dia memilih membunuh .
tinggal ada 3 zombie yang harus dia bunuh dengan segera . maju dengan kaki tertatih menusuk perut zombie , darah dan keringat yang terus membasahi tubuhnya . berlari mundur untuk mengambil serpihan bata dari dinding mall dan melemparnya ke satu zombie , mengenai bagian kepalanya passs... .
ia bingung melihat 1 zombie lagi yang sudah tidak ada setelah melempar bata . seharusnya masih ada satu tapi diman-- .
GRAAA!!!
1 zombie bertubuh besar tiba tiba melompat menyerangnya dari arah depan . membuat ryan kehilangan keseimbangan dan jatuh terlentang .
sial! ryan menoleh noleh kan kepalanya ke kanan dan kiri ketika zombie berusaha menyerang wajahnya . berusaha mengambil belati yang jatuh tak jauh dari tempatnya dan--
berhasil! ryan menancapkan belati tepat diubun ubun zombie , seketika darah merembes dari kepalanya dan zombie ambruk tepat diatasnya . ryan menggulingkan tubuh zombie dari atas tubuhnya kesamping dan dia merangkak bersender ke dinding mall
melihat jam tangan yang terpasang ditangannya dan astaga sudah 20 menit berlalu! .
dengan nafas terengah engah dan menahan rasa sakit dibetisnya , ryan berlari keluar mall dan tidak menemukan truk militer yang membawanya kesitu .
menendang botol aqua kosong dibawah kakinya dengan kesal lalu berteriak menahan kecewa .
tunggu , kenapa dia harus kecewa? bukannya dia sendiri yang menyuruh gilang akan meninggalkannya ketika sudah 15 menit berlalu tidak ada suara tembakan? .
ryan mengusap wajahnya kasar lalu teringat dengan sebuah tempat , hotel yang ditinggali vele sebelum ia ke pengungsian berada di dekat mall . dia harus segera kesana sebelum sore .
berjalan tertatih tatih dengan celigukan melihat keadaan aman atau tidak menuju hotel , ryan mendongakkan kepala ketika melihat pagar tinggi hotel terkunci dan belum terbuka sama sekali seperti terakhir ia dan vele meninggalkannya .
terpaksa ia memanjatnya .
menahan rasa sakit dibetisnya karena lukanya bergesekan dengan kain celana seragamnya . jika seperti ini lukanya akan infeksi , namun bagaimana lagi dia harus masuk ke dalam hotel daripada harus berjalan jauh jauh dari sini ke pengungsian yang berada di pelosok .
ia melempar tasnya dahulu lalu
ryan meringgis ketika punggungnya bertambrakan dengan aspal , ya dia mendarat dengan meloncat namun tubuhnya tak seimbang . buru buru ia masuk ke dalam dan menemukan serpihan kaca pintu yang ia tembak waktu penyelamatan vele .berarti tidak ada orang lain selain dia disini
berjalan menuju dapur utama hotel tersebut untuk mengambil makanan yang mungkin masih tersisa . membuka kulkas 1 dan kosong membuka kulkas ke2 menemuman 3 botol soju dan 5 botol aqua .
melihat soju , ryan menginggat bagaimana dirinya dan vele berebutan soju didalam mobil seperti berebutan permen . senyuman terulas di bibir ryan .
astagaaa.. ada apa dengan diriku ryan menggelengkan kepala lalu memasukkan semua soju dan aqua kedalam tas . apa tidak ada makanan atau cemilan disini? .
ryan mengacak acak isi dapur dan membuka etalase kayu diatas kompor , menemukan banyak snack lays , roti bungkusan , oreo , slai olai dll . matanya menggerjap melihat apa yang ada didepannya , buru buru dia memasukkan semua snack . eummm.... tidak semua , dia hanya mengambil separuhnya .
owh ya dia ingat nomor kamar yang ditempati vele dan kedua sahabat perempuannya . sepertinya dia akan tidur disana saja .
•
•
•
•
•
•
•
"nah itu truknya!" pekik fisa tiba tiba sembari menunjuk truk militer yang tiba di pengungsian .
mata vele melihat ke arah fisa menunjuk , matanya berbinar binar melihat belakang truk yang mulai terbuka dan para korban turun beserta tentara yang lain . dia tidak sia sia menunggu ryan selama 3 jam lamanya . matanya celigukan mencari pemilik badan itu ketika prajurit gilang terakhir turun dari truk .
"dimana kapten?"
"A--aku pun tidak tau , mu---ngkin dia ada dibagian kemudi"
fisa mendorong kursi roda vele dengan tangan gemetaran menuju prajurit gilang yang tengah bersandar pada dinding dengan wajah pucat dan dia mengusap kasar wajahnya sendiri .
mata vele sedikit memanas , jantungnya berdengup kencang . suaranya gemetaran
"prajurit gi--gilang"gilang yang tengah melamun terlonjak kaget karena mendengar namanya disebut oleh seseorang dengan nada halus "ah vele ada apa?" dia menggaruk tekuk lehernya yang sama sekali tak gatal .
"dimana kapten?" ulangku
prajurit gilang diam
"katakan padaku dimana kapten?"
dia tetap diam
"katakan prajurit gilang!"
"maaf vel--"
"apa maksudmu?"
gilang melihat mata vele yang mulai berair "kapten-- dia menghilang waktu--" belum selesai gilang menyelesaikan ucapannya , vele sudah menangis menutupi wajahnya . gilang yang ikut merasakan kesedihan vele segera memeluk erat gadis yang ada didepannya .
gilang mengusap surai vele "besok kita akan coba hubungi kapten lewat handle talkie"
vele mengangguk samar . sudah kuduga ini akan terjadi , harusnya aku ikut saja .
*****
"yaa... dia keras kepala . tidak ingin masuk kekamar dan hanya ingin melamun disitu"
Mira dan prajurit gilang mengamati vele dari balik pintu menuju rooftop .terlihat vele yang duduk dikursi roda , melamun , tak bergerak sedikit pun . membiarkan angin malam mengacak acak rambut panjangnya .
sudah 2 jam berlalu vele selalu saja tetap dengan posisi yang sama . Mira tau sahabatnya perlu waktu sendirian , tapi ini tak wajar . bagaimana jika vele memikirkan sesuatu untuk mengakhiri hidupnya?? .
"semoga saja tidak" Mira menoleh ke prajurit gilang yg bergumam pelan .
" ?seharusnya aku tak meninggalkan kapten . ini semua salah ku""ayolah , berhenti menyalahkan diri sendiri"
"tapi ini mema--"
"hey! lihat vele"
Mira menunjuk vele yang bergerak memajukan kursi roda yang ia tumpangi . sontak mereka berdua mendobrak pintu , buru buru menghampirinya dengan nafas terengah engah ."jangan bunuh diri!"
"apa apaan kalian ini? aku hanya ingin maju " ia menoleh . mereka berdua saling bertukar pandangan
"a-aku kira--""kalian ini persis , sama sama aneh"
"lagian ngapain maju segala sih??"
" memang nga boleh? kapten ryan aja nga pernah ngelarang"
"jadi kalo kapten ryan ngelarang , lu baru nurut?" vele mengangguk .
"dasar bucin!"
"bucin gimana sih?! ngada ngada deh!"
"iya kan prajurit gilang?" Mira menyenggol lengan gilang . sang empu hanya mengangguk tak paham .
"kalian tuh yang bucin!"
Mira melotot "heh kita cuma temenan ya!"
"bilangnya sih temenan . lagian siapa yang bilang kalian pacaran?"
Mira tambah naik pitam "heh--"
"udah udah! berantem mulu , persis kucing sama anjing deh" ujar prajurit gilang memotong pertengkaran mereka berdua .
KAMU SEDANG MEMBACA
VICTOVYA PROJECT || COMPLETE ✓
Ficção CientíficaBest Rank : #5 sci-fi dari 6,04k cerita #6 fiksiilmiah dari 3,27k cerita BOOK 1 DARI VICTOVYA PROJECT proyek pengintaian para elite global atau iluminati merupakan organisasi yang diketahui ingin menciptakan New World Order (NWO) dinamai dengan proy...