The Mafia: Bagian 1

2.8K 267 256
                                    

Halo selamat datang di story' pertama aku..
Semoga kalian suka ya
[Note: jangan panggil Author wkwk, Call me Byan]

•||The Mafia||•

😈HAPPY READING😈

"Gak! Sampai kapanpun Meisya gak akan pernah setuju ayah nikah sama Tante Violin!"-tolak Meisya mentah-mentah.

"DASAR ANAK TIDAK TAU TERIMA KASIH! BUNDA MU ITU SUDAH SAKIT-SAKITAN!"-bentak Leonard.

"Apa dengan ayah menikah lagi bunda akan sembuh?"-lirih Meisya.

Leonard diam, kata-katanya membeku seketika. Namun pikirannya sudah di kotori oleh Violin yang terus menghasutnya untuk menikahinya. Dan begitu mudahnya Leonard terpedaya oleh perempuan yang pandai bersilat lidah itu.

"Denger ya! Kalo kamu gamau ayah nikah sama Tante Violin, ...silahkan pergi dari rumah ini."-Ucap Leonard penuh penekanan.

"Oke, Mei akan pergi dari sini! Dan buat kau Violin, aku akan balas semuanya!"-Ucap Meisya.

"Mei, kamu jangan pergi. Kamu gak mikirin perasaan bunda hah!"-Ucap Alvian sedikit membentak.

"ALVI! UNTUK APA KAMU MELARANGNYA. BIARKAN DIA PERGI JIKA SUDAH KEHABISAN UANG DIA JUGA AKAN KEMBALI!"-bentak Leonard pada Alvian.

Tanpa ba bi bu, Meisya pun berlari ke kamar bundanya. Terdapat seorang ibu paruh baya yang tengah berbaring di atas kasur. "Bunda,"-lirih Meisya.

"Mei, kamu kenapa sayang?"-tanya Sonya yang tidak lain adalah Bunda kandung Mei.

"Maafin Mei bun, Mei harus pergi ayah udah gak anggap Mei lagi."-pamit Meisya pada Sonya.

"Ta--tapi Mei--"-ucapan Sonya terpotong oleh Meisya.

"Bunda harus sembuh, bunda jangan menyerah. Bunda harus lawan penyakit bunda, Mei pergi ya bun. I love you Mom,"-Ucap Meisya lalu keluar dari kamar Sonya dan langsung pergi.

Mati-matian Alvian menahannya, namun tidak di hiraukan Meisya. Dia tetap pergi dari rumah karena sudah muak dengan perlakuan papanya sendiri.

"Tinggal Sonya dan Alvian, tenang lah sayang kau akan lahir dan mempunyai ayah."-batin Violin tersenyum smirk.

Cuaca saat ini sedang tidak baik, awan hitam mulai menutupi langit yang cerah. Kini yang tadinya cerah menjadi mendung pertanda hujan akan turun.

Meisya terus berjalan tanpa tujuan, entah akan pergi kemana dia untuk saat ini. Jika ke rumah temannya, itu tidak mungkin karena bisa saja Alvian menyusulnya.

Hujan mulai turun dengan derasnya membuat sekujur tubuh Meisya kebasahan. Umur Meisya saat itu masih 9 tahun dan dia sudah di hadapkan dengan masalah yang besar seperti ini.

Brukk...

Meisya terjatuh dan pingsan di tengah-tengah hujan deras.

"Dad, liat itu ada anak kecil pingsan."-Ucap seorang ibu paruh baya dari dalam mobil yang melihat Meisya.

"Ayo kita tolong dia."-ajak sang suami.

The Mafia [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang