Part 03 - Good Night

1.7K 316 50
                                    

Ada banyak hal yang membuat seseorang bersyukur, termasuk bagaimana keberuntungan membawanya terlepas dari situasi yang tidak diinginkan. Seperti halnya Jisoo yang kini bernapas lega karna bisa pulang ke rumah dengan aman. Ini semua berkat Jennie.

Jika saja temannya itu tidak berteriak di telepon karna ia terlalu lama meninggalkannya sendirian di apartemen, mungkin Jisoo akan berakhir duduk dengan canggung bersama Jaehyun di sebuah kafe.

Perlu Jisoo akui jika meskipun sedikit menyebalkan, tapi ia akan mengucapkan terima kasih pada Jennie atas pertolongan wanita itu. Dan ia sudah membawa sekotak kue dan beberapa minuman dari kafe untuk dimakan bersama Jennie.

Meskipun dia dan Jaehyun gagal makan malam bersama, setidaknya ia masih ingat untuk membawa pulang kue. Dan tentu saja Jisoo mentraktir Jaehyun kopi dan kue.

Dengan langkah yang masih semangat, Jisoo masuk ke dalam lift sambil sesekali bersenandung kecil. Jadi selain batalnya duduk canggung dengan Jaehyun, Jisoo juga mendapat kabar jika penyedia bunga bisa mengantar pesanannya besok.

Sepertinya malam ini Jisoo akan tidur dengan nyenyak.

"Aku pulang," serunya ketika sudah di dalam apartemen. Dan seolah sudah menunggunya, Jennie menghampirinya dengan wajah memberengut.

"Kim Jisoo, kau bilang sudah selesai sejak beberapa jam yang lalu, tapi kenapa baru sampai?"

Jisoo melebarkan senyumnya dan berjalan masuk ke arah dapur, sedikit mengabaikan Jennie. Dia masih belum melepas mantel atau meletakan tasnya, namun sudah mengambil piring untuk meletakan kue serta mengambil dua garpu.

"Ada sedikit kendala, jadi aku harus menyelesaikannya," jawab Jisoo pada akhirnya.

Jennie terlihat terkejut. "Apa klien Nayeon menyusahkanmu? Aiiiish jika tahu begitu lebih baik tadi aku ikut," seru temannya dengan berapi-api.

Jisoo tidak terkejut dengan apa yang dilakukan Jennie. Mereka sudah berteman baik selama tujuh tahun ini, dan tinggal bersama selama lima tahun, jadi Jisoo hafal bagaimana perilaku dan sifat Jennie.

"Dan membuatmu pingsan? Jangan bercanda. Aku tidak ingin memotong uang vendor untuk biayamu masuk rumah sakit," jawab Jisoo asal.

"A-apa? Apa kau memang sekejam ini, Kim Jisoo?"

Wanita itu menghampirinya dan melemparnya dengan bantal bulu yang ada di ruang tamu. Sedangkan Jisoo berusaha melindungi kue yang ia siapkan.

"Kim Jennie, jika kau meneruskannya aku tidak akan membagi kue ini."

"Masa bodoh dengan kue. Jika nanti kau sakit aku tidak akan membawamu ke rumah sakit dan membiarkanmu terkapar seperti ikan!" seru Jennie yang makin berapi-api. Tapi kemudian wanita itu berhenti, lalu menghampirinya. "Kenapa kau membeli kue? Bukankah kau tidak terlalu suka kue?"

"Aku tadi bertemu kenalan di sana, dan karna sebelumnya di sudah mentraktirku, hari ini aku berniat mentraktirnya."

"Apa aku mengacaukannya?" tanya Jennie meski tidak ada nada bersalah di dalamnya.

Jisoo menggeleng. "Tidak. Kau justru menyelamatkanku. Aku nyaris mati canggung di sana," jawabnya sambil bergidik.

"Memang di mana kalian kenal?"

"Toko."

Kali ini Jennie melebarkan matanya, seolah tidak percaya jika Jisoo bisa berkenalan dengan pelanggan selain yang mengikuti kelas merangkai. Jisoo bisa memaklumi itu. Karna biasanya ia hanya akan melayani seperlunya, dan selalu menolak ajakan pelanggan untuk minum kopi atau berbagi nomor ponsel.

Flowers Side (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang