The Mafia: Bagian 5

1.2K 163 87
                                    

Disinilah mereka saat ini, Nathan membawa Meisya ke sebuah taman. Dimana di taman itu terdapat sebuah danau yang tidak terlalu besar.

"Wah!! Bagus bangett."-kagum Meisya.

"Lo suka?"

"Bangetttt, makasih ya udah bawa gue kesini."

"Iya Mei, duduk yu disana."

Mereka pun menghampiri bangku kosong dan duduk, sementara Nathan dia pergi mencari-cari sesuatu. Sudah 5 menit Nathan pergi, namun dia belum juga kembali.

"Nathan kemana sih."

Meisya mengedarkan pandangannya berharap menemukan Nathan, namun nihil batang hidungnya saja tidak terlihat.

"Mei,"-panggil seseorang.

"Eh!!"-kaget Meisya.

"Ih Nathan ngagetin aja si Lo."-pekik Meisya.

"Nih buat Lo,"-Nathan menyerahkan Ice Cream Cornetto pada Meisya.

"Buat gue?"-tanya Meisya yang di balas anggukan Nathan. Meisya pun menerima ice cream tersebut dan memakannya. Terlalu ceroboh, Meisya memakan ice cream itu sampai belepotan. Nathan yang melihatnya hanya terkekeh.

Nathan menempelkan ibu jarinya pada sudut bibir Meisya dan membersihkan ice cream tersebut. Meisya hanya diam tidak ada penolakan. Mata mereka bertemu, pandangan mereka terkunci.

Tangan Nathan mulai menggenggam tangan Meisya, dengan mata mereka yang tetap saling memandang.

Dag Dig dug.. jantung Meisya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Duh, jantung gue ya ampun tolong."

"Mei, gue tau mungkin gue gak seromantis orang yang pernah ngisi hati lo. Gue juga mungkin bukan cinta pertama Lo, cuma Lo yang bisa luluhin hati gue. Gue gatau harus gimana rasa ini mengalir secara tiba-tiba, gue sayang sama Lo gue cinta sama Lo. Ya, walaupun Lo gak bisa Nerima gue. Meisya, Can you be a girlfriend?"

Meisya melihat dari mata Nathan yang bersungguh-sungguh, jika soal perasaan Meisya juga memang mencintainya.

"Yes."-jawab Meisya. Refleks Nathan langsung menarik Meisya kepelukannya dan di balas lembut oleh Meisya.

"Mulai sekarang panggilnya aku-kamu, jangan pake lo-gue."-Ucap Nathan di sela-sela pelukannya.

"Iya Nathan,"-kekeh Meisya.

"Makasih kamu udah mau Nerima aku."

"Iya Nath, sama-sama."

"Keliling tamannya yuk,"-ajak Nathan yang dibalas anggukan serta senyuman manis Meisya.

Merekapun berkeliling taman dengan tangan mereka yang saling bertautan. Nathan enggan melepasnya, begitupun Meisya.

"Eh liat itu, kayanya mereka pasangan deh"

"Iya ya, cocok banget ya"

"Haduh iri gue"

"Sama pacar gue aja gak pernah kaya gitu"

"Mama tolong"

Kira-kira begitulah teriak-teriakan dari para pengunjung yang melihat Nathan dan Meisya. Mereka hanya terkekeh kecil mendengar cibiran dari orang-orang.

Hari itu sang Surya memancarkan sinarnya begitu cerah, sehingga hari cukup panas. Nathan melihat wajah Meisya yang sudah mulai merah akibat sinar matahari.

"Kamu capek?"-tanya Nathan yang di balas anggukan Meisya.

Mereka pun istirahat sejenak di bawah pepohonan menambah udara menjadi sejuk. Nathan pergi membeli minuman untuk mereka, beberapa menit setelahnya Nathan kembali membawa satu botol air mineral.

The Mafia [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang