Episode 33

8.4K 585 63
                                    

"Tae, aku tau kau itu licik, tapi aku tidak tau jika kau ternyata sangat licik," ujar Daniel menggelengkan kepalanya.

Taehyung hanya tersenyum manis. "Kalau mau melawan manusia ular seperti dirinya itu harus licik, Daniel. Jika tidak, kita sendiri yang akan terkena bisanya," jawab Taehyung.

"Lalu, apa itu akan kau kirim sekarang pada Jungkook?"

"Tidak. Belum saatnya Jungkook tau, Eunha belum bertemu langsung denganku, jadi tidak seru jika belum melihat wajah terkejutnya itu. Dan aku juga belum bermain-main dengannya, Daniel. Tunggu sampai aku puas dulu," ucap Taehyung bersmirk kecil.

"Tidak heran bila kau dipanggil Queen Devil oleh bawahanmu," kata Daniel.

Taehyung mendelik kesal. Apa-apa'an Queen itu?!

"Yak! Aku bukan wanita, bodoh!" kesal Taehyung memukul lengan Daniel.

"Sakit, Tae!" keluh Daniel mengadu. "Lagipula yang ku katakan itu memang benarkan? Kau itu Queen!"

"Bukan Queen! Tapi King! Sudah berapa kali ku bilang!!!"

"Tidak, Tae, kau lebih pantas dipanggil Queen daripada King. Mana ada King cantik sepertimu itu?" ucap Daniel menggoda.

Taehyung mempoutkan bibirnya. "Aku tau kalau wajahku cantik, tapi jangan memanggilku Queen juga!" kata Taehyung merajuk.

"Hahaha."

Bibir Taehyung semakin maju dengan alis menukik tajam menatap Daniel. Sedangkan Daniel tentu saja gemas. Mana ada dia takut dengan makhluk menggemaskan seperti Taehyung.

Daniel mencubit gemas pipi gembil Taehyung, membuat Taehyung semakin kesal.

"Kau menggemaskan sekali sih Tae, aku jadi ingin menelanmu bulat-bulat," kata Daniel menahan gemas.

"Akwu bwukwan mwakanawn, lepawfkan!" kata Taehyung tidak jelas karena Daniel memainkan kedua pipinya. (Aku bukan makanan, lepaskan!)

"Kau ini bicara apa sih?" ucap Daniel sambil terkikik pelan.

"Dawniewl!"

Daniel terkekeh gemas, kemudian ia menarik tangannya dari pipi Taehyung.

"Daniel, sakit! Iss kau ini!" kesal Taehyung.

"Coba liat," ucap Daniel.

"Tidak! Nanti kau mencubitnya lagi," jawab Taehyung menutupi kedua pipinya dengan telapak tangannya.

"Tidak akan, Tae. Coba sini ku liat," bujuk Daniel meyakinkan.

Akhirnya Taehyung mengijinkan, ia menurunkan telapak tangannya dari pipi. Dan terlihatlah pipi tembam Taehyung yang memerah akibat cubitan Daniel yang terlalu gemas dengan Taehyung.

"Tae, maaf ya?" kata Daniel merasa bersalah.

Taehyung hanya mengangguk. "Sakit~" rengeknya manja.

Daniel menangkup kedua belah pipi Taehyung, dan mengelus pipi halus itu lembut, penuh kasih sayang.

"Masih sakit?" tanya Daniel tanpa berhenti mengelus pipi Taehyung.

"Masih," balas Taehyung.

Chup...

Chup...

Daniel mengecup kedua pipi Taehyung. "Tetap sakit?"

Taehyung menggeleng lalu tersenyum manis. "Sudah tidak karena dapat ciuman sayang dari Daniel hihi," jawab Taehyung.

Kemudian Taehyung memeluk Daniel. "Aku sayang padamu, Daniel! Walau kau menyebalkan!" ucapnya dengan nada malah diakhir kalimat.

Daniel tertawa pelan, tak marah kala Taehyung berkata bahwa dia menyebalkan. "Aku juga sayang padamu. Maaf jika selama ini aku menyebalkan. Tapi asal kau tau, yang paling menyebalkan ini adalah kau. Hahaha." balasnya dengan tawa kecil.

Taehyung sedikit kesal, tapi tak berniat protes. Sedangkan Daniel mengeratkan pelukannya sembari memberi kecupan kupu-kupu di surai Taehyung.

***

"Eomma, Eunki lapar," ucap Eunki pada Eunha.

Eunha yang sedang bermain ponsel pun mengalihkan pandangannya sekilas pada putrinya.

"Minta lah pada bibi Han, Eunki," jawab Eunha kembali fokus dengan benda pipih tersebut.

"Tapi Eunki mau dimasakkan oleh Eomma," lirih Eunki.

Eunha menghela nafasnya. "Eomma sibuk sayang, kau minta ke bibi Han saja ya."

"Tapi Eunki ingin seperti teman-teman Eunki yang dimasakkan oleh Eomma-nya," ucap Eunki pelan.

Eunha sebenarnya mendengar ucapan Eunki, hanya saja dia pura-pura tidak mendengar. Lagian Eunha mana mau masak. Hei, dia itu baru saja perawatan kulit dan kuku. Jika ia gunakan untuk memasak nanti kukunya bisa rusak dan kulitnya akan kasar, tidak halus lagi. Kalau itu terjadi Jungkook akan semakin jauh darinya. Tidak-tidak, Eunha tidak mau itu terjadi.

"BIBI HAN!!" teriak Eunha.

Bibi Han berlari tergesa-gesa mendengar teriakan Nyonya nya.

"Ada apa Nyonya?" tanya bibi Han.

"Buatkan Eunki makanan sekarang," perintah Eunha.

Bibi Han mengangguk. "Baik, Nyonya."

Bibi Han pun berbalik, tapi Eunki berteriak marah.

"TIDAK! Aku ingin masakkan Eomma!" teriak Eunki.

Eunha mencoba sabar. "Eunki menurut sama Eomma ya, biar bibi Han saja yang memasak untukmu."

Namun, Eunki tetap keras kepala, gadis cantik itu menggeleng keras. "Tidak mau! Eunki mau masakkan Eomma!"

"Eunki jangan membuat Eomma kesal!"

"Pokoknya Eunki mau masa..."

"EUNKI, KU BILANG JANGAN MEMBUATKU KESAL!!" potong Eunha marah.

Eunki sampai terlonjak kaget mendengar bentakan Eomma-nya. Mata bulat Eunki sudah berkaca-kaca.

"Cepat buatkan Eunki makanan! Ajak Eunki juga, aku muak dengannya," perintah Eunha pada bibi Han.

Bibi Han mengangguk kaku. Bibi Han menghampiri Eunki yang menunduk sambil menahan tangis. Kemudian ia membawa Nona mudanya ke dapur. Eunki hanya menurut, karena ia masih takut dengan bentakan Eunha.

Setelah mereka pergi ke dapur, Eunha berdecak kesal.

"Mengganggu saja," gerutu Eunha.

Ia mengambil ponselnya dan bermain dengan benda pipih itu lagi.

Tbc.

RETALIATION (Kookv) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang