practice

41 11 0
                                    

"CEPAT VEL!"

Mira berteriak , melipat tangan didepan dada . menunggu Vele yang masih memakai sepatu olahraganya di dalam kamar .

"SABAR IH! LUKA GW BELOM KERING , TOT!"

"MAKANYA DARI TADI SEPATUNYA DISIAPIN DULU , BUKANNYA MALAH BACA NOVEL!"

"DIEM AH! BRISIK!"

hening .

Mira buru buru merapikan rambutnya yang sedikit berantakan kala melihat Arron berjalan menuju kamarnya . pasti ingin bertemu Vele , sudah pasti .

"kenapa?"

Vele mengagetkan Mira yang sedang memandangi ketampanan Arron dari depan pintu kamarnya . tak berkedip . oke , dia sekarang tau Mira memandangi apa .

Vele menepuk jidat
"kenapa dia harus kesini?"

"menemui mu lah , sudah pasti itu"

"ayo kita duluan ke lapangan"

Vele menarik tangan Mira secara paksa . membawanya menuruni tangga menuju lapangan bawah tempat kapten Ryan memberikan instruksi kepada bawahannya pada saat zombie menyerang pengungsian .

kejadian itu muncul lagi di kepala Vele .

namun yang paling ia rasakan adalah rindu kepada kapten Ryan .

ngomong ngomong soal kapten . prajurit gilang jadi menghubunginya lewat handle talkie? .

tanyakan nanti saja vel , kau sudah sampai dilapangan yang penuh dengan remaja seumuranmu yang akan dilatih oleh para tentara . prajurit gilang juga akan melatihmu .

"HEI SINI! KENAPA BERDIRI DISITU?"
teriak prajurit gilang melambaikan tangan kepada vele yang melamun pinggir lapangan . ia menghampiri gilang .

"kenapa semua remaja dikumpulkan?"

"untuk melatih kalian jika ada serangan dadakan dari zombie" vele mengangguk

"prajurit gilang" sang empu menoleh

"sudah menghubungi kapten lewat handle talkie??"

gilang tersenyum , ia sudah tau jika vele akan menanyakan hal itu "sudah . kapten aman berada di hotel grand nusa . dan rencananya akan dijemput besok pagi pakai helikopter keluarga bilionaire itu"

mata vele berbinar binar "aku boleh ikut?"

"hey , lututmu saja belum sembuh"

"terus kenapa aku disuruh ikut pelatihan ini?"

"eum... khusus untuk dirimu hanya berlatih menggunakan senapan dan memanah"

"lalu... , bela diri?? silat? "

gilang menggeleng "tidak sekarang "

"yahhh.... padahal aku minatnya yang silat . kalo pake senapan kan berisik , bakalan menarik perkumpulan zombie" nada bicara vele menjadi lesu .

"hanya sementara kok , kalo lututmu sudah sembuh boleh ikut pencak silat" vele mengangguk lesu .

*****

vele memakai hedseat sebelum mengambil pistol dari genggaman prajurit gilang . ia memasang kuda kuda depan , kedua tangannya lurus kedepan sembari memegang erat pistolnya . badannya tegak . pistol tersebut ia arahkan ke manusia kertas tinggi didepannya yang berjarak 3 meter .

jemarinya berada tepat dipelatuk pistol , menunggu aba aba dari prajurit gilang .
gilang pun melongo . padahal ia belum memberikan instruksi apa apa kepada vele , namun vele sudah dalam posisi menembak yang tepat .

VICTOVYA PROJECT || COMPLETE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang