Selamat membaca❤️Jangan lupa coment dan vote😍
***
Aleta tidak mengharapkan apapun dari pernikahannya bersama Ariq selain dari tuntutan orang tuanya. Apa yang akan terjadi pada pernikahannya dimasa depan nanti Aleta hanya bisa pasrah dan semoga itu memang yang terbaik untuk dirinya.
Seperti saat ini pun Aleta hanya bisa menangis menatapi nasib tersesatnya. Aleta berharap ada orang baik yang menolongnya. Aleta mencari dan mengingat ulang jalan yang dia lalui tadi sore yang ada Aleta lelah untuk mencari letak tempat tinggalnya. Sekarang hanya tempat gelap dan sapi yang belum pernah dia datangi. Kakinya terluka karena tadi Aleta berjalan tidak lihat jalan.
“hiks…ibu…” tangis Aleta di tepi jalan yang sepi.
”hiks..hiks..ibu al takut. Hiks… Al..al tidak tahu ini dimana.”
“ck.. Ketemu juga.” Kata seseorang dibelakang Aleta.
“Menyusahkan.”
Deg
“Pak.. Ariq.” Iya orang itu adalah Ariq suaminya.
“Sudah saya bilang jangan pergi sendiri. Bodoh. Keras kepala. Menyusahkan. Cepat berdiri.” Hati Aleta seperti ditikam ribuan belati saat mendengar umpatan kekesalan suaminya. Aleta diam melihat orang yang nya ini, memang benar ini adalah kesalahannya bukan. Jadi wajar dia di bentak seperti itu.
***
“Biar saya bantu obati lukanya, Non.” Ujar salah satu pembantu disana setelah sampai rumah. Tapi Aleta tolak halus karena menurutnya dia baik-baik saja. Sedangkan orang yang menolongnya tadi entah sudah pergi kemana.
Saat memasuki ruang tamu, Aleta bingung sekali dengan keadaan ruang tamu yang berantakan. Banyak pecahan keramik, pot bunga bahkan hiasan ruangan itu juga sudah berceceran di lantai.
“Non al, non tidak apa-apa?” Tanya bi Sumi khawatir.
“Saya baik-baik saja bi. Ini kenapa berantakan bi?”
“Itu anu..non..”
“Bi, tolong kasih tahu gadis keras kepala itu untuk membersihkan semua ini. Dan jangan pernah membantunya.” kata Ariq dan setelah itu berlalu pergi.
Aleta hanya bisa menahan gejolak perih di hatinya karena penuturan Ariq seakan-akan dia sebagai seorang pembantu. Berpura-pura tegar dan menahan rasa sakit di lutut dan hatinya, Aleta langsung berjalan membersihkan semua serpihan setelah menyakinkan bi asih kalau dia baik-baik saja.
Pukul 10 malam semua perkerjaan Aleta baru saja selesai. Larangan dari Ariq untuk tidak ada yang membantunya, membuat Aleta harus mengerjakan sendiri bahkan jarinya terluka karena tidak hati-hati.
Aleta merasa begitu sangat lelah seharian ini. Senam, tersesat bahkan membersihkan ruang tamu sendirian dapat membuat tubuhnya terasa remuk. Aleta melangkah dan membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Memperhatikan darah yang masih saja keluar dari jarinya memiliki rasa tersendiri saat melihat anggota badannya luka. Bahkan Aleta sengaja menekan luka di jarinya sehingga luka itu semakin besar. Hingga Aleta tidak sadar tertidur saking lelahnya.
Ariq baru saja keluar dari ruang kerjanya, menatap heran kearah gadis yang meringkuk di sofa. Bahkan dia tidak mengobati luka di lutut dan jari tangannya.
“Keras kepala! Apa tidak tahu gunanya tempat tidur?” kesal Ariq mencoba mengabaikan tapi langkah kakinya malah mendekati gadis itu.
“Nyusahin saja.” umpat Ariq seraya menunduk sebelum membopong tubuh Aleta untuk dibawa ke kamarnya di lantai dua.
"Bu..hiks.."
"Bahkan dalam mimpi pun masih saja cengeng." Dengan hati-hati Ariq membaringkan tubuh Aleta dan menyelimutinya.
**
Bagaimana dengan part ini?
Semoga kalian menyukainya
Love JK ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Dosen
Romancemenikah adalah salah satu tujuan hidup seseorang, menikah dengan kisah seindah cerita di dongeng impian seorang wanita, menikah sekali seumur hidup keinginan semua orang, Namun bagaimana jadinya jika seorang mahasiswi menikah dengan dosen nya sendi...