35

289 23 0
                                    

Di sini claudya sekarang.
Di rumah keluarga besarnya arga wijaya.
Tampak banyak orang yang mendatangi rumah tersebut,dengan beragam alasan.
Ada yang datang karna mengelar acara doa bersama,ada yang datang untuk menyampaikan rasa duka nya,pun ada yang datang menambah luka dan duka.

"Claudya,kamu istirahat sja dulu nak.
Nnti kalau sudah ada kabar,tante akan segera beri tau kamu."
Ucap wanita paruh baya yang di kenal sebagai ibu dari sosok arga wijaya.

"Iya tante.Gpp kok"

"Kalau gitu,untuk sementara kamu istirahat saja,di kamarnya arga."

"Iya tante"

Membuka pintu kamarnya lalu memandang sekelilingnya.
Sampai ia berhenti pada satu arah,dimana di situ terdapat foto mereka berdua,dengan hiasan bingkai yang cukup unik.

Foto itu di ambil semasa perpisahan SMA dulu.
Ada banyak kenangan di sana.
Kenangan yang membuat claudya menjadi rindu dengan sosok itu.

Dinding kamar itu tampak elegan dengan cat berwarna abu abu.
Dan tidak lupa,banyak foto di sana.
Baik foto bersama keluarganya,foto semasa kecilnya,pun foto mereka berdua.

"Aku berharap,aku bisa lihat kamu lagi arga."
Kata claudya sambil memandang lekat pada foto sosok yang memakai baret merah dengan peluru melingkar pada tubuhnya, serta senyum manisnya.

"Dulu saat aku terpuruk kayak gini,kamu selalu ada,kamu yang selalu bisa bikin aku senyum lagi."

"Claudya"

Merasa dirinya terpanggil ia sesegera mungkin keluar dari kamar sambil mengusap air matanya.

Terlihat rombongan yang baru masuk,kira kira mereka ada 50 orang.
Datang menyampaikan duka mereka dan tidak lupa juga memberi informasi.

"Kami mohon pengertiannya dari pihak keluarga,bahwa sampai saat ini sersan arga wijaya dan yang lainnya belum di temukan.
Jangankan sersan dan yg lain.
Prajurit yang kami kerahkan pun sampai saat ini tidak bisa di hubungi.
Sesuai persyaratan bahwa jika prajurit yang di kerahkan pun tidak bisa di hubungi dalam 24 jam,kami menyatakan sersan arga wijaya dan lainnya telah gugur.
Dari kemarin kami sudah mencoba menghubungi mereka,tapi hasilnya nihil.
Maka dari itu kedatangan kami ke sini untuk menyampaikan rasa duka atas gugurnya sersan arga wijaya dan yang lainnya.
Alasan kami tidak mengirim tim lagi untuk mencari,karna kami sudah kehilangan cukup banyak prajurit,karna percarian tersebut."

"PRAJURIT SEJATI TIDAK AKAN TAKUT MATI.
MEREKA TELAH MENGUCAPKAN SUMPAH,UNTUK SELALU SIAP SEDIA DALAM KEADAAN APAPUN!"

"SIAP.
Tapi kami melaksanakannya sesuai instruksi,komandan"

"ARGA WIJAYA DAN YANG LAINNYA HARUS BISA PULANG KE TANAH AIR.
BAIK DALAM KEADAAN BERNYAWA ATAU PUN TIDAK BERNYAWA"
Tegas komandan yang di ketahui sebagai ayah dari arga wijaya.

"SIAP KOMANDAN.Kami akan berusaha.
Kami pamit."
Kata salah satu prajurit,lalu mengangkat tangannya untuk memberi hornat.

Hormat pun di balas oleh empunya.

Selepas kepergian rombongan tadi,claudya merasa semakin cemas.
Jikalau prajurit yang di kerahkan untuk mencari arga saja tidak ada kabarnya sampai sekarang.
Bagaimana dengan nasib arga?

"Claudya,kamu jangan banyak pikiran ya nak.
Pasti arga bisa pulang dengan selamat"

"Iya tante."
Kata claudya dengan tersenyum.
Ia tersenyum namun dalam dalam hatinya ia benar benar menangis.
Ketahuilah menutupi kesedihan dengan senyuman itu susah.

Bara.
Dokter bedah itu seakan hilang kabar.
Sampai saat ini ia tak mencoba menghubungi claudya,Mencoba menenangkan claudya,dan menjadi teman di kala claudya sedang terpuruk.
Apa iya bara tidak peduli lagi?
Atau mungkin bara belum melihat beritanya?

𝙰𝚋𝚘𝚞𝚝 𝙷𝚒𝚖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang