karimunjawa

56 23 0
                                    

"Victovy-a'..ze-ro.."
dua kata yang terus terdengar dimimpinya terasa sampai ke Dunia nyata, mimpinya hanya gelap namun diiringi suara itu, suaranya sendiri yang berusaha menggapai langgit keenam.

mustahil? iya. seperti caranya tidur diatas mobil hitam sendirian sedangkan semuanya didalam mobil. Tanpa alas apapun, hanya tasnya yang digunakan untuk bantal. jatuh? tidak, hanya halunya saja yang terjatuh. Udara dingin layaknya jam dua pagi mengibaskan rambutnya yang tak tertutupi tudung jaket, tentu saja membangunkannya karena tidak nyelo.

sedari tadi ia sudah terbangun, namun tidak ingin mengubah posisinya yang mengamati lampu jalanan horor berkedip kedip sedari tadi, Isengnya ia menghitung lamanya.

sekali lagi setetes air mendarat didahinya, mengelapnya dengan punggung tangan, seperti air hujan namun tidak hujan. Merasakan telinganya berdenging, sang empu meraba telinganya. pantas saja, earponds daritadi siang belum ia copot.

Vele ingin turun, namun sebelum itu ia mengintip dari atas ke jendela paling depan, Lampu orange menyala memperlihatkan wajah kebo teman temannya.  Ia menepuk jidat, bodoh sekali, sudah tau mereka dalam bahaya jika dimalam hari masih saja menyalakan lampu.

ia turun dengan melompat, membuka pintu bagian kemudi lalu mematikan semua lampu, seketika semua temannya terbangun dengan mengucek mata mereka. menatap Vele dengan mata menyipit lalu tidur kembali seolah olah melihat hal yang tak penting.

"lampu diidupin, jendela ga ditutup, posisi tidur tangan keluar, satu zombie dateng kelar hidup kalian"

siapa lagi kalo bukan anak besi.

Raiden mengerang kemudian menguap dengan tangan yang diregangkan
"kan sepi tuh, gaada apa apa"

"sempit banget pemikiran, anda"

klik

bukan suara ranjau atau apapun, tetapi suara hasil imajinasi Vele.

getaran dimulai.

membuat raut wajah panik teman temannya termasuk dirinya, lampu jalanan bergoyang menggantung hampir copot. teman perempuannya menjerit tetapi tidak terlalu keras sedangkan teman laki lakinya seperti mendapatkan mainan baru. Sungguh perilaku yang sangat menarik perhatian.

perhatian mereka. Apalagi jendela belum ditutup.

"tutup jendelanya!"

seperti biasa mereka menurutinya, memencet tombol dengan jari mereka yang gemetaran, menunduk bersembunyi diantara kursi kursi mobil mengikuti Vele.

pengap? tentu saja!

guncangan hebat membuat kepala mereka terpentok beberapa kali sembari meringis, Mira yang notabenya penakut hampir saja menangis, matanya sudah berkaca kaca. jangan lupakan suara mengerikan makhluk diluar.

jam dua pagi mungkin mereka dulu masih bermimpi ria.

mereka menciut mendengar suara lampu jalanan satu per satu ambruk keaspal diiringi suara tulang patah. hehe memilukan.

Vele membuka pintu menempelkan permukaan tangannya keaspal menghiraukan kepanikan teman temannya, menutup mata mendengar frekuensi Infrasonik merasakan gelombang primer bergerak melalui bumi dari laut Karimunjawa yang memungkinkan sumber gempa.

suara gesekan tanah merambat melalui tangan, naik menuju leher dan otak, mempengaruhi indra pendengaran yang bunyinya sangat mengganggu.

"vel!"
teriak Fisa

zombie lagi.

ia menutup pintu dengan keras, karena perbedaan tekanan udara, telinga mereka berdengung.

menyalakan mobil, menancap gas tak memperdulikan seberapa cepatnya. teman temannya panik mencari sabuk pengaman, tubuh mereka berguncang karena kecepatan mobil ditambah guncangan.

"heh heh heh! mau kemana?!, katanya disini aja!!"
suara Alfa bergetar

"kita sekarang disekira daerah Batang, gempanya bakalan naik jadi 7,8 mg bakalan terjadi retakan sepanjang 11km dari Jepara hampir kelaten ditambah Pekalongan hampir Purbalingga, Kita mau ke Jakarta dann.. kita mau puter balik? hah!!"
cerocos Vele.

"tapi gabakal nyampe Vel!"

ia melirik jam tangannya

"tiga puluh bagi dua! kita punya waktu lima belas menit!"

vele menambah kecepatan, nyali teman temannya menciut, sungguh vele memang belum berubah. sangat ilegal untuk anak seumurannya

"jika dihadapkan dua pilihan menuju karantina atau survive, apa yang akan kamu lakukan?"

Tanya wanita berpangkat Letnan dikursi depannya, matanya mengunci pergerakan objek favoritnya.

"survive, rakyat Indonesia itu bukan layaknya satu butir pasir dipantai, mereka ribuan. Memang aku yang memegang rahasia, tapi tidak semua orang bisa mengerti bahkan tau, malah mereka bisa curiga. Aku tidak butuh pengawalan dan perhatian khusus seperti anggota DPR yang mendapat ruang perawatan khusus bahkan prlayanan khusus, sedangkan rakyatnya diabaikan. Aku masih warga sipil sampai akhirnya menjadi objek mu."

wanita didepannya menaikkan alis dan bersender dikursi yang ia duduki
"dua Kalimat akhirmu cukup bagus"

"VEL!"
pekik Raiden tiba tiba

"di Ruko itu ada 3 orang selamat!"
terusnya sembari menggedor gedor kaca mobil, tapi Vele mengabaikannya

6 menit

"Don't talk about time!"
teriak Vele, teman temannya melihat dengan tatapan heran

"eeee- maaf, earponds ku berbunyi"

dua lampu jalanan sebelah kanan jatuh berurutan membuat sang pengemudi reflek sedikit menunduk dan membelokkan setir secar tiba tiba ke arah kiri. membentur trotoar

sontak tubuh mereka membentur pintu mobil keras.

tanah bergetar kembali, namun tidak seperti sebelumnya. lebih besar.

Vele menginjak kopling. keadaan temannya tambah rusuh.

ia menginjak gas, mentok, mobil berjalan beberapa meter lalu ia membelokkannya 180° secara bruntal sehingga mobil berputar.

ia keluar secara buru buru, temannya mengikuti.

tanah bergetar lebih hebat membuat mereka berjongkok, jalanan depannya retak dan membelah, tanah tempat ia berdiri begerak arah jam enam sedikit cepat.

selang beberapa menit tanah kembali tenang, ia maju lima langkah melihat kebawah tanah terbelah 11km, sepeda motor, mobil dan sisa bangunan lainnya jatuh kedalam kubangan.

ia beralih kearah kiri, hal yang sama terjadi.









"HAARP"

VICTOVYA PROJECT || COMPLETE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang