The Mafia: Bagian 22

546 66 18
                                    

Tiga tembakan tepat sasaran dari Meisya dan membuat mereka terkapar tak bernyawa, padahal mata Meisya menatap El tajam.

•||The Mafia||•

"Berhenti atau kau mati mengenaskan di tanganku?" Ujar Meisya menatap El tajam dengan tangan kanannya yang kembali membidikkan pistol pada salah satu dari mereka.

"JANGAN HARAP!" teriak El lantang dan membuat Meisya tersenyum miring.

"SERANG!" Teriak Meisya dan pertempuran pun terjadi antara mafia Dark Devil dan Mafia The Bloods.

Bugh..

Bugh..

Krekk..

Srett...

"Argh.."

Bugh..

"Menyerah atau kau mata." Ucap Meisya penuh penekanan.

"Aku tidak akan pernah kalah,"

"Oh,, benarkah?"

"Ck! Kau pikir kau bisa menghabisi ku hah!"

Mereka terus berbicara walau pun tangan dan kaki saling memukul, El sudah sedikit kewalahan karena Meisya menyerangnya secara bertubi-tubi. Sedangkan para Gangster The Bloods sudah terkapar tak bernyawa tinggal tersisa beberapa Gangster lagi.

"Lihatlah tuan Evangelion terhormat, anggota sudah terkapar tak bernyawa." Smirk Meisya.

"Tidak semudah itu."

Srett...

"Arghh..." Ringis Meisya saat tangannya teriris pisau lipat milik El.

Tanpa basa-basi Meisya mengeluarkan pisau kesayangannya dan...

Jlebb...

"Arghh...." Erang El begitu lantang ketika pisau yang Meisya lemparkan menancap sempurna di perut El, darah segar terus keluar, bau anyir sudah begitu tercium.

Srett....

Meisya mencabut pisau itu kasar membuat sang empunya meringis kesakitan, "bagaimana? Menyerah atau kau mati!"

"Tidak akan!" El tetap kekeh pada tujuan awalnya.

Meisya tersenyum miring dan kembali memulai aksinya.

Jlebb...

Srett...

"ARGHH...." Erang El saat Meisya menusuk perutnya dan merobeknya.

Jlebb...

Jlebb..

Jlebb...

Meisya terus menusuk El di bagian perut dan dadanya bertubi-tubi, dan detik itu juga kesadaran El hilang sepenuhnya membuatnya tinggal nama saja.

Orang-orang yang menatap itu bergidik ngeri melihat bagaimana Meisya menyiksanya dan merasakan sakit yang begitu luar biasa, membunuhnya secara perlahan, menusukkan pedang yang siap menerobos jantungnya.

"Bereskan semuanya, pak Gi dan Kelvin ikut saya." Ujar Meisya begitu serius dan menuju ruangan khususnya.

"Duduk," titah Meisya pada pak Gi dan Kelvin setelah mereka sampai di ruangannya.

The Mafia [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang