20

397 24 0
                                    

Apa hal yang paling menyakitkan bagi arga, saat ia menjalankan tugasnya sebagai ketua tim pasukan?
Mungkin ini salah satu jawabannya

Ketika berhadapan dengan saudaranya sendiri, teman temannya, bahkan wanitanya.

Sebelum hari ini terjadi, baik arga maupun nando mendapatkan kesempatan untuk pulang dan sudah di lantik menjadi anggota sandhi yudha, tetapi dengan tugas yang harus mereka emban.

Arga harus membawa pasukannya, menjadi penjaga atas demo yang terjadi saat ini.
Memimpin pasukan dengan senjatanya, melihat para teman, saudara, bahkan wanitanya.
Apa arga tidak sedih?
Tentu saja sedih tapi kembali lagi.

Abdi negara harus menjaga negaranya, melaksanakan misinya dan menjalankan tugasnya. Dan ini adalah tugas arga untuk menjaga keamanan negaranya.

Arga menahan rasa sakit hati, kerinduan, semuanya.
Ketika wanitanya tepat di depan matanya. Tetapi arga tak bisa melakukan apa apa, sebab ia masih dalam misi dan tugasnya.

Ketika para demonstran sudah membubarkan diri, ditambah dengan guyuran hujan, yang membuat mereka bubar dengan sendirinya.
Arga langsung pergi mencari lokasi. Mencari nando untuk meminta tolong kali ini saja.

"NAN, NANDOO
gue mau minta tolong"

Nando yang tengah meminum air pun ikutan panik.

"Gantiin posisi gue sebentar aja.
Kondisinya senggang kok, pasukan juga lagi berteduh semua"

"Lo mau kemana? Ga akan meninggalkan tugas kan?"

"Enggak kok, pleasee kali ini aja. Kasih gue waktu 10 menit, gue pasti bakal balik lagi ke sini"

"Selama nggak ada komandan lo aman, tapi jangan lama lama, entar bahaya"

Arga hanya tersenyum sambil menepuk bahu nando pelan"Makasih ya nan"

Lantas berlari membawa payung yg di pinjam dari salah satu bawahannya.
Mencari sosok yang barusan pergi di bawa lari entah kemana.
Membuat arga hampir putus asa karna belum menemukannnya.

Sampai tidak sengaja melihat claudya yang sedang menangis.
Sepanjang claudya berjalan tadi, arga mengikutinya dari belakang, sampai terduduk dan menangis.
Arga melihat semuanya.

Sampai akhirnya arga memutuskan untuk berdiri tepat di depan claudya, serta membenarkan tali sepatu claudya yang sempat terlepas.

"Arga?"

Arga menatap ke arah claudya sambil tersenyum. Detik itu juga claudya lagi lagi terisak sambil menatap wajah arga yang sekarang berubah, lebih tegas dan berwibawa.

"Jangan nangis" Ucap arga sambil mengusap air mata claudya.

"Maaf ya, tadi aku nggak bisa nolongin kamu.Maaf juga, karna sekarang pun aku belum bisa anterin kamu pulang. Aku masih dalam tugas dan misi yang harus di jalanin.
Aku ke sini aja, minta tolong sama nando buat gantiin sebentar.
Pulangnya bareng bara aja gpp kan?"

"Aku nggak bakal marah kok.
Tapi aku bakalan marah kalau kamu pulang sendirian, soalnya takut kamu kenapa-napa"Tambahnya

Claudya hanya tersenyum dan mengganguk.

"Arga aku bisa minta tolong ga?"

"Boleh, kamu mau aku tolong apa ?"

"Mau peluk kamu boleh?"

Arga tersenyum,membantu claudya berdiri dan langsung memberikan pelukan yang selama ini ia rindukan.

"Besok nanti,atau lusa,entah kapan itu
kalau aku libur, kita bakal ketemu lagi, aku janji."

"Kamu udah pulang aja, aku bersyukur banget arga"

"Maaf ya pertemuan kita kali ini nggak bisa lama lama"

Claudya.
Tatapannya ke arah arga, seakan mengisyaratkan bahwa ia tak mau berpisah.

"Sekarang aku boleh gantian minta tolong?" Kata arga

"Minta tolong apa?"

Arga melepaskan baret merah yang dia kenakan.
Memberikan pada claudya.
Memberikan baretnya dengan sebuah senyuman "Pakein baret ini buat aku"

Claudya menerima baret itu dengan senyuman, bahkan lelaki itu sampai menundukan badannya agar claudya bisa memasangkannya.

"Besok besok kegiatan ini yang bakal sering kamu lakuin"
Ujar arga sambil tersenyum

"Aku pamit ya, kasian nando jaga pasukan sendirian. Aku janji bakal cerita semuanya sama kamu.
Janji seorang abdi negara,Arga Wijaya."

Dan di tengah tengah derasnya hujan arga masih sempat memberikan hormat pada wanitanya.

Yang mana telah di balas oleh empunya.

𝙰𝚋𝚘𝚞𝚝 𝙷𝚒𝚖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang