Yok, happy reading! ❤️
Eits, tapi tekan bintangnya dulu ya😘
.
Melupakan sejenak soal status penganggurannya, Cantika mendorong troli menyusuri rak-rak bahan kue. Mencari-cari keberadaan bubuk full cream di antara baking powder dan soda kue. Kemudian berlanjut untuk mendapatkan beberapa pewarna makanan sesuai permintaan .
Ya, tiga puluh menit yang lalu, Cantika yang masih setia untuk mengulik situs lowongan pekerjaan, tiba-tiba diberi titah untuk berbelanja. Katanya, sang ibu sedang ingin mencoba resep kue yang ditemuinya dari google. Dan tanpa berlama-lama, setelah beberapa lembar uang merah masuk ke dompetnya, ia melesat dengan motor matic lawas milik sang ibu menuju supermarket terdekat.
Melengkapi daftar pesanan, sesekali Cantika berbalas pesan dengan Bima. Berhubung ini hari Minggu, laki-laki itu katanya sedang libur. Dan jelas sekali, waktu untuk saling berbagi cerita menjadi semakin banyak. Makanya, ponsel menjadi benda wajib yang ditenteng Cantika ke manapun.
C.D:
Males pacaran ah, bikin eneng jadi goblok 😭😭😭
Bima KSR:
Lah, abang juga. Udah capek banget disakitin mulu huhu 😥Sebelumnya, Bima bertanya seputar status Cantika. Katanya, laki-laki itu ingin memastikan jika lawan chatting-nya itu bukan pacar atau istri orang.
C.D:
Ih nggak kebalik?
Emang diapain lo sama si mantanBima KSR:
Ah, eneng belum tau aja. Langganan korban perselingkuhan gue njirC.D:
HAHA PRET. Abang kali yang selingkuh?
Bima KSR:
Jelek2 gini, abang setia lho neng. Tapi entah kenapa, mantan gue laknat semua. Alasan putus selalu itu, diselingkuhin. Kan anjeng!C.D:
Halah, abang juga anjeng. Ngewe sama banyak cewek, padahal bukan pacar!
Bima KSR:
Itu masa lalu zeyenk... 😘Setelah berputar-putar, langkah Cantika berhenti di kotak pendingin yang berjejer. Matanya menyapu berbagai jenis merk minuman yang terlihat menggoda. Setiap belanja, Cantika selalu menghitung jumlah barang yang diambil dengan kalkulator di ponsel. Antisipasi terjadi tragedy kekurangan uang saat membayar di kasir. Selain itu, jika masih ada sisa uang, Cantika bisa menggunakannya untuk membayar kebutuhan pribadinya. Itulah yang namanya strategi pengangguran dalam bertahan hidup.
C.D:
Yakin masa lalu?
Semalem yang bilang habis ngabisin lima gelas beer, siapa?!
Habis bungkus cewek juga kan?
🙄🙄🙄Cantika mengambil dua kotak susu coklat dan melemparnya ke troli. Ia melanjutkan langkah menuju kasir. Mengantri di belakang seorang ibu-ibu yang sudah hampir selesai bertransaksi.
Bima KSR:
Hehe... Enak sih, gimana ya neng ;("Bangsat!" maki Cantika saat membaca balasan Bima.
"Mbak, mulutnya ya tolong dijaga!"
Sebuah teguran serta delikan super sinis hadir dari ibu-ibu berkerudung hitam dengan gincu merah menyala yang sudah menyelesaikan transaksinya. Cantika pun meringis sungkan, sambil mengoper belanjaannya ke meja kasir. Dirinya lupa jika sekelilingnya bukan tembok kamarnya. Namun makhluk sosial yang suka men-judge orang lain dari penampilan atau tutur katanya.
C.D:
Iya bang. Yang enak emang susah ditinggalin ;(
Setelah menyelesaikan transaksi, segera perempuan itu melangkah ke parkiran. Matanya memicing mencari-cari keberadaan motor hitam dengan helm putih penuh emoticon.
"Cantik!"
Cantika menoleh ke arah kiri. Matanya membulat, menemukan sesosok laki-laki bertubuh agak subur dengan wajah penuh senyum, berjalan mendekatinya.
Revanio, mantan pacar satu-satunya itu menyodorkan tangan sambil bertanya, "Habis belanja?" Suara serak tapi lembut itu menggelitik telinga Cantika. Rupanya, efeknya masih sama. Bisa membuat Cantika panas dingin dan meneguk ludah.
Menghela napas, Cantika yang sudah bertekad untuk move on pun menjawab dengan malas. "Bukan, Re. Habis ngepelin lantai." Meskipun begitu, tangannya pun menggapai tangan Revanio dan mengarahkannya ke pelipis. Kebiasaan kampret!
Laki-laki itu tertawa, menahan tangan Cantika untuk tetap dalam genggamannya. "Kamu masih kaya dulu, lucu. Gemesnya nggak kurang-kurang."
Bola mata Cantika memutar mendengar alusan sang mantan. "As always, dong!" serunya sambil berusaha melepaskan tangannya. Untungnya, si mantan itu cukup tahu diri. Tidak menahan tangannya lama-lama.
Revanio mengulum bibir. "Kamu apa kabar?"
"Baik. Sangat baik!" jawab Cantika dengan penuh senyum. "Gue nggak pernah sebaik ini sih, btw. Putus dari lo ternyata bisa bikin gue sehat jasmani dan rohani."
"Ah, masa sih? Nggak kangen sama aku apa?"
"Hukum kangen sama mantan itu sama kaya pegang eek, Re. Najis!"
Bibir Revanio mencebik, menyentil dahi Cantika sambil berkata, "Kebiasaan deh ngomong kasar."
Enggan berlama-lama, Cantika pun segera berpamitan. "Gue duluan, Re. Males lama-lama liat muka lo. Bikin enek!" ketusnya, sebelum melambai dan mengibaskan rambut. Meninggalkan Revanio yang terbahak di tempatnya.
"Bukan enek! Tapi enak-enak, Cantik!"
Cantika mendelik, lalu berbalik. "Najis!" balasnya sambil mengacungkan jari tengah.
Tbc..
Btw, gue kalo update emang sesuka hati. 🙄🙄🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORIES
General Fiction🔞 [PINE] 🔞 Bima Kesatria sent you a friend request. ❌REFUSE ✔️ ACCEPT ✔️ ACCEPT You have a new friend. . Selamat datang di [PINE]. Selamat untuk kamu yang sudah menemukan dan menggunakan aplikasi ini. Cobalah untuk menemukan banyak teman hingga...