Part 39 - Sorry

1.3K 219 77
                                    

Jaehyun masih duduk di belakang kemudi sambil memperhatikan Jisoo yang baru saja sampai di toko sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun masih duduk di belakang kemudi sambil memperhatikan Jisoo yang baru saja sampai di toko sendirian. Sebagian dari dirinya meminta untuk tidak terburu-buru menghampiri wanita itu, namun sebagian lagi sudah berteriak ingin segera memeluk Jisoo.

Bodoh rasanya mengambil keputusan sepihak dan mengorbankan Jisoo padahal dia sudah berjanji akan menebus apa yang pernah Suho lakukan pada wanita itu. Terutama ketika dia baru mengetahui jika Jisoo sedang mengandung anaknya.

Andai saja Jisoo mengatakannya lebih awal, mungkin Jaehyun akan membiarkan usaha Rosé sia-sia. Namun sayangnya, Jaehyun juga peduli pada nyawa bayi dalam kandungan Rosé saat itu. Sungguh, andai dia mengetahui keadaan Jisoo lebih awal, Jaehyun tidak akan mengambil keputusan gegabah dan membuat Jisoo masuk rumah sakit.

Melihat Jisoo sudah masuk toko, Jaehyun mengambil teh herbal yang masih hangat dan sandwich ayam yang tadi dia beli. Datang sepagi ini ke toko, Jisoo pasti melewatkan sarapannya.

Setelah menarik napas dalam dan menghembuskannya, Jaehyun menyebrangi jalan untuk sampai ke toko. Dia mendorong pintu dengan bahunya, membuat lonceng toko berbunyi dan menarik perhatian Jisoo.

Wajah yng awalnya penuh senyuman berubah seketika menjadi dingin dan penuh amarah. Jaehyun sadar dia tidak akan dimaafkan dengan mudah, tapi dia benar-benar berharap Jisoo memberinya kesempatan.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Jisoo dengan nada dingin. Dan Jaehyun bisa merasakan dadanya begitu sesak mendengar nada itu.

Berusaha terlihat tenang, dia duduk di kursi yang biasany dia pakai, lalu meletakan teh dan roti di meja. "Aku membawakanmu sarapan, kau pasti belum mengisi perutmu," ucapnya berusaha setenang mungkin, meskipun tangannya sudah sangat dingin karena gugup.

Jisoo tidak mengatakan apapun, wanita itu kembali sibuk dengan bunga-bunga yang baru dibuka. Dia diabaikan begitu saja.

Dan Jaehyun berdiri, membawa teh dan sekotak roti di hadapannya untuk diletakan di belakang konter. Setidaknya Jisoo bisa memakannya nanti. Kemudian dia menghampiri Jisoo, ikut membuka pembungkus bunga yang sepertinya baru datang tadi malam.

"Biar ku bantu," ucapnya pelan.

Jisoo menoleh padanya, lalu meletakan gunting yang sedang dipegang wanita itu. "Keluar sekarang!"

Jaehyun bisa merasakan tangannya semakin dingin. "Jisoo, aku hanya membantu agar kau tidak terlalu lelah," gumamnya mencoba setenang mungkin. Tapi Jisoo justru mendorong tubuhnya dengan kuat ke arah pintu. "Jisoo, ku mohon... Aku benar-benar minta maaf," ucap Jaehyun menahan langkahnya.

Dorongan Jisoo tidak bisa membuatnya keluar dari toko begitu saja. Jadi Jaehyun memutuskan berbalik dan meraih kedua tangan Jisoo. "Ku mohon, aku akan melakukan apapun asal kau bisa memaafkanku."

"Aku tidak mau memaafkanmu. Tidak akan pernah," seru Jisoo yang kini terlihat semakin marah.

Jaehyun ingin sekali menarik wanita dalam pelukannya, tapi mengingat bagaimana terakhir kali Jisoo memberontak dan membuat wanita itu harus dilarikan ke bagian gawat darurat, membuat Jaehyun memilih tetap diam.

Flowers Side (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang