6

801 15 0
                                    


**

Malam ini agenda pertemuan dadakan dengan Dosen Pembimbing Lapangan KKP, Gilang memberikan informasi pertemuannya mendadak alhasil kami hanya bisa menunduk malu karena pak dospem lap. (Dosen Pembimbing Lapangan KKP) sudah menunggu kedatangan kami. Teman-teman lainnya berpikir hanya anggota saja yang akan hadir untuk membahas tentang pemberangkatan kelompok KKP besok maka dari itu kebanyakan kami berpakaian ala muda mudi umumnya saat malam mingguan.

Untung nya dospem lap. (dosen pembimbing lapangan KKP) kami cukup santai dan memaklumi itu. Kami mengadakan pertemuan di cafe depan kampus disana dospem lap. bapak Prof. Suhirman, M.Pd lebih mengarahkan kami untuk tetap menjaga kesehatan, keselamatan dan keamanan kami selama di lapangan tidak lupa beliau berpesan untuk sopan santun dalam bermasyarakat.

"Ada yang ditanyakan lagi tidak teman-teman?" Tanya gilang

"Ayok tanyakan saja kalau belum jelas" sambung pak Suhirman.

"Al, ayok tanya" bisik hidmah yang berada di samping Aleta.

"Lah kok gua" balas Aleta berbisik.

"Aleta kamu mau bertanya?" Kata Gilang lagi. Mungkin dia dengar bisikan setan kami berdua.

"Iya... Saya.. pak bagaimana mengenai program kerja kami nanti di lapangan?" Tanya Aleta gugup. Sumpah iya pak Suhirman itu Dosen Biologi Aleta beliau juga terkenal salah satu dosen killer di jurusan Aleta jadi tidak heran iya kawan-kawan Aleta bertanya dengan gugup.

"Bukankah sudah di atur oleh ketua kalian?" Jawab beliau plus tanya balik lagi ke Aleta. Skatmat lu Al.

"Memang pak sudah ada, tapi kan pak kami tidak tau situasi sebenarnya yang ada disana seperti apa. Oke rencana strategis kami sudah ada tapi bagaimana nantinya kalau itu semua tidak pas untuk kami terapkan di lapangan dan kondisi masyarakat juga yang tidak memadai? Paling tidak kami punya solusi jika hal yang di luar dugaan terjadi pak karena ini juga pengalaman pertama kami pak."

"Bagus, ada yang bisa jawab atau ada solusi dari pertanyaan Aleta?" Tanya pak Suhirman lagi. Sedangkan teman-teman yang lain hanya menggeleng saja sebagai jawaban.

"Baik, jadi begini. Pertanyaan dari Al sangat bagus. kondisi dan keadaan yang di lapangan tidak ada yang bisa prediksi bukan? Cara mudah untuk mengambil hati masyarakat adalah dekati pemimpin mereka cari tau dari mereka bagaimana masyarakat sekitar setelah itu baru kalian coba untuk melihat langsung dan beradaptasi langsung dengan masyarakat nya untuk membuktikan kebenaran perkataan dari hasil observasi kalian. Kalau kalian gagal dengan cara mendekati, maka kalian juga bisa dekati dengan cara ikut serta dalam kegiatan atau kebiasaan masyarakat disana selama itu hal positif. Ambil ilmu dari mereka sekecil apapun dan jangan lupa yang lebih penting kalian harus nyaman dulu baru membuat orang lain nyaman. Mengerti!." Jelas panjang pak Suhirman.

"Mengerti pak" jawab kompak kami semua.

"Ya sudah saya pamit dulu iya, besok  kita ketemu lagi. Tetap semangat jaga kesehatan sampai bertemu waktu pelepasan KKP nya dan lakukan yang terbaik untuk 2 bulan kedepannya iya." Pesan terakhir sebelum pak Suhirman pergi.

**

"Al, ke kos gua ayok sholat disana sama hidmah juga kok. Mumpung gua ada makanan gratis." Ajak Ririn.

"Oke. Kalau makan gratis mah gua gak tolak" jawab Aleta.

"Somplak loh, hidup gratisan doyan" ejek hidmah.

"Kalau samaan diam saja." Balas Aleta tidak kalah penuh ejekan.

"Gua gak di ajak?" Tanya gilang.

"Iya nih, masak kita gak di ajak sih" jawab sewot Rahmat.

Sekarang kami semua lagi jalan ke parkiran sebagian mereka bawa kendaraan tapi Aleta dan Ririn jalan kaki karena kos kami dekat sedangkan hidmah akan di jemput pacarnya.

"Gak ada gratis untuk cowok jones" kata Ririn

"Siapa bilang gua jones" sewot Rahmat.

Perdebatan antara Rahmat dan Ririn terus berlanjut bahkan mereka lanjutkan di grup chat KKP juga. Astaghfirullah mereka itu seperti tom and Jerry saja.

Sekitar pukul delapan malam Aleta dan Hidmah pulang dari kos Ririn, Hidmah sudah di jemput pacarnya sedangkan Aleta melanjutkan jalan menuju supermarket untuk beli makanan dan keperluan yang lainnya.

Tidak membutuhkan waktu lama Aleta sudah selesai berbelanja sekarang tinggal bayar dengan antrian cukup panjang.

"Apa kamu ingin bersedekah dengan memperlihatkan paha kamu?" Suara itu seperti tidak asing.

"Ck. Badan kurus kering gitu di pamerkan?" Ejeknya lagi oleh suara yang terdengar.

Aleta coba untuk melihat sekelilingnya kenapa dan untuk siapa orang itu berkata. Dan Aleta menengok ke arah belakang dan..
Deg..

"Pak Ariq?" Kata Aleta kaget. Ariq tepat berdiri di belakang Aleta sekarang bahkan wangi parfum nya pun tercium oleh Aleta. Ya Allah Al pengen pingsan boleh tidak. Dan Dia bilang apa tadi pamer paha? Tubuh kurus kering? Maksudnya apa ini orang. Gerutu Aleta dalam hati.

"Bapak belanja juga?" Tanya Aleta lagi setelah sadar dari keterkejutan dan mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Menurut kamu?" Tanya dia balik.

"Oh" jawab Aleta linglung dan langsung menghadap ke depan untuk menghindari tatapan tajam itu.

"Ck. Apa kamu mau pamer badan kurus kamu aah?" Bisik Ariq sambil dia menarik tangan Aleta.

"Maksud bapak?" Tanya Aleta heran. Aleta melihat cara berpakaiannya malam ini dan ini masih sopan menurutnya terus kenapa ini orang malah sewot gitu. Apa jangan-jangan pak Ariq? Please Al Lo jangan sampai baper, pak Ariq hanya ising saja. Batin Aleta

 Batin Aleta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ck. Kamu..."

Ucapan Ariq terpotong karena sekarang giliran Aleta untuk membayar belanjaan. Setelah selesai Aleta memutuskan untuk pulang dengan sedikit tergesa-gesa. Tapi...

"Tunggu!" Cegah Ariq jangan lupakan tarikan di tangan Aleta dan di genggaman erat. Ariq membawa Aleta menjauh dan berakhir di parkiran.

"Ad.. ada apa" tanya Aleta gugup dan memperhatikan tangannya yang masih di genggam Ariq. Ya Allah kok jantung gua loncat-loncat iya.

"Masuk!" Perintah Ariq dengan mendorong Aleta masuk ke dalam mobil nya.

"Gak mau pak. Saya mau pulang." Tolak Aleta setelah Sadar dari ke haluan dan kebaperan itu.

Tanpa mempedulikan penolakan Aleta Ariq malah langsung menjalankan mobilnya. Kenapa Aleta tidak langsung kabur saja ketika pak Ariq putar balik ke kursi pengemudi tadi? Jawaban nya karena mobil dalam keadaan terkunci guys. Aleta cukup pasrah dan lihat apakah yang akan dilakukan oleh sang dosen tercinta eeh terhormat.

Beberapa menit setelah itu, kami sampai di sebuah rumah mewah ingat itu jelas bukan kos Aleta. Aleta cukup mengikuti langkah dari pria di depannya dan permainan apalagi yang akan terjadi.

"Kamu sudah datang Ar?" Tanya seorang wanita paruh baya yang masih cantik itu.

Di ruangan itu sungguh sangat mewah mulai dari isi rumahnya bahkan dekorasi rumah yang.... Tunggu tunggu itu seperti orang yang Aleta kenal yang lagi duduk manis di sofa ruang tamu itu bukannya...
What mereka....!!

**

Selamat membaca ya😊
Semoga kalian suka.

Mas DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang