gather

47 15 0
                                    

"MA!"
teriak Vele dari kejauhan yang tak nyelo. Melihat mama yang sedang berbicara dengan salah satu tentara, sedangkan ayahnya sedang menurunkan tas bawaan dibantu yang lain.

Ibunya memakai celana jeans biru, kaos panjang berbalut cardigan panjang coklat, rambut bawah bahunya tergerai beterbangan karena baling baling helikopter.  santai seperti pulang dari liburan.

Sedangkan ayahnya memakai setelan baju dokter.

Berlagak seperti anak muda yang gaul, mamanya mengajaknya mendekati papanya dan tos ala ala. Tentu saja orang lain yang melihat akan bingung tujuh turunan 'Lagi keadaan kek gini kok sempet sempetnya tos sambil mesem'

Vele menjepit hidungnya diantara dua jari, mengibaskan satu tangan lagi didepannya
"hhmmm... bau bau zombie"

"heh!"
sentak papanya sembari mencubit lengan atas anaknya gemas, santai sekali mengatakan dirinya bau zombie padahal sudah mandi 4 kali sehari

Diiringi kekehan yang membuat perut gemoynya tergelitik, Jordan menceritakan kisah lucu yang ia lihat semasa di kamp pelatihan polri selama tujuh hari.

Jujur dari hati Zennia paling dalam, perut suaminya itu kotak kotak ada enam, berotot lagi.

"Mama sama papa di kamp udah kenal siapa aja?"
Tanya Vele setelah tawaan ayahnya mereda
"Boro boro kenalan, kita lewat aja udah sinis dulu. Ya kan, pa"
Zennia menyikut suaminya

"Yaampun, mungkin mereka iri"
balasnya dengan mengibaskan rambut ke belakang ala ala syahrini

Mendengar langkah sepatu yang familiar di telinganya, sontak memutar badan 180°. Semangat hidupnya menghilang lagi.
Ryan datang dengan senyuman dan tangan dibelakang datang untuk menyapa orang tuanya.

GR.. semua keluarga yang barusan datang, ia datangi satu persatu untuk menyapanya walaupun hanya dua menit, yaa walaupun juga banyak wajah wajah sinis.

Sekadar basa basi yang basi. Namun yang kali ini juga iya, walaupun mereka keluarga dengan jasa di bidang politik yang sangat rahasia. Hanya tuhan yang tau.

"Selamat pagi menjelang siang, bapak jordan"
salamnya sembari menjabat tangan bapak bapak penuh dengan jokes garing karena dulu semasa mudanya sangat dingin

Ia meringis membalas jabatannya
"Saya masih tiga tujuh tahun, jangan manggil bapak"

"owhh.. hehehe"
Ryan juga ikut meringis garing, bingung harus membalas apa
"Bagaimana kabarnya, nyonya Zennia dan Tuan Jordan?"
tanyanya sopan, menunjuk mereka dengan jempol

"wah nyonya, tuan, segala-"
Vele melihat Ayahnya yang melirik ibunya dengan kekehan, hampir tertawa

Melirik sekelilingnya yang seperti menjadi pemimpi bawah sadar di inception, ia bergidik ngeri. Menyela ucapan ayahnya dengan canggung
"ehhh.. hehe mending kita masuk aja kan"

.

.

"Pa, ini tu ngak masalah sepele. Beberapaaaaa rapa rapa rapaaa hari lalu sebelum vele ke sini, Vele kejebak di jalan tol yang plong sama sekali ngak ada apa apa. Tiba tiba ketemu sama sekelompok zombie yang sebanyak squid game. 2% nya bukan manusia!"

Vele berbicara dengan cepat layaknya audisi rap internasional, setelahnya ia duduk di pinggir kasur yang ditiduri ayah ibunya

"udah kamu injek kepalanya kan? yaudah, mama mau tidur"
Vele mengangguk dengan semangat namun kembali kesal saat mendengar kalimat terakhir

tok tok tok

tiga kali ketukan pintu yang menganggu
"siapa?"
tanyanya

"Ryan"

VICTOVYA PROJECT || COMPLETE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang