10

1.3K 12 0
                                    

Selamat membaca..

**

"Hambar. Sudah berapa pria yang kamu puaskan!"

Deg.

Sakit hati dan lagi-lagi harga diri Aleta direndahkan bahkan dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membela diri pun Aleta tidak bisa melakukannya.

Aleta harus tahu konsekuensi dari pernikahan kontrak ini. Aleta tentu tidak ingin pernikahan dianggap sebuah permainan Aleta tentu bermimpi menikah itu sekali dalam seumur hidupnya dengan laki-laki idaman yang mencintai Aleta dengan apa adanya menerima kekurangan Aleta bisa merangkul dan memperingatkan Aleta ketika membuat kesalahan.

Tapi itu mungkin harus Aleta kubur dalam-dalam impiannya. Yang harus Aleta lakukan sekarang jalani dan hadapi takdir hidupnya Aleta percaya Tuhan tidak akan menguji umatnya diluar kemampuannya dalam menghadapi masalah itu.

"Non bisa istirahat di kamar atas" kata salah salah satu pembantu mungkin itu kepala pembantu di rumah ini.

"Bi panggil saya Al saja iya"

"Tapi kata tuan..."

"Saya tidak ada bedanya dengan bibi" jawab Aleta dengan senyum kecil. Aleta pikir juga dia hanya akan dianggap sebagai orang tidak kasat mata  bahkan mungkin tidak akan dianggap di rumah suaminya sendiri.

"Baiklah, Mari saya antar ke kamar nya" putus kepala pembantu alias bibi Sumi.

"Ini kamar tuan selain kamar utama yang ada di lantai bawah, disampingnya ada ruang perpustakaan. Dan ini kamar tamu khusus untuk keluarga dan disana ada balkon" penjelasan dari Bibi Sumi sambil membawa Aleta berkeliling melihat seluruh ruangan di rumah ini.

"Jadi secara singkat nya saya akan tinggal di lantai atas sedangkan tuan besar akan ditinggal di kamar lantai bawah, begitu bi?" Tanya Aleta.

"Suami" jawab seseorang dibelakang mereka

"Saya permisi tuan" pamit bi Sumi yang hanya dijawab anggukkan dari pemilik rumah

Aleta memutar mata melihat respon dari orang yang berdiri didepannya jangan lupa tatapan tajam dari si empunya rumah.

"Saya suami kamu kalau lupa"

"Dan saya istri kontak tuan kalau lupa" jawab Aleta dengan berani dan berniat untuk masuk ke calon kamarnya.

"Kamu.. beraninya.."

"Maaf tuan, saya sangat mengerti posisi saya di rumah ini bahkan di kehidupan tuan. Bukankah tuan selalu mengingatkan kepada saya tentang posisi saya yang sebenarnya?" Aleta lelah sungguh Aleta lelah dia baru saja pulang dari kampus mengurus keperluan nya untuk kegiatan PPL nya belum lagi mengurus untuk kepindahannya ke rumah ini bahkan Aleta belum bisa menjelaskan mengenai alasan kepindahannya ke teman kos nya Gita.

**

"Non al, tidak perlu bantu masak nanti kalau tuan tahu bisa marah sama bibi" bibi Sumi tetap dalam pendirian nya untuk memanggil Aleta dengan embel-embel nona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Non al, tidak perlu bantu masak nanti kalau tuan tahu bisa marah sama bibi" bibi Sumi tetap dalam pendirian nya untuk memanggil Aleta dengan embel-embel nona.

"Bibi tenang saja saya hanya..."

"Apa yang kamu lakukan di sini!!" tanya Ariq seperti nya baru pulang dari kampus.

Singkat cerita Aleta menikah dengan Ariq dosen idola di kampusnya dan juga anak dari pemilik kampus tersebut iya dia Ariq Kanaya Adhitama.

Pernikahan itu tetap terjadi dengan catatan harus dirahasiakan dari orang kampus dan pernikahan nya juga dilakukan dengan sederhana tapi Aleta yakin pernikahan itu tetap mengeluarkan uang banyak secara keluarga suami Aleta berasal dari orang kaya.

"Seperti yang tuan.."

"Tutup mulutmu Aleta! Siapa yang mengizinkan dia disini" suara nyaring Ariq membentak keras kepada Aleta dan bibi Sumi.

"Tuan ini.." Aleta melihat bibi Sumi gemetar untuk menjawab pertanyaan dari Ariq ini bukan salah bibi ini murni salah Aleta sendiri. Aleta membantu memasak karena dia sudah sangat bosan di rumah ini.

"Saya sendiri yang ingin membantu bibi memasak" jawab Aleta tegas.

"Saya tanya siapa yang mengizinkan Dia disini!" teriak Ariq lagi.

"Saya sendiri. Apakah saya juga tidak boleh berada disini? Apakah ini juga larangan untuk saya? Apalagi yang tidak boleh lakukan? Mana lagi hal yang harus saya hindari?" Teriak Aleta putus asa karena semua yang dia lakukan salah.

"Baik, mohon maaf jika saya mengganggu kenyamanan pandangan tuan di rumah ini" 


©©

Next😊

Mas DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang