terisi"

laporan-laporan dari daerah karantina yang berada ditengah hutan berbeda bersautan secara urut. Seorang pria berdiri didepan layar pemantauan dari negara tetangga bersama 7 rekan kerjanya.

"kunci semua pintu masuk dan keluar dari distrik satu jika terjadi kebocoran atau infeksi, segera mungkin. Jangan lupakan Zero"

wanita berpangkat letnan, rambut disanggul dengan kedua tangan yang terlipat dibelakang tubuhnya seperti sedang aba aba istirahat keluar dari ruang pemantauan.

"lihat ke jam delapan, Ryan, pernahkah mencoba itu?"
suara rekan TNI angkatan AU nya terdengar diheadset tentaranya.

pandangannya beralih. melihat pasangan pengantin muda sedang bercum*u mesra dikursi bawah pohonan rimbun.

ia mendongak keatas melihat helikopter yang dipiloti oleh rekannya. ia mengangkat jari tengah

"diamlah"

"sungguh lebih seru bisa duduk dihelikopter ini daripada dimobil pindad MV2 mu itu, Ryan. kau salah memilih angkatan"

"diam"

"tenang, kita akan sering bertemu karena dalam misi yang sama"

"itu terpaksa"

"Kapt. ada amunisi lain?"
Tanya rekannya yang juga berada dalam satu mobil. dia anak baru.

"di tas sebelah kanan"

temannya yang berada di Rooftop pengungsian memencet tombol di HTnya.

"Aku suka Resident evil"

"Aku lebih suka 69"
sahut rekan AUnya tadi

"diam, aku belum menikah"
Ryan ikut berbicara

"kau masih 19, nak. lebih sopanlah kepada aku"

"Semua pasukan Zero diharapkan menuju pusat"
Aba aba suara seorang wanita.

"Benar kan perkataanku, harusnya kita diam sembari menunggu perintah"
ucap Ryan.

Rekannya menghentikan pindad didepan pintu pengungsian empat yang terisi setengah, kebanyakan tentara yang melakukan pemeriksaan khusu dengan pakaian yang khusus juga.

rekannya yang di rooftop tadi masuk ke pindad dengan ribetnya, saking penuhnya tas yang ia bawa.

Mobil berjalan menyusuri jalanan yang masih tanah dan berkerikil karena belum diaspal, menuju kantor pusat yang juga berada ditengah hutan namun jauh dari pengungsian distrik manapun.

Baim yang mempiloti helikopter yang tadi berbicara dengan Ryan pun membalikkan arah menuju pusat, ya dia lebih praktis.

.

VICTOVYA PROJECT || COMPLETE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang