The Mafia: Bagian 20

543 65 12
                                    

Brice hari ini berniat untuk ke rumah sakit sekedar menjenguk keadaan Azmi, baru saja sampai Brice sudah melihat Dokter keluar dari ruangan Azmi. "Dokter." Panggil Brice.

"Ya Tuan, ada yang bisa saya bantu?"

"Gimana keadaan Huzami?" Tanya Brice to the point.

"Keadaannya tidak ada perubahan sedikit pun, Tuan Huzami masih dalam keadaan kritis dan secara pihak rumah sakit di nyatakan koma." Jelas Dokter nampak lesu.

Brice hanya menghela nafas panjang dan membuangnya kasar, "apa dia masih bisa selamat?" Tanya Brice penuh harap.

"Percaya saja sama yang di atas Tuan, kami juga akan berusaha semaksimal mungkin." Jawab Dokter.

"Jika tidak ada pertanyaan lagi saya permisi." Pamit Dokter yang mendapat anggukan dari Brice.

"Kau menunggu sendiri di sini?" Tanya Brice pada Michael.

"Tidak, tadi aku dengan Galang dan Lean. Namun mereka keluar sebentar mencari makanan." Jawab Michael.

Drrtt-- Drtttt----

Brice langsung mengangkat sambungan Telfon karena itu dari orang suruhannya semalam.

"Tuan Meisya sudah berhasil kami sekap."

"Nanti siang aku akan ke sana, pastikan dia aman di sana."

"Baik Tuan."

Tuttt----

"Ada apa Tuan?" Tanya Michael.

"Aku menyekap Meisya di tempat biasa, jika kau mau ikut melihatnya? Boleh saja." Ujar Brice.

"Dengan senang hati aku akan datang." Michael tersenyum miring.

Meisya terus saja memberontak saat 5 orang bertubuh kekar membawanya ke dalam hutan, di hutan itu terdapat sebuah rumah kecil yang tak berpenghuni dan dia jadikan untuk menyekap Meisya.

"Mmpphhhh...." Meisya terus memberontak melepas tangan kekar yang sedari tadi memeganginya dan membawanya secara kasar.

"Bisa diam!" Ucap salah satu dari mereka yang berkepala botak dan sedikit membentak.

Laki-laki itu mengikat Meisya di atas kursi kayu dan keluar berjaga-jaga diluar agar Meisya tidak kabur. Meisya berusaha mengambil pisau lipatnya untuk membuka ikatan di tangannya, "mpphhh,," ringis Meisya saat tidak sengaja tangannya terkena sayatan pisau.

Setelah ikatan tangannya terbuka Meisya pun membuka ikatan di kakinya dan ikatan kain di mulutnya, dapat Meisya rasakan sudut bibirnya mengeluarkan darah segar karena ikatan itu begitu kencang.

"Dasar tua Bangka." Ujar Meisya tersenyum miring.

"Gue harus bisa keluar dari sini." Gumamnya dan mencari jalan keluar, Meisya merusak pintu belakang dan...

Ceklek...

Pintu terbuka dan menampakkan hutan di depannya, Meisya bergidik ngeri melihat hutan itu dan mau tidak mau dia pun menerobosnya.

Di sisi lain, Brice dan Michael sedang menuju tempat tersebut untuk menghabisi Meisya. "Dimana dia?" Tanya Michael.

"Di dalam tuan." Jawab si botak, Brice tersenyum penuh kemenangan dan membuka pintu. Namun senyuman itu buyar saat rumah itu sudah kosong.

Tangannya mengepal kuat dan kembali menghampiri kelima pria yang berjaga di depan, "dimana dia hah! Apa kalian tidak bisa menjaga gadis kecil seperti dia?" Brice murka.

"T--tapi Tuan ti--tidak mungkin dia---"

"Lalu apa ini." Michael menunjukan ruangan itu sudah kosong, mereka hanya melongo bagaimana gadis itu bisa kabur secepat itu?

The Mafia [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang