lucky

35 6 0
                                    

Vele mengambil jaket tebal berwarna birunya, menjedai rambut panjangnya, mengambil senter yang bisa membuat satu kampung tercerahi sampai sampai kuntilanak dibuat kaget dengan cerahnya masa depan.

ia sekali lagi mengintip dibalik jendela melihat apakah orang itu masih menabrak pohon atau tidak.

sistem otaknya berpikir, bagaimana bisa ada orang seoon itu.

dari bentuk tubuhnya yang ia lihat, seperti seorang pria paru baya karena rambutnya yang sudah beruban

ia melambai di depan wajah sabahatnya satu persatu, terlalu pulas.
ia menulis diatas kertas note berwarna kuning dari laci.

jangan kangen ya, bentar doang kok mau nolong orang yang nabrak pohon tapi ga nyadar.
jangan dibilang oon pliss..

Byeee... muahh
-Vele tercayang

Vele membuka pintu secara perlahan, menutupnya kembali lalu menyusuri tangga menuju bawah dengan mengendap endap.
1 langkah bisa ia tahan selama 21 detik saking takut ketahuan sama orang lain.

tujuannya sih baik buat nolong orang, tapi kalo sampe ngebuat suara langkah kaki nanti disangka makhluk apa.

bulu kuduknya merinding kala menapakkan kaki di tangga terakhir, membayangkan bagaimana ia nanti masuk ke hutan hanya karena membantu orang yang menabrak pohon tapi tidak sadar.

tidakkah ia berpikir makhluk apa yang  bodohnya cem ga ngotak seperti itu?.

oke mari kita berjalan mengendap lagi, satu lampu di lorong bawah menuju pintu masuk mati. harus kah iya menyalakan lampu atau senter?.

mari kita bernafas sejenak bersiap jika tiba tiba menyalakan senter dan muncul wajah putih tetapi tidak glowing dengan raut wajah ingin memutilasimu.

tarik nafas buang, lanjutkan langkahmu nak demi bangsa dan negara yang penuh koruptor bansos ini.

menuju kenyataan (luar) yang gelap sembari berdoa agar tidak disapa oleh sepupunya dilain dimensi. ia membuka pintu pelan pelan dan mengintip apakah ada penjaga atau tidak.

tidur.

korupsi penjagaan.

padahalkan jadwalnya di shif.

ia melambai didepan wajah polisi hamil yang sedang tidur bersender di kursi kayu.

molor.

serius, hanya satu polisi yang menjaga di pintu masuk??.
Vele melihat kertas putih tercoret tinta hitam tertempel di kaca pos penjagaan, sepertinya jadwal jaga. ia membacanya.

mengamati dengan detail jemarinya sembari menandai.

ternyata Kapten berjaga jam ini. tapi dimana dia?. kepalanya celigukan melihat sekeliling, dibelakang? haruskah mencarinya?.

tidak, terlalu lama. sebaiknya tolong orang tadi saja.

oke bismillah masuk ke Hutan.

ia menarik kepala jaketnya untuk menutupi telinga agar tidak dingin. tangan kanannya memengang  senter hitam kecil sementara tangan kirinya masuk ke saku jaket. langkahnya sangat pelan agar dedaunan kering yang ia pijak tidak berbunyi.

didepannya adalah pohon mangga yang berbuah lebat, menggiurkan. ia memetik satu yang masih kecil, lalu membawanya.

saking senangnya, ia tidak menghiraukan udara dingin dan suara langkah kaki yang menyeret daun kering. ia melanjutkan mendalami hutan.

mengarahkan lampu senternya ke arah kiri, ia menegang mendengar deru nafas hampir mengenai leher.

perlahan memutar badan 180 derajat dengan was was, berdoa kepada Tuhan berharap itu bukan hantu.

VICTOVYA PROJECT || COMPLETE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang