SEPULUH

393 10 4
                                    

Happy reading 😚

.

Senin pagi, saat para pelajar dan pekerja sibuk berkejaran dengan waktu dan kemacetan, Cantika justru masih berkeliaran dengan kaos dan celana rumahan. Bangun kesiangan karena tidur menjelang pagi adalah rutinitasnya sejak menjadi mahasiswa. Jika dulu dengan alasan mengerjakan tugas atau nongkrong bersama kawan-kawannya, maka sekarang karena rasanya tidak ada alasan untuk bangun pagi.

Berbekal sapu dan kain lap, perempuan yang menggelung rambutnya itu pun memulai aktivitas paginya. Membersihkan ruang tamu, kamar-kamar di lantai satu, ruang tengah, hingga dapur. Sebelum berpindah ke lantai dua, halaman rumah menjadi tempat selanjutnya. Menyapu dedauan kering, mengepel teras rumah, hingga menyirami tanaman-tanaman kesayangan sang ibu.

"Rajin banget si Cantik, sekalian rumah Tante, dong!"

Salah seorang tetangga tiba-tiba berceletuk saat Cantika menyirami tanaman mawar. Membuatnya berhenti sejenak, lalu menyahut santai. "Berani bayar berapa nih, Tan?"

Sang tetangga mengibaskan tangan. "Gratis dong, 'kan masih tetangga!"

"Duh, Tante! Parkir aja dua ribu, masa jasa bersih-bersih rumah maunya yang gratisan!"

"Ya daripada kamu nganggur, 'kan? Mending bantuin Tante, dapet pahala." Wanita paruh baya itu tertawa, diikuti Cantika yang tertawa garing. "Eh, duluan ya, Cantik. Tukang sayurnya udah dateng," pamitnya sambil melambai.

Dan Cantika pun ikut melambai dan berseru, "Jangan lupa gibah-in Cantik ya, Tante! Biar pahalanya masuk Cantik, dosanya masuk Tante!"

Pukul sepuluh pagi, setelah menjemur pakaian di halaman belakang, Cantika meregangkan tubuhnya di atas sofa. Dua jam membersihkan rumah memang melelahkan. Tapi hanya itu yang bisa dilakukan olehnya agar tetap diberi makan dan uang saku dari kedua orangtuanya. Mau tak mau, semalas apa pun, pekerjaan rumah harus selalu dikerjakan.

Missed voice call [Revanio L.]

Sebuah notifikasi panggilan tak terjawab dari sang mantan pacar membuat dahi Cantika mengerut. Sepertinya ini pertama kali Revanio menghubungi selepas keduanya sepakat untuk berpisah. Rasa penasaran hadir, apakah Revanio tak sengaja memencet nomornya atau sengaja menghubungi untuk mengajak nostalgia?

Ah, masa bodoh dengan masa lalu! Menjemput masa depan itu lebih penting!

C.D:

Bang, apa yg harus dilakuin saat mantan tiba-tiba ngehubungin?

Cantika iseng menanyakan hal tersebut. Kebetulan pesan Bima yang semalam baru sempat dibaca. Sembari menunggu balasan, menonton televisi menjadi kegiatan selanjutnya. Menonton acara gosip, berita kriminal, hingga acara talkshow. Memasuki jam makan siang, ia pun berpindah untuk nongkrong di teras rumah. Menunggu tukang bakso atau mie ayam keliling langganannya.

Balasan Bima datang setelah dua jam berlalu. Seperti biasa, laki-laki itu menjadi slow respon saat bekerja dan fast respon saat malam atau hari libur.

Bima KSR:

Oh ada yg ngajak balikan ya?

C.D:

NGGAK

Bima KSR:

Oh ngajakin ngamar kali wkwk

Cantika tertawa membaca pesan tersebut. Tebakan Bima memang sempat terpikirkan oleh sisi nakalnya. Biar bagaimanapun, selama tujuh tahun bersama Revanio, Cantika sangat mengerti watak laki-laki itu.

C.D:

Ih serius nanya gue. Plis otak mesum lo singkirin dulu! 😒😒😒

Bima KSR:

Hehe maap, jadi lo masih sayang nggak?

Berpikir sejenak, bibir Cantika mengerucut saat otak dan hatinya tak menemukan jawaban yang jelas. Sayang? Entah lah. Benci? Tidak juga.

Duh, ribet!

C.D:

Gatau😣

Bima KSR:

LAH GIMANA SIH NENG🙄

C.D:

Beneran gatauuu ;(

Ting ting ting ting!

"Mang basooooo..." teriak Cantika dari depan rumah. Si penjual bakso keliling pun menyahut dan segera menghampiri. "Baso komplit pedes, Mang. Ditambahin tetelan kaya biasanya ya," pesannya.

Lima menit kemudian, semangkuk bakso yang menggoda dengan kuah memerah tersaji di depannya. Tak berlama-lama, Cantika menyantap makan siangnya dengan tenang.

Bima KSR:

Oke. Just let me know, alasan kalian putus deh

C.D:

Bosen?🤔

Bima KSR:

What?! 😨
Gue yg bangsat aja ga pernah putusin cwek karna bosen -_-

C.D:

Ya coba lo pacaran tujuh tahun tapi nggak ada peningkatan status

Bima KSR:

Oh lo pengen dilamar tapi dianya belum siap? Eh tapi kalo sayang pasti bertahan kan?

C.D:

To be honest, belum ada pikiran nikah sih

Bima KSR:

Tujuh tahun pacaran, tapi lo masih perawan?! Kalian pacaran apa main petak umpet sih neng?

C.D:

Main gundu bang ;)

Bima KSR:

HAHAHANJIR. Keknya mantan lo nggak tahan lama ya? Udah keburu crot duluan. Atau malah lo yang udah lemes duluan? Wkwk penasaran sialaaannn🤣🤣🤣

C.D:

Ga munafik deh, cocol cocol manja sih sering. Tapi ya gitu... komitmennya adalah NO SEX BEFORE MARRIED ;)

Bima KSR:

PERTAHANKAN! TUNGGU ABANG MELUNCURKAN PANAH ASMARA YA NENG, BARU BOLEH JEBOL!

"Hahaha... cowok sinting sialan!" maki Cantika sambil geleng-geleng kepala.

tbc...

Gais gais..

Jangan lupa untuk vote, komen dan subret yaa 😆😆😆

See yaa 👋👋👋

OUR STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang