NEM

225 15 13
                                    

Mana korban ghosting? Sini kumpul dulu...

💕💕💕

.

Lampu kamar Cantika telah padam. Tergantikan oleh lampu tidur yang berpendar menerangi ruangan di lantai dua itu. Suara derasnya hujan di luar sana teredam oleh earphones yang terpasang di telinga. Cantika bersenandung dalam keremangan kamar. Perempuan berstatus pengangguran itu tengah menikmati malam, sembari memandangi gelapnya langit yang menurunkan jutaan kubik air pendatang berkah sekaligus musibah itu.

Mungkin hari ini

Hari esok atau nanti

Berjuta memori yang terpatri dalam hati ini

Mungkin hari ini

Hari esok atau nanti

Tak lagi saling menyapa

Meski kumasih harapkanmu...

Bibirnya kelu setelah menyanyikan lagu yang sama selama setengah jam tanpa jeda. Kenyataan getir sekaligus melegakan yang didapatinya beberapa jam yang lalu, nyatanya tengah menjadi bahan otak dan hatinya bertarung.

Sepulang mengantar sepupunya, Cantika menghubungi langsung mengirim pesan pada Calvin. Menanyakan nama lengkap dari kakak keduanya. Entah mengapa sebagian kecil dari dalam hatinya yakin bahwa laki-laki itu adalah Bima yang dikenalnya lewat sebuah aplikasi perpesanan. Dan butuh waktu dua jam hingga teman laki-lakinya itu memberi jawaban kegundahan hatinya.

Calvin Alenski:

Bima Kesatria Siang Rinaldi. Itu nama abang ke 2 gue.

Emng knapa? Jan bilang lu kena pelet dia lagi ;(

Ingin tahu ekspresi Cantika setelah membaca pesan itu?

Teriakan, makian dan segalan umpatan dari berbagai macam bahasa yang diketahuinya dengan lancar keluar dari bibir tipisnya. Sekadar kata-kata seperti, "Sialan-Anjing-Bangke-Bangsat" hanyalah awalan. Masih banyak akhiran yang lebih kotor dan sadir yang terselip berikutnya. Andai saja Kanjeng Ibu Rahayu Yang Terhormat tengah di rumah, pasti Cantika sudah diceramahi habis-habisan. Untung saja perempuan itu sendirian di rumah dua lantai itu.

Cantika Dirayu:

Iya vin, gue udah dipelet ma abang lo. Huhu gmanaa dong ;(

Helaan napas terdengar di antara derasnya hujan. Cantika tak mengerti perasaan apa yang tengah menyelimuti hatinya saat ini. Apakah bahagia karena akhirnya bisa bertemu langsung dengan sosok Bima? Atau kecewa karena kenyataan itu diketahuinya dari orang lain, alih-alih dari yang bersangkutan?

Sebenarnya, perempuan itu ragu. Apakah Bima mengenalinya sebagai Cantika yang pernah berkirim pesan dengannya, alih-alih Cantika teman barunya Calvin. Tiga kali pertemuan tak sengaja antara keduanya, membuat Cantika sedikit berharap jika Bima memang mengenalinya sebagai Cantika yang itu, bukan "Cantika teman Calvin". Namun, apakah perasaannya akan lebih baik jika mengetahui kenyataan bahwa Bima memilih pura-pura tak kenal dirinya?

Ding ding ding ding ding ding...

Sebuah panggilan datang saat Cantika tengah menjambaki rambutnya karena frustasi. Entah karena kebetulan atau laki-laki itu punya firasat jika kawannya itu sedang tak baik-baik saja, panggilan itu datang di saat yang tepat. Calvin Alenski, nama yang tertera di layar ponselnya. Kemudian Cantika menjawab setelah mengatur napasnya agar terdengar lebih baik.

OUR STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang